All language subtitles for Only for Love ep 31 [VIU subindo]

DEMI CINTA

EPISODE 31

(Sepiring ikan ini adalah Shu Yi.)

(Paman, dia sedang minum sup ikan.)

(Paman. apa kau mau
mempertahankan pacarmu atau tidak?)

(Orang lain akan
menghabiskan rebungnya.)

(Paman, apa kau sudah
membaca pesanku atau belum?)

(Dia sangat penuh perhatian dan peduli.)

(Yang terpenting, dia sangat proaktif.)

Sepertinya aku demam.

Zheng Shu Yi.

Zheng Shu Yi.

Mau ke mana kau?

Ke rumah sakit. Aku sakit.

Masuk ke dalam mobil.

(Kenapa dia muncul di rumahku?)

(Apa dia di sini untuk menemuiku)

(atau itu suatu kebetulan?)

(Tapi sekarang,)

(sepertinya aku tak berhak
menanyakan ini.)

Nona, kata dokter
aku hanya pilek dan demam.

Boleh hanya jari saja?

Bagaimana menurutmu?

Kepalkan tanganmu.

Baik, tahan.

Kenapa wanita dewasa
masih menangis karena tes darah?

Apa yang kau tangisi?

Aku tak menangis.

Aku hanya...

(Aku hanya berpikir)

(jika tak terjadi apa-apa
pada hari keempat Tahun Baru,)

(kita akan mengamati bintang-bintang
bersama sekarang.)

Tidak kusangka
akan berada di rumah sakit.

Ya.

Kau seharusnya berada
di rumahku saat ini.

(Apa aku salah dengar?)

(Bagaimana aku bisa salah mendengar
kalimat sederhana seperti itu?)

(Tidak. Kenapa dia
tiba-tiba mengatakan itu?)

Aku...

Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?

Tidak.

(Zheng Shu Yi,)

(silakan pergi ke laboratorium
untuk mengambil hasil tesmu.)

Pemandangan hari ini tampak makin indah.

Indah sekali.

Tempat ini punya banyak arti.

Jadi, aku mau datang ke sini lagi
bersamamu hari ini.

Aku juga suka di sini.

Ada apa dengan pria ini?

Ini sudah lama

dan tak ada respons.

Bahkan tak ada tandanya.

Yue.

Sebenarnya, aku...

Apa kau mau tahu
hadiah yang kubelikan untukmu?

Kau menyiapkan hadiah untukku?

Apa itu?

Ini buku untuk ujian pascasarjana.

Sangat tak cocok untukmu.

Aku punya banyak buku
yang cocok untukmu.

Akan kubawakan nanti.

Kenapa kau konyol sekali?

Aku sedang bersiap
untuk mendapatkan gelar Master

di Universitas Keuangan dan Ekonomi.

Entah apa pacarku punya waktu
untuk mengajariku.

Benarkah?

Tentu saja aku punya waktu.

Jadi, apa kau sudah
menyiapkan hadiah untukku?

Kenapa kau memberiku ini?

Karena ada "You" di namaku.

Dulu aku bagaikan perahu
yang mengapung tak jelas.

Sampai aku bertemu denganmu,

hatiku menemukan ketenangan,

dan aku merasakan keinginan
untuk berhenti.

Itu seperti menjatuhkan jangkar, 'kan?

Jadi, kau tak bisa melangkah lebih jauh.

Hanya bercanda.

Bantu aku memakainya.

Apa aku terlihat cantik?

Kau terlihat hebat.

Ini utangku pada pacarku.

Jumlah sel darah putihmu agak tinggi.

Tapi itu bukan masalah serius.

Aku akan memberimu obat.

Pulang dan minumlah obatnya tepat waktu.

Jika besok pagi kau masih demam,

kembali ke rumah sakit untuk diinfus.

-Istirahat yang banyak.
-Baik.

Kau boleh pergi sekarang.

Apa kau bisu?

Lupakan saja.

(Shi Yan, apa kau punya waktu besok?)

(Apa?)

Ini jelas kabar baik.

Kutemukan beberapa ahli
dalam teknologi cip.

Mereka memberikanku beberapa ide.

(Besok hari libur.)

(Jadi, aku mau bertemu
dan menjelaskannya padamu.)

(Shi Yan, maukah kau keluar besok
untuk menemaniku?)

(Atau aku akan pergi ke tempatmu.)

Kau benar-benar senggang.

Aku hanya bercanda.

(Shi Yan, maukah kau datang
untuk makan bersamaku besok?)

Bukankah kau tadi bilang
ini soal pekerjaan?

Kau sudah bangun.

Kau akan pergi besok?

Kau mendengarnya?

Aku mendengar sedikit.

Kau bahkan mau mengendalikan hal ini?

Aku tak mau mengendalikan.

Aku hanya tanya.

Jadi, apa kau mau aku pergi?

Tentu saja aku tak mau kau pergi.

Zheng Shu Yi.

Dari peran apa kau bicara saat ini?

Karena kalender mengatakan
tak baik untuk bepergian besok.

Akan terjadi krisis besar.

Tidur lagi.

Aku serius. Hati-hati besok.

-Halo.
-(Halo, Shu Yi.)

(Apa kau sibuk sekarang?)

Aku tak sibuk.

Aku hampir selesai istirahat.

Aku mau kembali bekerja.

Apa pamanmu setuju?

Aku belum menanyakannya.

Dia sibuk akhir-akhir ini
dan tak punya waktu untuk mengurusku.

(Bagaimana kalau kita pergi makan malam
setelah kau selesai bekerja?)

Jangan ini. Aku sakit.

Kau sakit?

Apa kau baik-baik saja? Apa itu serius?

Bukan apa-apa, hanya sedikit demam.

(Apa kau sudah menemui dokter?)

Aku sedang diinfus di rumah sakit.

Bagaimana itu bisa tak serius
jika perlu infus?

Apa ada yang menemanimu?

Tidak apa-apa. Hanya penyakit ringan.

Aku mau memanggil perawat. Sudah dulu.

Baik, jaga dirimu.

Apa yang kau inginkan?

Shu Yi sedang sakit.
Dia sakit parah. Dia sendirian.

Tidak ada yang merawatnya.
Menyedihkan sekali dia harus diinfus.

Aku selesai makan.

Jangan bergerak.

Kau di sini sendirian untuk diinfus
dan masih berani tidur.

Kau benar-benar ceroboh.

Kenapa kau datang ke sini?

Sudah kubilang tetap di rumah.

Bukankah kau adalah krisis terbesar
dalam takdirku?

Kau datang ke sini
untuk menyiksa para lajang.

Apa masih ada rasa kemanusiaan?

Apa karena aku bicara terlalu keras?

Maaf, silakan lanjutkan.

Apa kau mau pergi?

Terima kasih untuk pakaianmu.

(Jangan mengambilnya.)

(Biarkan aku terus memakainya.)

Apa kau mau tetap di sini?

Aku terlalu pusing untuk berjalan.

Mulai lagi.

Zheng Shu Yi.

Apa kau begitu yakin
kalau aku akan jatuh cinta padamu?

Jangan panggil aku
dengan nama lengkapku.

Kedengarannya sangat menakutkan.

Zheng Shu Yi, jangan ubah topik.

Aku tak bermaksud seperti itu.

Aku tak berani.

Aku hanya sedikit lemah.

Teruslah pura-pura.

Aku tak pura-pura.

Sebenarnya,

aku tak selalu berbohong padamu.

Untuk jangka waktu yang lama
saat aku mengenalmu,

aku memang pura-pura.

Tapi kemudian,

itu semua sepertinya menjadi kebiasaan.

Setiap kali melihatmu,
aku akan bersikap seperti itu.

Aku tak tahu
kapan perubahan ini dimulai,

atau jika itu masih dianggap pura-pura.

Aku bahkan tak tahu

kapan aku mulai bersungguh-sungguh,
bukan hanya berpura-pura.

Aku juga tak tahu

kapan aku mulai menyukaimu.

Shi Yan,

akulah penyebab awal kita
yang tak sempurna.

Tapi aku sangat menyukaimu.

Aku mau punya akhir
yang sempurna bersamamu.

Oh.

Apa artinya itu?

Apa kau percaya atau tidak?
Katakan sesuatu.

Apa artinya itu?

Itu semua tergantung pada kinerjamu.

Aku tak tahu bagaimana caranya.

Kenapa kau tak memberitahuku
beberapa poin yang penting?

Apa kau mau aku melakukan
"ujian telanjang" (ujian buku tertutup)?

"Ujian telanjang"?

Bagaimana kau mau
melakukan "ujian telanjang"?

Tidak apa-apa jika tak mau beri tahu.
Jangan buat lelucon yang tak pantas.

Bukan itu yang kumaksud.

Zheng Shu Yi.

-Apa lagi?
-Apa kau melupakan sesuatu?

Apa yang sudah kulupakan?

Coba pikir.

Aku lupa mengucapkan terima kasih
karena sudah mengantarku pulang.

Aku tahu ini hujan deras.
Tapi aku sedang menunggu pacarku.

Ya, aku sudah punya pacar.

Hati-hati. Terima kasih.

Apa yang kau pikirkan?

Tidak ada.

Hanya memikirkan
pertama kali kita bertemu.

Aku menolak tawaranmu
untuk mengantarku pulang.

Aku merasa seperti
melewatkan seluruh dunia.

Siapa bilang itu pertemuan pertama kita?

Apa itu sudah lama sekali?

Mungkinkah saat aku masih kuliah?

Tidak mungkin lebih awal dari itu.

Aku baru datang ke Jiangcheng
saat kuliah.

-Kenapa?
-Pulanglah.

Katakan padaku. Aku tak ingat.

Jika kau tak bisa mengingatnya,
jangan pikirkan itu.

(Shu Yi, apa kau merasa lebih baik?)

(Aku baik-baik saja.
Terima kasih untuk hari ini.)

(Terima kasih untuk apa?)

(Bukan apa-apa.
Terima kasih atas perhatianmu.)

(Kau terlalu sopan.)

(Jadi, kau akan kembali bekerja?)

(Ya. Aku tak ada kegiatan di rumah.)

(Aku akan masuk kantor besok.)

Apa Shi Yan bicara
tentang aku menghapus kontaknya?

Tidak, jelas tidak.

Dia harus mengirimiku pesan
untuk mengetahuinya.

Jika dia mengetahuinya,

bagaimana dia bisa begitu tenang
dan menceritakannya padaku?

(Yue, berikan kontak WeChat pamanmu.)

(Apa kau tak punya?)

(Aku tak sengaja menghapusnya.)

(Shu Yi, aku bukan anak kecil lagi.)

(Aku tak akan memercayai itu.)

(Harus semabuk apa sampai tak sengaja
menghapus kontak seseorang?)

(Jangan tanya.)

SHI YAN

(Terlalu senggang?)

(Aku tak senggang.)

(Aku serius memikirkan sesuatu)

(yang mau kutanyakan padamu.)

(Bicaralah.)

(Seperti apa pacar idealmu?)

(Pendiam,)

(terhormat,)

(serius.)

(Zheng Shu Yi,
jurnalis di Financial Introduce,)

(punya kepribadian yang pendiam,
pekerjaan yang terhormat,)

(dan berdedikasi menulis dengan serius.)

(Kurasa aku adalah pacar idealmu.)

(Benarkah?)

Apa aku biasa bicara seperti ini?

Kalimat rayuan yang norak di internet
bisa menjadi masalah.

(Hentikan. Jangan kirim lagi.)

(Berhenti berlangganan sekarang.)

(Jika terus mengirimkan ini,
kau akan melihat berita)

(gadis muda cantik
yang jatuh sampai mati.)

(Bukankah kau mau lihat)

(dirimu yang pendiam, terhormat,
dan serius?)

Aku tak bisa membicarakan hal ini lagi.

Apa yang dipikirkan Pak Shi?

Perusahaan tak akan bangkrut, 'kan?

Kalau begitu, aku harus bergegas
memperbarui resumeku.

Bagaimana situasinya sekarang?

Shi Yan.

Dengarkan saranku.

Mari kita mundur dari Le'an.

Jika kau bersikeras terus seperti ini,

tak hanya akan melukai hati orang-orang,

tapi juga mengguncang fondasi Yunchuang.

Paman Tian.

Ini memang masa tersulit bagi Le'an.

Tapi ini bukan jalan buntu.

Sebagai mitra, tak sopan menarik diri
di tengah kesulitan mereka.

Sebagai investor,

itu bukan pilihan terbaik
untuk keluar dengan kerugian sekarang.

Shi Yan.

Apa maksudmu
kami salah dan tak bijaksana?

Tentu tidak.

Aku memahami pemikiran kalian berdua.

Aku tak butuh pengertianmu.

Aku tak pernah percaya melakukan sesuatu

yang pasti akan gagal.

Kau tak bisa membiarkanku membayar
untuk keputusan yang aku tahu salah.

Aku tak akan melakukan itu.

Lalu, begini saja.

Apa pun hasilnya,

aku akan tetap membayarmu
dan Paman Zhang

sesuai dengan perkiraan tingkat laba
dalam laporan investasi.

Shi Yan, kau tak muda lagi.

Aku akan memanggilmu Pak Shi.

Pak Shi, kita tak boleh gegabah
dalam melakukan sesuatu.

Jangan menunggu sampai ada masalah

dan membiarkan ayahmu
yang membereskannya.

Omong-omong,

Pak Zhang dan aku

tak hanya mementingkan uang.

Terima kasih, Pak Tian dan Pak Zhang,
atas pengertian kalian.

Chen Kang dan aku akan
menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Kau kembali.

Coba kulihat apa terlihat kelelahan.

Kenapa kau menjadi lebih energik
setelah sakit parah?

Kau terlihat lebih cantik.

Seseorang pasti sudah
melakukan keajaiban.

Shu Yi.

Yi Yang.

Kudengar kau sakit
selama dua hari terakhir.

Kau baik-baik saja sekarang, 'kan?

Kau tampak cerah sekarang.

Kau terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Yi Yang, ada sesuatu
yang mau kukatakan padamu.

Apa aku boleh mengundang
jurnalis cantik ini

untuk makan malam denganku
dan membahasnya lebih lanjut?

Tentu.

Apa ada sesuatu di wajahku?

Aku merasa ada sesuatu
yang berbeda denganmu.

Aku merasa kau menutup diri
untuk sementara waktu.

Kau tampak murung setiap hari,

seperti akan turun hujan.

Tapi sekarang,

sepertinya hujan sudah berlalu
dan matahari sudah terbit.

Apa karena Shi Yan?

Kami akan segera rujuk.

Rujuk?

Pria sukses dan berpengalaman
seperti Shi Yan

selalu berhati-hati dan tenang.

Setelah mengalami kerugian sebesar itu,

bagaimana dia bisa memaafkan
dengan mudah?

(Ya.)

(Pria seperti Shi Yan
pasti tak akan memaafkan)

(seseorang yang sudah bohong
begitu saja.)

(Tapi dia memaafkanku)

(dan terus memanjakanku.)

Shu Yi,

aku tak akan menyerah.

Aku akan mengalahkan Shi Yan
dalam bisnis dan cinta.

Lihat saja.

Aku datang ke sini untuk memberitahumu

entah aku akan rujuk
dengan Shi Yan atau tidak,

tak ada peluang di antara kita.

Walau kau tak menyerah,

aku tak akan berubah pikiran.

Kita tak mencintai seseorang
hanya karena dia baik.

Mencintai seseorang
tak perlu perbandingan.

Kita akan menganggap dia yang terbaik,
apa pun yang terjadi.

Aku merasakan hal yang sama padamu.

Zheng Shu Yi.

Menyukaimu adalah urusanku sendiri.

Jangan merasa terbebani
dengan perasaanku padamu.

Jika kau belum siap menerimaku,

aku masih berharap
kita masih bisa punya kesempatan

untuk bertemu, makan,

dan mencoba hal-hal menarik bersama.

Tidak, aku khawatir pacarku
akan keberatan.

Xing Zhou,
ada apa denganmu akhir-akhir ini?

Klien-klien mengeluh padaku.

Kau harus bergegas
dan meminta maaf secara langsung.

Ya.

-Hei, Le Zhi.
-(Xing Zhou.)

(Aku sudah bicara dengan Personalia.)

(Kau bisa datang wawancara di Yunchuang
dalam dua hari.)

-Benarkah?
-(Kau harus bersiap dengan baik.)

(Seharusnya tak ada masalah.)

Tenang. Aku pasti akan
mempersiapkannya dengan baik.

Le Zhi, terima kasih.

(Xing Zhou, aku bersikap baik padamu.)

(Kau harus membalasnya di masa depan.)

Le Zhi, aku pasti akan memperlakukanmu
dengan baik selama sisa hidupku.

Sudah berapa lama
sejak kita tak minum bersama?

Sudah cukup lama.

Ya.

Kita selalu saja minum sendirian.

Ayah lebih bebas daripada aku.

Aku masih harus bekerja di siang hari.

Saat kau kecil,

Ayah berpisah dengan ibumu

dan menjadi sibuk dengan pekerjaan.

Ayah kurang perhatian padamu.

Lalu, kuserahkan tanggung jawab padamu

dan kau sibuk lagi.

Kami sebagai orang tua,

merasa kurang perhatian
atau membesarkan dengan baik.

Ayah mengabaikan kebutuhan emosionalmu.

Lihatlah dirimu.

Kau bahkan belum punya
hubungan yang baik.

Apa maksud Ayah?

Aku baik-baik saja sekarang.

Aku baik-baik saja dengan Shan Shan.

Aku seperti Ayah.
Aku suka kebebasan dan tak dikekang.

Jadi, aku tak tahu
bagaimana cara mencintai dan dicintai.

Tapi setelah bertemu Shan Shan,

aku tiba-tiba mengerti yang kuinginkan
dan menjadi lebih bertekad.

Kami berdua sama-sama serius.

Jadi, aku akan bekerja keras
dan juga punya hubungan yang baik.

Itu bagus.

Mari kita bicara tentang Ayah juga.

Ayah dan Nn. Yi.

Dia...

Dia selalu punya kekhawatiran

dan tak pernah mau

memasuki lingkaran sosial Ayah
atau keluarga kita.

Ingat tempo hari di peternakan kuda?

Apa itu karena aku?

Biarkan aku bicara dengannya.

Baik.

TANG YI

Halo?

Apa?

Bagaimana kabarmu sekarang?

Jangan bergerak. Aku segera datang.

Kakimu bengkak.

Tidak ada yang serius.

Aku sedang mandi tadi,

kamar mandinya terlalu licin
dan terpeleset.

Akan kuambilkan sedikit es
untuk kompres.

-Bagaimana dengan di sini?
-Tidak sakit. Di sini.

Kau harus berhati-hati.

Aku ingin sekali berada di sisimu.

Kita harus saling menjaga.

Guan Ji mau bicara denganmu.

Guan Ji?

Apa kau tak keberatan?

Biar kupikirkan dulu.

Kuambilkan es untukmu.

Shu Yi, sedang apa kau?