All language subtitles for CSI.Crime.Scene.Investigation.S14E09.Check.In.And.Check.Out.720p.AMZN.WEB-DL.DDP5.1.H.264-NTb

Operator 911. Apa situasi daruratmu?

Aku di Motel Sky View.

Aku sedang mengantar pesanan.

Kirimkan petugas. Sepertinya mereka mati.

- Pelan-pelan.
- Aku tak pasti, tapi...

Ceritakan yang terjadi.
Apa ada yang terluka?

Ada darah. Darah di mana-mana.

Ini TKP yang berantakan.

Jika tak percaya,
tanyakan pengantar piza di sana.

Dia yang melapor?

Ya, dia sedang mengantarkan piza
ke kamar yang berdekatan.

Pintu kamar 114 agak terbuka,
jadi, dia melongok.

Apa yang ditemukan?

Dua orang korban. Tuan dan Nyonya Smith.

Nama yang orisinal. Ada yang tahu
siapa mereka yang sebenarnya?

Tidak.

Entah apa yang mereka perbuat
hingga pantas begini.

63, 64,

65, 66, 67,

68, 69, 70,

71, 72...

- Bicaralah padaku, David.
- Aku coba memastikan jumlah luka tusuk.

Tapi jujur saja,
terlalu banyak untuk dihitung.

Ini seram.

Tunggu sebentar.

Tunggu. Aku pernah kemari.

Ya, ada kasus overdosis di jalan
beberapa waktu lalu.

Ya, itu di motel. Maksudku,
di kamar ini, persis yang ini.

Aku pernah kemari.

Kamar 114.

Aku ingat pemandangan neon itu
dari jendela itu

Ini kamarnya.

Kau benar. Kita pernah kemari.

Ya, itu pembunuhan dengan mutilasi.

Korban berusia 20-an.

Itu sekitar dua bulan lalu.

Tidak, kurasa lebih baru.

Pasangan juga. Tapi yang wanita
dipukul di kepala dalam tidurnya.

Aku sangat yakin itu mutilasi.

Maaf, tapi kalian benar.

Aku telah dua kali ke sini.

Sekali untuk kasus mutilasi,
dan sekali lagi untuk pasangan itu.

Sekarang ini.

Ada yang dapat firasat buruk
soal tempat ini?

Ya, ini kamar motel tersial di dunia.

Baik. Berarti tiga TKP pembunuhan
di tempat yang sama.

Pasti terkait, bukan?

Mungkin ada hubungan antara para korban

atau pembunuh memiliki
semacam fiksasi aneh.

Aku belum siap
membicarakan kejahatan masa lalu.

Harus fokus pada yang ini dahulu.

Ya, aku mengerti.

Aku akan periksa kamar mandi.

Sudah berapa lama jadi manajer di sini?

Sejak belajar berjalan.

Orang tuaku mendirikan motel ini.
Jadi, ya, aku besar di sini.

Kini semua jadi milikku.

Tahu siapa yang mungkin lakukan ini?

Bukankah tugas kalian mengungkap itu?

Kami tahu kami bukan hotel mewah,

tapi jika harus menurunkan tarif lagi,

sekalian menjadikannya indekos saja.

Ya. Jadi, ada sekitar 20 kamar di sini?

Ceritakan soal para penghuninya.

Seperti tertulis di papan itu.

Per malam, per minggu, dan per bulan.

Aku butuh daftar namanya.

Itu akan jadi masalah.

Bukan aku tak mau memberikannya,
hanya saja, tak punya.

Ayolah. Tempat ini 39 dolar per malam.

Jika orang punya uang,
apa peduliku soal nama mereka?

Dengar. Mereka bukan pembunuh.
Percayalah padaku.

- Bagaimana kau tahu itu?
- Tak ada yang semenarik itu di sini.

SAMPO

GUNTING LURUS

KUITANSI TOKO OBAT

Hei, Finn.

Tampaknya keluarga Smith ada tamu semalam.

Handuknya lembap, dan kutemukan
rambut merah di pembuangan air.

Itu tak cocok dengan para korban.

Ada tiga sikat gigi di sekitar wastafel.

Kutemukan kuitansi untuk satu sikat gigi
dari toko obat di pojok jalan semalam.

Jadi, tamu yang tak diundang.

Ada lagi.

Mereka juga beli sampo dan sebuah gunting,

yang telah hilang sejak itu.

Mungkin senjata pembunuh.

Jadi, ada seseorang di sini
sebelum pembunuhan dimulai.

Ya, yang mandi dan, entahlah,
dilihat dari sikat gigi itu,

mungkin berencana menginap.

Jadi, ada masalah apa?

Aku telah melakukan ini cukup lama,
tak ada yang mengejutkanku.

Tapi jika ada kasus yang bisa,

hanya karena kekejamannya belaka.

Lebih dari seratus luka tusukan
di tiap korban.

Jelas melebihi yang diperlukan

jika tujuannya sekadar membunuh mereka.

- Bisa lihat itu?
- Ini melebihi yang terkadang kita lihat

dengan kejahatan karena cinta
dan kemarahan ekstrem.

Ini kegilaan.

Nama mereka sungguh Smith.

Richard dan Ann.

Menurut keluarga, mereka dari Flagstaff
untuk konvensi mainan antik dan koleksi.

Itu menjelaskan boneka di kamar itu.

Kedengarannya mereka orang baik.

Sang istri sukarelawan, menjalankan
terapi hewan peliharaan di panti jompo.

Suami bekerja dengan tunawisma.

Bersih.

Tentu bukan kali pertama, yang bersih
menuruti sisi hitam mereka di Vegas.

Mereka mungkin mengundang seseorang
ke kamar motel, membumbui hidup mereka.

Jika benar,

mereka mendapatkan lebih
daripada yang diharapkan.

Hei. Jadi, aku menarik berkas

dari dua TKP pembunuhan motel lainnya.

Aneh, bukan?

Bahwa pembunuh akan terpaku
pada satu kamar?

Menurutmu apa pentingnya?

Kenapa dia merasa perlu membunuh di sana?

Itu bila kita beranggapan
ini semua perbuatan pembunuh yang sama.

Mungkin tak ada hubungannya.

Bahwa kau mencari pola, padahal tak ada.

Jadi, adalah kebetulan tiga pembunuh
yang tak terkait memilih satu kamar ini?

Aku hanya bilang kita belum tahu.

Baik. Yang pertama, Mark Bell.

11 pekan lalu dia tinggal di kamar 114
setelah diusir kekasihnya.

Ya, aku ingat. Aku menangani kasus ini
dengan Finn.

Pembantu menemukannya
terikat di tempat tidur,

dengan koyakan parah di kakinya.

Kakinya hampir putus.

Dia tewas kehabisan darah.

Sebilah pisau berdarah
ditemukan di lantai.

Terlalu bergelimang
untuk dapat sidik jari yang layak.

Para penyidik saat itu

mengira serangan itu
terkait utang narkoba.

Mengira pengedar mengirimkan pesan.

Empat pekan yang lalu,

serangan kedua di kamar.

Alex dan Tina Garnez.

Aku dan Nick menangani kasus ini.

EMPAT PEKAN SEBELUMNYA

Rumah mereka disita.

Mereka telah berbulan-bulan tinggal
di mobil.

Tn. Garnez akhirnya mendapatkan pekerjaan.

Pindah ke motel itu seharusnya
sebuah kemajuan.

Malam itu dia diam-diam merokok
di kamar mandi

selagi istrinya tidur.

Pembunuh mulai dengan istrinya.

Memukulnya selagi dia tidur.

Lalu dia pasti mengejutkan Tn. Garnez
di kamar tidur.

Mengalahkannya.

Dia selamat.

Masih dalam pemulihan di rumah sakit.

Lalu semalam,

Tuan dan Nyonya Smith.

Masih berpikir kita menghadapi
kejadian acak tak berkaitan?

Baik, Finn. Sampai jumpa di lab.

Ayo buka pintunya. Aku lihat kau di dalam.

- Hei.
- Aku tidur semalam.

Aku tak terlibat. Sudah beri tahu polisi.

Ya. Bagus. Aku tak datang
untuk menginterogasimu.

Tampaknya kau menganggap tempat ini
sebagai rumahmu.

Aku rasa kau melihat
semua yang terjadi di sini.

Lihat ada yang aneh?

Ada orang mencurigakan yang berkeliaran?

Bukan tempatku menghakimi orang lain
seperti itu.

Hanya Tuhan yang boleh.

Benar.

Tuhan akan ingin kau membantuku
menangkap pembunuh, bukan?

Maaf.

Tolonglah, Pak.

Ayolah.

Suami-istri dibunuh secara kejam semalam.

Seorang wanita beberapa minggu lalu.
Seorang pemuda sebelum itu.

Semua di kamar yang sama,
semua korban tak berdosa.

Tak berdosa?

Tak ada yang tak berdosa di dunia.

Kita semua pendosa.

Ya, itu tak sungguh membantu
dalam mengerjakan tugasku.

Mereka dipanggil Tuhan.

Itu rencana Tuhan.

- Tugasmu telah selesai.
- Ya, aku hanya...

Mungkin penyesalan terbesarku
soal pekerjaan ini.

Aku tahu terlalu banyak soal seprai hotel.

Juga karpet hotel.
Jangan bertelanjang kaki.

Jadi, ada tiga seprai berbeda
dari tiga TKP berbeda.

Aku telah periksa DNA-nya.
Seprai di sebelah kiri

dari TKP pembunuhan pertama.

Aku rasa itu sudah ada di kamar itu
entah sudah berapa lama.

Cukup lama untuk aku bisa mengenali
profil DNA 26 individu.

- Astaga.
- Ya. Seprai pengganti di sana

hanya tujuh pekan di kamar itu.

Jadi, kontribusi lebih sedikit.

16 DNA individu.

Lalu seprai ketiga dari TKP semalam.

Hanya menghasilkan sembilan kontributor.

Tapi ini situasinya.

Salah satunya, pria,
ditemukan di ketiga seprai.

Satu orang, orang yang sama
ada di kamar itu

sebelum tiap pembunuhan?

Telah periksa sampelnya melalui CODIS?

Sedang diperiksa.

Ini dia.

Randal Wicks, 22 tahun.

Dia pasti baru ditambahkan ke sistem.

Itu alasannya, penganiayaan seksual
dua pekan yang lalu.

Lihat di mana dia ditangkap.

MOTEL SKY VIEW
KAMAR 114

Itu motel yang sama. Kamar yang sama.

Aku akan hubungi Brass,
minta lakukan pencarian.

Si hebat telah jatuh, ya, Randall?

Dahulu kau penari utama
di pertunjukan tari erotis pria Tangiers.

Bagaimana kau biarkan itu lepas?

Entahlah. Aku bosan. Berhenti.

Mungkin kau menemukan
kegiatan yang lebih menarik, ya?

Astaga. Apa ini?

Tiga pembunuhan terpisah
di kamar yang sama, di Motel Sky View.

DNA-mu ditemukan di kamar itu
setelah tiap kejahatan itu.

Apa?

Tunggu dahulu. Motel Sky View?

Apa di kamar 114?

Aku sering memakai kamar itu.

Untuk pekerjaan.

Jadi, kau seorang PSK?

Aku seorang pejantan.

Membuat para ibu rumah tangga frustrasi
merasakan sesuatu yang baru.

Baik. Bagaimana dengan ibu rumah tangga
yang kau pukuli di kamar 114.

Dakwaan penganiayaan seksual.

Atau itu bagian dari pengalaman
menunggang kuda poni?

Itu pembelaan diri.

Aku serius. Aku mencemaskan hidupku.

Baik.

Aku bertemu seorang wanita di sana.

Awalnya normal.

Lalu kami mulai bermesraan, dan...

Entahlah. Dia menggila.

Mulai berhalusinasi atau semacamnya,

berteriak ke dinding.

Sungguh aneh.

Kenapa?

Apa yang membuatnya begitu?

Aku bukan dokter,

tapi seks itu pasti mencengangkannya.

Ya, pasti begitu.

Baiklah,

selain dirinya berengsek,
bagaimana menurutmu?

Dia tetap mungkin pembunuhnya.

Masalahnya, kita hanya punya bukti DNA,

dan tak bisa sanggah keterangannya
soal bagaimana dia ada di kamar itu.

Kita punya saksi mata
yang bisa mengenali Randall.

Alex Garnez, sang suami,

penyintas yang istrinya dipukul
di kepala empat pekan lalu.

Dia cedera kepala parah.

Masih di rumah sakit,
entah bagaimana kondisinya.

Aku telah bicara ke dokternya.

Dia bilang dia alami gangguan psikologis.

Diawasi untuk kemungkinan bunuh diri
setelah sekali gagal.

Tapi secara fisik,

dokter bilang cukup kuat
untuk bicara pada kita

Tn. Garnez.

Aku Brody, dan ini Sanders dari CSI.

Maaf, tapi kami perlu bicara denganmu

soal malam kau dan istrimu diserang.

Berapa banyak yang kau ingat?

Entahlah. Aku...

Aku ingat dia hanya terbaring di sana,

hanya terbaring di sana.

Lalu seluruh darah di sekelilingnya...

Kami pacar SMA.

Kau melihat orang yang menyakiti kalian?

Kau ingat wajahnya?

Aku bisa melihat dia

berdiri di atasnya.

Memukulnya berulang kali,

dan...

aku tak berdaya.

Aku tak bisa menghentikannya.

Seolah ada dinding antara kami.

Namun, aku tetap bisa mendengar
suara memualkan dari pukulan

demi pukulan.

Tn. Garnez.

Kami mau menunjukkan sejumlah foto wajah.

Tolong beri tahu kami jika ada dari mereka

mirip dengan pria yang kami maksudkan,
mengerti?

Dia tak ada di sana.

Yakin?

Tak ada dari ini

adalah pria yang membunuh Tina-ku.

Hodges, kau kirim pesan "911" padaku?

Ya.

Apa pesan daruratnya?

Maaf. Tersangkamu.

Dia lari dari motel
bertelanjang kaki, bukan?

- Ya.
- Namun, tak meninggalkan sepatu.

Mungkin dia menenteng sepatunya.

Terlalu terburu-buru untuk memakainya.

Mungkin. Tapi ada sebotol sampo

yang ditemukan Nick di kamar mandi.

Itu mengandung satu persen permethrin,

obat kutu rambut.

Aku telah periksa ke Dok.

Suami-istri Smith tak menderita kutu.

Jadi, sampo itu untuk sang tamu.

Ya. Kemungkinan sang pembunuh.

Nick menemukan residu di dinding pancuran.

Aku telah mengujinya, itu mengandung
lima persen permethrin.

Permethrin, untuk kutu rambut.

Bukan. Ini lima persen dalam krim badan.

Takaran resepnya digunakan
untuk mengobati kudis.

Aku tak mau tampak tak peka,

tapi tak bersepatu, kutu, dan kudis,
semua terdengar seperti tunawisma untukku.

Richard Smith bekerja dengan tunawisma
di Flagstaff.

Dia mungkin sedang lakukan penjangkauan,
mau bantu seseorang,

menariknya dari jalanan.

Aku telah cari informasi.

Ada penampungan lokal
bernama Street Saviors

yang terjangkit wabah kudis pekan lalu,

tempat mereka membagikan
resep krim yang sama ini.

- Penyampaian klimaks yang hebat.
- Bagian dari daya tarikku.

Semua dalam penyampaian.

Yang biasa.

Ya. Rasa buah.

Baik. Terima kasih.

Hei. Aku telah bicara
ke beberapa pekerja penjangkauan.

Mereka lihat seorang pria sebelumnya,
seorang bernama Rudy.

Dia pengunjung tetap.

Dia bertelanjang kaki,
memakai pakaian bernoda darah.

Terdengar seperti pelaku.

Ya. Menurut penduduk lokal,
dia suka berkumpul di bawah jembatan.

Ada yang melihat Rudy?

Kau lihat Rudy?

Kau kenal Rudy?

Rudy tinggal di mana?

Hei, Pak Tua. Kawan.

Lihat Rudy?

Rudy!

Ada apa?

Apa saja yang telah kau lakukan?

Apa?

Kau harus ikut kami, Rudy.

Disebutkan di berkasku ini
bahwa kau pernah dirawat di RSUD.

Mengalami gangguan jiwa?

Ya, aku punya sejumlah masalah.

Kau didiagnosis apa?

Skizofrenia, gangguan bipolar,

gangguan kecemasan, paranoia...

Tak apa-apa, kami mengerti.

Kau mengenali mereka berdua?
Richard dan Ann?

Mereka malaikat.

Apa maksudmu?

Mereka menyelamatkanku.

- Bagaimana?
- Saat itu aku sedang di jalanan,

depan toko obat di Cramer.

Itu dekat Motel Sky View.

Aku terkadang ke sana untuk mengemis,
dan aku...

Orang-orang itu menyergap dan memukuliku,

dan mengambil uang kecilku,

mengambil sepatuku.

Kondisinya mungkin akan lebih buruk,

andai Richard dan Ann
tak mendadak muncul dan mengusir mereka.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Sudah kubilang mereka malaikat.

Mereka...

Mereka bertanya jika mau tinggal
di kamar motel bersama mereka,

lalu membelikanku sikat gigi dan lainnya,

dan mengizinkanku mandi
dan membersihkan diri.

Ada yang terjadi setelah mandi?

Ada yang terjadi, bukan?

Aku tak tahu.

Aku tak ingat.

Ayo, Rudy, berpikirlah.

Pikirkan baik-baik.

Tidak!

Di sana ada boneka-boneka itu,

dan jumlahnya banyak sekali,

mereka pun mulai bicara padaku.

Mereka memandangiku.

Menyerahlah, Rudy.

Apa yang mereka katakan, Rudy?

Apa boneka-boneka itu menyuruhmu
lakukan ini?

Aku...

Aku lakukan itu, bukan?

Aku lakukan itu dengan gunting.

Aku melukai mereka.

Bagaimana dengan mereka?

Kau melukai mereka juga?

Aku tak tahu.

Terkadang kita lupa bahwa kita
mesin yang rapuh dan kompleks.

Hanya dibutuhkan
beberapa korsleting sinapsis

atau kerusakan saraf,

lalu semua tak bekerja dengan benar.

Kau baru menangkap pembunuh, Jules.

Aku tahu. Tapi kenapa aku merasa bersalah?

Karena dia tampak seperti orang baik

yang dapat kartu jelek dalam hidup.

Dia terbukti membunuh
Tuan dan Nyonya Smith.

Bagaimana dua penyerangan lain?

Aku bisa periksa semua bukti
dan bangun kasus.

Dia jelas tersangka utama kita.

Dia sering berada di daerah itu
dan pastinya tak stabil.

Kerjamu bagus.

Kau telah kerja keras menangani kasus ini.

Pulang dan beristirahatlah.

SATU PEKAN KEMUDIAN

Tenang!

Satu ditambah satu, dua.
Satu untukku, satu untukmu.

Dua ditambah dua, empat.
Itu dua lebih banyak.

Tiga ditambah tiga, enam.
Tongkat lurus dan bengkok. Pergi!

Satu ditambah satu, dua.

Satu untukku, satu untukmu. Dua ditambah
dua, empat. Itu dua lebih banyak.

Satu ditambah satu, dua.
Satu untukmu, satu untukku.

Dua ditambah dua, empat. Dua lebih banyak.

- Tiga ditambah tiga, enam.
- Nyonya.

- Tongkat lurus dan bengkok.
- Letakkan botol itu, dengar?

Empat ditambah empat, delapan.
Camar di gerbang.

- Lima ditambah lima, sepuluh.
- Hei! Dengar kataku?

Letakkan botol itu!

Ricky tak mengikuti arahan.

Dia tak pernah mengikuti arahan.

Terima kasih.

Sungguh, terima kasih.

- Terima kasih.
- Tak masalah.

Hei!

Apa dia menginap di motel ini?

Ya, baru malam ini.

Kamar berapa?

Terjadi lagi.

Bagaimana bisa begini?

Aku kira pembunuh sudah kita tangkap.
Apa kita buat kesalahan, Jules?

Keliru soal tunawisma itu?

Tidak. Rudy bersalah.
Mungkin bukan untuk ketiganya,

tapi jelas membunuh pasangan Smith.

- Lalu bagaimana menjelaskan ini?
- Entahlah.

Pasti tak terkait.

Tak terkait?

Empat pembunuhan di kamar yang sama

dalam rentang tiga bulan.

Itu pasti terkait, bukan?

Baik, maaf. Dengar.

Siapa para pemain kita malam ini?
Siapa yang kita bicarakan di sini?

Tersangka seorang wanita.

Guru matematika SMA, 28 tahun.

Korban salah seorang muridnya.

Bersama di kamar motel mesum
bertarif 39 dolar semalam.

Dengan lingerie, kondom, alat bantu seks,
dan alkohol.

Kira-kira apa yang terjadi di sini, ya?

Ya. Menurut situs web sekolah itu,
dia baru terpilih sebagai Guru Terbaik.

Aku yakin dia guru terbaik.

- Hei.
- Hei.

Ini mungkin terdengar gila,
tapi aku berpikir

ini tak seperti kelihatannya.

Aku tak percaya
guru itu tidur dengan muridnya.

Ya, kau benar. Itu terdengar gila.

Dengarkan surat suara di teleponnya ini.

Bu Stone, ini Matthew.

Aku bingung. Orang tuaku minum miras
dan bertengkar,

aku tak bisa pulang.

Aku ada di sebuah motel, tapi aku takut.

Tak tahu harus telepon siapa lagi.

Maaf, tapi tolonglah aku.

Bu Stone, kami coba memahami

kejadian di kamar itu.

Tapi kami butuh bantuanmu untuk itu.

Anak itu, Matthew, pasti menceritakan
kisah yang sangat sedih

untuk memancingmu ke hotel itu.

Jelas dari barang-barang yang dia bawa,

dia punya niat bermesraan denganmu.

Banyak botol miras kosong di kamar itu.

Apa pemuda itu mabuk?

Tak ada minum-minum.

Pertama yang kulakukan
adalah membuang semua alkohol.

Aku mau Matthew mengerti
bahwa tak ada yang akan terjadi.

Dia kesal?

Saat itukah dia mengancammu?

Dia tak akan lakukan itu.

Matthew...

Matthew anak yang baik.

Hanya menaksir saja.

Dia tak akan menyakitiku.

Lalu kenapa kau membunuhnya?

Itu bukan aku.

Sungguh? Bukan kau?

Bu Stone, lihat ini.

Itu bukan aku.

Itu aku, tubuhku, tapi aku...

Aku tak punya kendali.

Seolah ada sesuatu di dalam diriku.

Aku...

kerasukan.

Kau apa?

Kerasukan.

Entahlah. Sebagian diriku
ingin memercayainya.

Wanita yang mengoceh dan berteriak
di video semalam

tak seperti wanita yang kutemui hari ini.

Mereka dua orang yang berbeda.

Jadi, perilakunya semalam
di luar karakternya.

Ya.

Rumah sakit sudah uji toksin?

Ya, bersih. Bahkan dari alkohol.

Pasti kamar itu.

Kamar itu memaksanya.

Apa? Seperti The Shining?

The Overlook Hotel?

Itu satu hal yang mengaitkan
semua pembunuhan itu.

Saat ini, hanya itu.

Baik, mari minta Hodges dan Henry
bawa peralatan mereka dan uji kamar itu.

Lihat apa kata mereka.

Ada bahan organik tak stabil di AC,

tapi tak ada yang bisa menjelaskan
perilaku aneh itu.

Bagaimana denganmu? Sudah dapat sesuatu?

Bisa minta lima menit
untuk memeriksanya dahulu?

Aku pun menikmati kamar mandi kotor ini.
Terima kasih untuk itu.

Bagus. Kini aku bisa tercium seperti
semangkuk buah di sisa hariku.

Tampaknya ada jamur
di dalam dinding lemari pakaian.

Aku harus ambil sampel.
Ada pecongkel di sana?

Aku harus buka dinding gipsum.
Ada pencongkel di kotak peralatanmu?

Hodges!

Yang benar saja.

Kau sedang apa, Hodges? Aku memanggilmu.

Kau memandangi apa?

Apa yang terjadi padamu?

Aku tahu siapa kau.

Baik. Kau duduklah di toilet.

Kemarilah, aku akan membantumu.

Aku bisa lihat apa dirimu!

Lepaskan aku!

Sakit!

Tidak. Hodges!

Tidak!

Ini Henry Andrews. Aku di Motel Sky View,
kamar 114,

dan aku mengalami keadaan darurat.

Aku butuh polisi dan ambulans segera.

Permisi.

Hei! Henry!

Henry?

Kau baik-baik saja, Kawan?
Ada apa di sini?

Aku tak tahu tepatnya.
Dia langsung mengamuk.

Aku sungguh berpikir dia akan membunuhku.

- Hodges?
- Ya, tapi itu bukan Hodges.

JIka kau lihat tatapannya,

pasti ada yang terjadi padanya di sana,
sesuatu yang memicu ini.

- Dia bilang apa padamu?
- Tidak ada.

Semua ucapannya tak jelas.

Erangan dan raungan.

Paramedis menyuntikkan penenang padanya.

Begitu dibawa ke rumah sakit,
mungkin kita tahu apa yang terjadi.

Tunggu. Sebelum dia pergi,
aku perlu menyekanya.

Periksa rompimu.

Tunggu.

Kawan,

aku hanya butuh air liur, bisa bantu aku?

Bisa buka mulutmu?

Ayo, sedikit saja.

Ya, begitu, bantu aku.

Ya, bagus.

Ya, bawa dia.

Tanda-tanda vital bagus.

Terima kasih, Dok. Aku hargai itu.

Sama-sama.

Apa kata dokter? Bagaimana keadaannya?

Dia akan baik saja.

Tanda-tanda vitalnya normal.

Tak tampak dalam tekanan fisik.

Jelas ada sesuatu di kamar motel itu.

Kini kita perlu menambahkan Hodges
ke daftar yang jadi gila di sana, bukan?

Tunawisma itu, guru itu...

Membuatku bertanya-tanya
soal korban pertama kita, Mark Bell.

Siapa yang bisa pastikan dia tak gila juga
dan menusuk kakinya sendiri.

Jika semua ini benar,

bagaimana soal pria
yang kehilangan istrinya?

Kawan-kawan,

kalian tak akan percaya ini.

Hodges diberi obat.

Apa maksudmu?

LSD. Aku lakukan tes ELISA
atas air liurnya.

Entah bagaimana, dia telah diberikan itu
selagi kami bekerja di kamar itu.

Tunggu. Bukankah rumah sakit
melakukan uji toksin

pada guru itu dan Rudy,
dan hasilnya negatif?

Panel toksin standar tak memeriksa LSD.
Jadi, mereka mungkin dipakaikan itu juga.

Kita hanya tak mengetahuinya.

Tapi kenapa kekerasan itu?

Molekul yang telah kutemukan
telah sangat tercemar

dan tercampur cyclidine
yang serupa dengan PCP.

Mungkin berasal dari
pembuangan dapur seseorang.

Baiklah.

Kini kita telah tahu apa.

Mari cari tahu bagaimananya.

Jadi, menurut Henry,

asam lisergik ini berpijar biru.

Zat ini pun ampuh.

Mungkin tak banyak jumlahnya.

Tunggu sebentar, ada sesuatu di sini.

Ini tetesan kecil.

Tampaknya mungkin disemprotkan
lewat udara.

Periksalah.

Tertutup warna biru.

Ini sumbernya.

Jika Hodges tersemprot itu,

itu hanya perlu mendarat di bibir
atau matanya,

dan itu akan langsung diserap.

Mari, biar kubungkus.

Tunggu dahulu.

Menurutku LSD itu
tak berasal dari tabung itu.

Ada selang di sini.

Ya, itu menembus dinding

dari kamar sebelah.

Oscar, boleh pinjam kamar mandimu
sebentar?

- Kalian tak bisa masuk seperti ini.
- Tentu kami bisa.

Periksalah, Greg.

Ini disebut alasan yang kuat, Oscar.

Apa yang kau temukan?

Aku menemukan sumbernya.

Oscar, aku ingat berdiri di sana

dan mendengarkanmu berceramah
soal kehendak Tuhan.

Ini yang kau maksudkan?
Membunuh enam orang?

Aku tak bunuh siapa pun.

Kau telah menyemprotkan LSD
ke seluruh kamar mandi sebelah.

- Kau bertanggung jawab.
- Aku tak tahu apa maksudmu.

- Tuhan Maha Tahu.
- Benar.

- Tuhan tahu hatiku.
- Kau tahu, aku lelah mendengar itu.

Duduk, tenanglah.
Aku akan memberimu tumpangan.

Nick, lihatlah ini.

Tempat yang aneh untuk TV.

Itu kamar sebelah.

Kamar 114.

Jadi, bukan hanya kau memberikan obat
ke penghuni kamar sebelah,

kau pun merekamnya?

Nick, aku tak lihat alat perekam.

Tapi ada transmiter ini,

disiapkan untuk mengirimkan sinyal
ke tempat lain.

- Jadi, untuk apa semua alat video ini?
- Tak tahu.

Aku hanya tahu tak boleh menyentuhnya.

Siapa yang suruh itu?

Trent, manajer hotel.

Dia mengancam mengusirku.

Trent Raeger, aku bawa
surat perintah pengadilan.

Sampai jumpa di kantor polisi.

Hei, Nick.

Kau harus lihat ini.

Pengintip kita telah mengamati
semua kamar,

bukan hanya kamar 114.

Ya, dia telah lama menghabiskan waktu
di sini.

Ini semua suvenir

dari para tamu favoritnya.

Kau telah lama mengintip kamar 114,
bukan, Trent?

Pada titik apa kau memutuskan
bahwa itu tak cukup

untuk menjadi seorang pengintip?

Kapan kau memutuskan
kau perlu membunuh orang?

Tak seperti itu.

Baik, beri tahu aku seperti apa.

Ini hanya soal...

menonton.

Orang-orang datang dan pergi
dari motel ini.

Waktu aku kecil, kami kedatangan
satu keluarga yang sedang berlibur.

Aku penasaran
karena kami tak pernah berlibur.

Kami tak pernah pergi.

Jadi, aku punya tempat-tempat istimewa
untuk melihat melalui dinding,

menonton mereka.

Tempat-tempat istimewa.

Lalu era video muncul,
kau pun meningkatkan hobi kecilmu, bukan?

Itu pun keren.

Khususnya saat motel ini menurun.

Itu mendatangkan banyak hal gila.

PSK pecandu, pemabuk,

memukuli istri mereka, mereka...

Percayalah, itu sebuah pertunjukan.

Tapi bahkan itu pun mulai kuno
dan membosankan,

kau pun membumbuinya
dengan memberikan obat ke orang-orang?

Beberapa bulan lalu, aku lihat
seorang pria mabuk LSD di lantai 3.

Dia seperti gila,

dan itu sungguh...

aneh.

Saat itulah aku dapat ide
dengan alat untuk kamar mandi itu.

Harus diakui,

itu sangat pintar.

Pintar.

Lima orang mati,
satu orang di rumah sakit.

Hei, aku hanya menginjak gas di mobil.

Merekalah yang menabrakkannya.

Ayolah,

kalian punya kaset rekamanku.

kalian melihatnya.

Pria pertama itu, memotong kakinya.

Atau guru itu,

dan pria tunawisma itu.

Maksudku, dia sudah kacau,

lalu wanita itu punya boneka-boneka itu.

Itu sebuah hadiah.

Atau pria Meksiko malang itu,

membunuh istrinya.

Jujur, aku tak menyangka itu.
Maksudku, itu...

Itu...

Itu mengagumkan.

Mengagumkan.

Kenapa kau memandangiku begitu?

Ayolah, orang masuk ke internet tiap hari
untuk melihat hal semacam itu.

Tapi kau memanipulasi ini.

Kau membuat ini terjadi.

Kau membuat orang-orang tak bersalah ini

melakukan hal-hal ini.

Lalu kenapa?

Apa bedanya?

Kau akan punya 25 tahun
hingga seumur hidup untuk memikirkan itu.

Anehnya, kaulah yang akan berada
di kamar yang kecil

dengan orang-orang mengawasimu
terus-menerus.

Hei.

Kudengar kau akan boleh pulang segera.

Ya.

Sepertinya aku sudah dianggap pulih.

Aku mau beri tahu, kami telah menangkap
pria yang bertanggung jawab

atas kejadian
yang menimpa kau dan istrimu.

Dia tak lakukan pembunuhan itu
secara langsung,

tapi dia bertanggung jawab.

Maaf, aku agak bingung.

Pria yang kami tangkap

tinggal di motel itu

dan telah memberikan obat
ke sejumlah tamunya.

Malam itu, saat istrimu tidur,

kau masuk ke kamar mandi,

dan diam-diam merokok.

Saat kau di kamar mandi,

kau diberikan obat psikedelik
yang sangat kuat,

dan itu menyebabkan perubahan keras
dalam kepribadian dan perilakumu.

Wajah yang kau lihat,

pria yang memukul istrimu...

Sebentar lagi,

akan ada petugas polisi datang

dan kau perlu ikut dengan mereka.

Maafkan aku.

Aku ingin minta maaf
untuk apa pun yang mungkin kukatakan

saat aku bukan diriku.

Itu bukan perkataan ataupun tindakanmu.

Tentunya

aku pun minta maaf untuk itu.

Permintaan maaf diterima?

Ya.

Diterima.

Bagus.

Jadi, kau tak akan coba membalasku
dengan cara tertentu?

Tentu tidak.

Tapi aku tak akan minum kopi itu
jika jadi kau.