All language subtitles for The.Perfect.Find.2023.NF.WEBRip.DDP5.1.x264-EDITH.id

EKSKLUSIF: PERMATA DUJOUR

PASANGAN PALING MODIS DI NEW YORK
RAHASIA SUKSES HIDUP DAN CINTA

DI MANA BRIJENNA?

JATUHNYA JENNA: APA BISA PULIH

JENNA JONES DIPECAT

KARIR BERANTAKAN: PASANGAN MODE FAVORIT
DALAM KEKACAUAN PENTAS PERAGA

BERDASARKAN BUKU KARYA TIA WILLIAMS

Jenna, bangun!

Jenna!

Bukankah sudah saatnya
kau kembali bekerja?

Entah siapa yang mau mempekerjakanku kini.
Semuanya separuh usiaku.

Sudah setahun kau kurung diri.

Aku tahu.

Konon wanita lebih sulit dapat kerja

setelah dia lama tak bekerja.

Aku tahu semua itu, Ibu.

Kau takkan melupakan Brian begitu saja.

Kau bersamanya selama sepuluh tahun.
Itu hampir seperti bercerai!

Ini proses, dan bagian dari penyembuhannya
adalah kembali ke kehidupan,

teman-temanmu, pekerjaanmu,

dan kota kesayanganmu.

Ibu, ada apa?

Ayahmu enggan menyentuhku saat
kau di sini. Dia takut kau dengar kami.

Kau harus kembali ke New York.
Kau akan kembali bangun.

Jadi, aku harus memintamu untuk...

- Tidak.
- Keluar dari rumahku.

Aku menyayangimu, sungguh,

tapi kau wanita dewasa!

Kau akan kembali bangun.

STASIUN PENNSYLVANIA

Hei, teman-teman. Hati-hati.
Itu Cavalli antik.

Terima kasih!

Sial. Apa mataku terkulai?

Darcy akan suruh aku berias lagi
jika aku tampak habis begadang.

Kapan kau pulang?

Saat matahari terbit, tapi aku
minum Red Bull dan merias mata.

Astaga.

Kau Jenna Jones.

Ya, dan aku ada
pertemuan dengan Darcy pukul 10,00.

Ya. Hai, aku Terry, administratornya,

juga asisten editorial
dan editor takarir sosial media.

Aku Jinx, wakil eksekutif
tim pendukungnya.

Senang berjumpa.

- Mau kuambilkan kopi?
- Itu bagus.

Kopi hitam, 'kan?
Aku lihat di salah satu wawancaramu.

Sempurna.

Darcy akan segera datang. Silakan duduk.

Terima kasih.

Dia bisa tetap berdiri.

Jenna Jones.

Apa alasan kedatanganmu ini?

Tahan teleponku. Kami ke ruang Merah Muda.

Ya.

Sudah berapa lama kau menghilang?

Enam bulan, kau tahu,
kurang lebih. Tak lama.

- Tepatnya setahun.
- Benarkah?

Astaga. Aku lewatkan
ulang tahunmu. Empat puluh lima?

Bagaimana? Buat acara?
Aku tak dapat undangan.

Empat puluh.

Dan tak adakan pesta.

Sudah cerai?

Kami tak pernah menikah.

Baik. Aku tahu itu.

Maaf. Kau tak bisa ambil separuhnya.

Untungnya, aku tak keberatan bekerja.

Kini aku kembali
dan siap untuk terjun langsung, jadi...

Kau bisa jujur padaku. Kau hancur.

Aku bisa melihatnya.

Maksudku, itu tak mudah.

Kau dipermalukan.

Itu memilukan. Dan berita utama itu.

- Setidaknya mereka membicarakanku.
- Ya, benar!

Mau apa lagi?

Terapi!

Itu yang kau butuhkan.

Aku tak butuh terapis, Darcy.

Kau tahu Gala Darzine kini
lebih besar dan eksklusif dari Met's?

Aku butuh kerja.

Ayolah. Kau curi semua pekerjaan
yang kumau, dan kau tiduri pacarku.

Tidak.

Kebetulan aku dapat
semua pekerjaan yang kau mau.

Aku katakan ini terakhir kalinya.
Darnell bilang tak punya pacar!

Baiklah. Kau tahu?

Bertahun-tahun aku tak dapatkan pekerjaan

yang menjadi hakku

mengilhamiku untuk membangun ini.

Dan sekarang aku memutuskan semua,

dan aku bahkan
tak ingat bagaimana rasanya tak begitu.

- Ya.
- Benar, 'kan?

Tapi sayang
model langgananmu gagal diluncurkan

saat kau berhenti mencetak, 'kan?

Aku yakin kau tahu bahwa
model iklan saja tak cukup.

Tapi semua tahu itu. Kau tahu itu.

Baiklah.

Aku akui kita gagal mencapai
satu tujuan. Hanya satu. Hanya...

Aku butuh pekerjaan, dan kau,
Darcy, kau butuh aku, jadi...

Minta padaku.

Aku tak bisa terima

jika kau tak meminta.

Darcy?

Ya?

Boleh aku bekerja untukmu?

Waktumu 90 hari
untuk buat perubahan berarti.

- Beri 60 hari.
- Jangan sok.

- Jangan remehkan.
- Jangan kerja buruk.

Apa itu tawaran?

Jabat tangan dilarang,

tapi tanda tanganmu di dokumen cukup.

Dan buat ruang kantormu
di ruang pamer kebun binatang.

Selamat datang di Darzine.

Dan terima kasih kembali.

Ini harus kuapakan?

- Simpan.
- Bakar.

Konon pacarnya itu aku versi miskin,
gigi gingsul, punya kredit buruk.

Dia gagal dengan yang asli,
jadi cari yang palsu.

Rak diskon.

Ya, aku akan mati di sini.

Mati di ranjang.

Kau takkan mati karena Brian.

Sekarang bekerja di Darzine,
itu bisa membunuhmu.

Ya, kenapa itu?
"Menjaga musuhmu lebih dekat"?

- Aku tak menduganya.
- Aku juga.

Kalian sudah tahu Darcy
tak akan membantu wanita mana pun

kecuali itu menguntungkannya.

Jadi, kubilang aku bisa bantu dia sukses,

dan dia percaya.

Aku paham ini.

Kau jelas memahaminya.

Ya.

Baiklah.

- Tunggu.
- Ya.

Bersulang. Minum untuk Darzine.

Untuk Darzine.

Untuk bertahan di Darzine.

- Terima kasih.
- Selamat.

- Itu bagus.
- Ya.

- Ya, dan lelaki baru.
- Itu juga.

Dan mungkin ada untukmu malam ini.

Aku suka kalian pikirkan vaginaku.

Itulah gunanya teman.
Kami suara untuk vagina.

Selalu. Lihat ke sana.

Aku tahu kau suka memanjat pohon.

Tn. Top Hat sudah punya pasangan.

Seseorang datang.

Baik. Kau pasti tahu ménage à trois.

Satu, dua, tiga, empat, ménage à trois.

Mimpi burukku. Dua kesalahan.

Apa pria ini mencoba menggigit bahuku?

- Ya, Bu.
- Kenapa...

Sejujurnya, itu bahu yang seksi.

Terima kasih.

Jenna? Jenna Jo... Itu kau!
Nona, bagaimana kabarmu?

Aku Cassidy! Sudah lima
pekan mode terakhir kita tak jumpa.

Dari mana saja kau?

Nona, kau sangat...

Aku ingin bilang kau sangat berani
tunjukkan wajahmu usai semua itu.

Jujur, itu kerugian terbesar
yang pernah kulihat,

dan kau benar-benar kembali.

Kau inspirasi bagi semua wanita, seperti...

- Nona...
- Tidak, bukan saatnya foto.

- Kau tak boleh memotret.
- Dia ke mana? Jenna!

Ke mana dia? Hei!

Kau tak apa, Putri Tidur?

Ya, aku tak apa.

Kau yakin? Maksudku, kau di sini mengetuk.

Kau pikir kau saksikan
keadaan darurat medis, atau...

Maksudku, kau tertidur.

Hanya memejamkan mataku.

Kau mau duduk?

Kau akan terkena vertigo.

Baiklah.

- Silakan.
- Terima kasih.

Terima kasih.

Kok aku bisa di sini?

Aku suka lesung pipitmu.

Jujur, kau menakjubkan secara alami.

Luar biasa.

Sungguh?

Ya.

Aku serius.

Kau manis sekali.

Kau juga tampak bak mahasiswa.

Aku punya gelar magister
di bidang film dari USC.

- Tentu saja.
- Ya.

Aku mau jadi sejarawan film, tapi kata ibu
itu bukan pekerjaan sungguhan.

- Itu jelas pekerjaan sungguhan.
- Ya.

Benar? Apa kau bisa
hidup dari itu? Itu pertanyaannya.

Dalam ekonomi ini? Tidak.

Meragukan, bukan?

Menurutmu aku manis?

Ayolah. Kau tak tahu itu.

Aku berasumsi seseorang dari generasimu

lebih suka, kau tahu,
wanita bertubuh semok.

- Itu bukan tipeku.
- Bagaimana? Tampak alami?

- Kau tak suka?
- Tidak.

Aku suka sesuatu yang lebih nyata.

- Lebih berpengalaman?
- Ya.

Aku seperti Lawry's.

Astaga.

Kurasa aku mencintaimu.

Kemarilah. Aku tahu aku mencintaimu.

Oh! Ya! Sial!

Baik. Aku tergelincir.
Aku kehilangan pijakan.

- Jangan bercumbu di depan umum.
- Berikan...

Tidak, aku butuh ganjaku.

Terima kasih atas jasamu. Kau baik sekali.

Tidak, tunggu! Siapa namamu?
Nomor telepon? Instagram?

Myspace? Astaga!

- Kita harus pergi.
- Ada apa??

Aku terpeleset, bercumbu dengan bocah.
Tak apa, tapi kita harus pergi.

Wah, misi selesai.

Tebak siapa yang tak mau berfoto lagi.

Malam ini membaik.

Tuhan itu ada.

Jenna!

Aku suka penataan ruanganmu.

Terima kasih.

Apa kau sakit?

Tidak.

Syukurlah.

Bagus, karena kau terlihat sakit.

Tapi kita bekerja dari rumah saat sakit.

- Oke?
- Ya. Aku merasa hebat.

Baiklah.

Baik.

Kau di sana!

Ayo.

Hei, Jenna, aku ingin memperkenalkanmu
pada videografer baru kami,

meski dia lebih suka
sebut ini sebagai pembuatan film.

Dia putraku.

- Eric.
- Apa?

Ya. Dengar, aku tak mau
kau kira ada nepotisme perusahaan.

Dia lulus dengan gelar magister dari USC.

Siapa yang punya gelar magister?
Siapa? Apa itu kau?

Itu aku, ya.

- Bagus sekali.
- Dan proses pemeriksaan yang ketat.

Aku juga sangat berbakat, jadi...

Aku yakin begitu.
Nepotisme Kulit Hitam itu tak salah, jadi...

Benar? Itu maksudku.

Eric akan bantu kau buat konten
peluncuran ulang mode langganan kami.

Berpikirlah orisinil.

Aku ingin kau berpikir segar,
berani, eksklusif, oke?

Konten adalah raja, dan seperti katamu,

"Komunitas adalah ratu."

Kami paham, Ibu.

Tak ada "Ibu."

Nada de "Ibu." Aqui, Darcy. Oke?

Darcy, di tempat kerja.

Kami paham, Darcy.

Baik. Kalian paham.

Aku akan menyambutnya, merawatnya.

Aku sangat menyayangimu.
Kau anak yang baik.

- Terima kasih.
- Baik. Jangan kacaukan ini.

Baiklah, vámonos.

- Kau harus akui itu lucu.
- Ini tak lucu!

Maksudku, ini lucu sekali.

Maksudku, ini lucu, 'kan?

- Tidak.
- Kau masih mencintaiku?

Ketahuilah bahwa aku hampir
tak ingat apa pun yang terjadi semalam.

Baik, lalu kenapa kau panik?

Karena ibumu adalah bosku.

- Kau pikir akan kuadukan?
- Aku tak tahu. Aku tak kenal kau.

Baik, tarik napas, ya?
Kita mabuk. Kita bercumbu di pesta.

Dunia akan terus berputar.
Semua baik-baik saja. Tak apa.

Kau menikmati ini, ya?

Jujur. Aku senang melihatmu lagi.

Tidak.

Tidak...

Yang kau lakukan, jangan lakukan itu.
Ini karierku! Kau harus berhenti!

Aku di sini untuk tenang
agar bisa keluar dari sini.

Jangan cemaskan aku, ya?

Aku baca soal ini, soal generasimu.

Kalian manja, tak tahu
berterima kasih, dan merasa berhak.

Ya, aku paham ini.

Aku baca soal
wanita kulit hitam profesional 40 tahunan,

yang getir dan kejam,
tapi kukira itu stereotip.

- Itu film Tyler Perry.
- Kau akan cocok.

Selamat menikmati harimu, Bu.

Eric bercumbu dengan wanita antik.

Kenangan masa lalu!

Ya, wanita tua.

Kau tahu dia punya keahlian.

Dia mungkin punya banyak trik baru.
Dia akan mengajarimu!

Tidak, aku tak peduli. Dia cantik.
Itu saja. Dia cantik.

Jangan macam-macam di tempatmu bekerja.

Seperti aku? Aku tak bercinta
dengan pria di kelab. Kau tahu?

Kau jumpa Tim di kelab.

- Tapi bercinta di rumah.
- Tepat sekali.

Maka itu aku mencintaimu.
Kemari. Berkelas.

Ya, benar.

Hei!

"Hei"?

Apa itu cara menyapa masa kini?

- Halo. Bisa kubantu?
- Aku tak mau bertengkar.

- Ya?
- Aku tak mau bertengkar.

Bersiap. Jadwal kita di Greta Blumen
dalam 20 menit. Itu di seberang kota.

Jadi, kau tahu Greta Blumen
tak punya YouTube, Instagram.

Tentu saja tidak.
Itu daya pikatnya. Dia pribadi.

Ya. Ini akan kacau.

Kata pria yang mungkin
naik papan luncur ke kantor.

Kau naik sapu
merek dan model apa hari ini?

Baiklah.

Hei. Ya, berdiri saja di sini.
Ayo rekam sebelum dia keluar.

Baiklah.

- Baik.
- Penampilanku tak apa?

- Penampilanmu bagus.
- Baiklah.

Oke. Dan mulai.

Hai, aku Jenna Jones,
direktur kreatif baru untuk Darzine.

Tunggu. Berhenti. Suara siapa itu?

Suaraku.

Seperti Candace Owens.

Suaraku tak seperti Candace Owens.

Lima, empat, tiga, dua, satu.

Hei, apa kabar?
Ini pacarmu, Jenna Jones, di sini.

Majalah Darzine. Itu majalahnya. Apa?

- Apa?
- Jenna!

Hai!

Jenna, sayangku.

- Sayang.
- Apa yang terjadi?

Aku mengejar Taraji P. Henson,

dan aku terpeleset kelereng meditasiku.

Ya, maaf, kau mengejar Taraji?

Ya. Taraji P. Henson.

Burung merakku.

Dia wanita jalang yang buruk,

tapi sayangnya, dia tewas di musim gugur.

- Baik.
- Ayolah. Lewat sini.

Aku punya tempat sempurna.

Mungkin...

Kita akan melakukannya di sini. Di sini.

Di samping bayiku
yang malang dan cantik, Taraji.

Aku merindukanmu.

Ini dia.

Mari kita mulai, ya?

Bisa ceritakan sedikit
tentang proses desainmu?

Aku merindukanmu.

Maafkan aku!

Baiklah.

Koleksi barumu. Kami ingin mendengarnya.

Taraji!

Bagaimana aku tahu
merak peliharaannya mati?

Kukira akan hebat.

Oh, tidak, itu hebat. Itu kegagalan hebat.

- Kenapa tak bilang?
- Kau serius?

Ya.

Kau tak berkonsultasi denganku
selama proses ini.

Ini ide perjuanganmu. Akuilah.

Ini salahku, ya?

Ini semua salahku.

Hidupku bergantung pada pekerjaan ini,
dan selalu kukacaukan.

Jenna, percaya atau tidak,
aku tahu apa yang kulakukan.

Kenapa kau tak biarkan aku membantumu,
kerja sama? Akan lebih mudah.

Baiklah.

Kau bisa menjawabnya.

Tak apa.

Itu pacarmu?

Mantan pacar. Mantan yang sangat baru.

Tidak. Astaga.

Katakan kau tak putus
karena kejadian kita.

Tidak, kumohon. Aku tak bisa terima ini.

- Astaga. Kau bercanda?
- Hei, tolong keluarkan aku dari taksi.

- Apa?
- Maksudku, jika aku menyakiti...

Aku bukan wanita itu.
Aku wanita baik. Andai aku tahu...

Hei, egomu gila.

Pertama, tak ada
yang terjadi di antara kita.

Sesuatu terjadi.

Itu level satu. Itu ringan. Ayolah.

Ringan! Itu, setidaknya,
saus pedas sedang.

Kedua, dia dan aku sudah putus,
jadi kau baik-baik saja.

"Wanita baik." Astaga.

Tak apa.

Siapa namanya? Apa pekerjaannya? Usia?

Namanya Madison.
Balerina. Usianya 22 tahun.

Tentu saja.

Hei, bagaimana? Ada apa?
Kau punya pria? Apa yang terjadi?

Aku di antara hubungan.

Terutama karena pria seusiaku

mau wanita seusia Madison.

Entahlah. Mungkin mereka tak mau
kencani wanita yang rumit.

- Ya.
- Madison sederhana?

Madison itu manis.

Maka itu kalian putus. Kau bosan
dengan gadismu yang manis dan sederhana.

- Bukan ucapanku.
- Itu maksudmu.

Sikap getir dan lesumu ini,

sangat buruk bagimu.

Seperti ada energi buruk
yang terjadi di sini. Ya.

Baik, aku mengerti.

Kau tahu, aku tak tahan denganmu.

- Astaga!
- Ya. Perasaan kita sama.

- Kau akan pergi?
- Ya, aku keluar.

- Ya.
- Baiklah.

Tapi ada sesuatu tentang dia.
Dia menyebalkan.

Dan dia tahu cara membuatku kesal.

Dia putra Darcy Hale.
Dia mungkin setengah iblis.

Aku bahkan enggan marah padanya
karena aku tak merasa seperti biasa.

Aku merasa tak pegang kendali.

Aku merasa lelah. Aku kesulitan.

Aku sudah meneliti
dan ajukan seluruh konsep ini.

Kini aku berpikir, "Apa aku mampu?"
Aku tak merasa mampu.

Tentu saja kau mampu.

Semua orang punya sindrom peniru,
kau hanya harus menggali lebih dalam.

Temukan renjanamu, Jenna. Kau bisa.

- Masalahnya, dia membuatku senang.
- Itu dia.

- Itu masalahnya.
- Cari kesenangan lain.

- Ya, apa lagi?
- Yang lebih dari itu.

Hai. Benarkah itu kau?

Astaga.

- Karyamu menakjubkan.
- Terima kasih. Ini salah satu favoritku.

- Kerja bagus.
- Terima kasih.

- Siapa namamu?
- Becca Jay.

Becca Jay.

Ini kartuku.
Aku di sini setiap minggu, jadi temui aku.

- Terima kasih.
- Terima kasih.

- Apa itu?
- Dapat sesuatu?

- Ya, 'kan?
- Manis.

- Bagus.
- Sangat manis.

Aku suka itu.

Itu bagus untuk malam kencan.

Untuk itu aku harus punya teman kencan.

Aku bisa perkenalkan pria padamu.

- Tidak!
- Pria apa?

Jenna!

- Jangan cepat menolak.
- Halo?

Pria baik. Dia pemilik toko anggur.

Bubbles and Brew? Usianya 50 tahun.

- Bisa mengeja. Menulis.
- Bisa mengeja!

- Dia bisa mengeja.
- Oke.

- Suka wanita.
- Cukup.

- Baiklah.
- Baik.

Aku tak bisa menolak kencan,
tidak saat mereka melakukan semua itu.

- Itu dia.
- Ya.

Jenna, ini datang untukmu.

Terima kasih.

Sama-sama.

"Kudengar kau kembali. Aku ingin bertemu."

"Sampai jumpa, kutraktir kopi."

Brian. Berengsek.

Mau kau bahas?

Tentu saja tidak,
tapi aku ingin bicara denganmu.

Tentang?

Ya, aku ingin minta maaf
karena membuatmu kesal Jumat lalu.

Aku tak kesal.

- Kau kesal.
- Aku tak apa.

Sebaiknya tak bahas
soal pribadi di tempat kerja.

Aku setuju.

Dan aku akan menghargai

jika kau berhenti
menyebutku tua dan getir.

Ya, aku paham.

Kau memulainya dengan bahas
soal manja, anak nakal,

soal generasiku, semua itu.

Agak norak, tapi... Ya. Tidak, aku setuju.

Jadi...

- Damai?
- Damai.

Hei, tempo hari di taksi,

kau bicara soal kariermu
pada pekerjaan ini.

Ya, memang begitu.

Ini payah sekali... Payah!

Tapi aku cari tahu tentangmu di Google,
dan kau orang penting.

Kau tahu, aku tak mengerti.

Sial. Kau lihat aku melalui
putus hubungan yang buruk, dipecat,

dan bertahan dari meme menyakitkan
dan jahat selama lebih dari setahun.

- Itu di halaman pertama.
- Itu titik terendahku.

- Apa itu dari Mantan?
- Tak ada lagi pertanyaan pribadi. Oke.

Kenapa kau punya foto nenekmu?
Dia cantik. Itu maksudku.

Berhenti.

Tidak, aku bercanda. Kena kau.

Itu Nina Mae McKinney,

bintang Hallelujah,
film Kulit Hitam pertama tahun 1929.

- Disebut Black Garbo.
- Garbo Hitam.

Ya. Dia mirip denganmu.

Menurutmu begitu?

Ya, pipi yang sama.

Terima kasih.

Aku terobsesi dengannya.
Maksudku, dia perintis, dan...

Aku suka film Hollywood lama.

Sama.

Bagai perjalanan waktu
ke versi kemanusiaan

yang tak pernah terbayangkan.

Lihat dirimu.

Serius, aku belum pernah bertemu orang
yang tahu apa pun soal Nina Mae.

Magister di film dari USC, ingat?

Dimanfaatkan dengan baik.

Jenna, gaunmu sudah datang.

Ya. Kau bisa taruh di sana. Terima kasih.

Keuntungan pekerjaan.

Ya, ruang pamer mengirim sampel ini.

- Apa pendapatmu?
- Bagus. Acara spesial?

Ya, aku adakan pesta makan malam.
Teman-temanku menjodohkanku.

Oke, jadi, kau terbuka untuk itu?

Datanglah.

Kau mau aku ikut?

Datang ke pestaku.
Ajak teman-temanmu agar makin meriah.

Baik, kini kau konyol.
Teman-temanku? Sungguh?

Ya, maksudku, sekarang kita berteman,
temanmu adalah temanku, 'kan?

Agar lebih santai. Aku janji.

Baiklah. Kami akan datang.

Bagus.

Aku rindu pesta Jenna ini,

dan itu cara sempurna bertemu pria.

Ya, dan kita semua
akan segera senang dan mabuk.

Baiklah.

- Ini perlu untuk acara ini.
- Oke.

Baiklah. Billie, ini. Sedikit minuman.

- Apa?
- Ini lezat.

- Oke.
- Tapi kau masukkan apa?

Jangan khawatir. Teruslah minum.

Aku harus minum perlahan.

- Jadi, bersemangatlah.
- Benar.

- Baik, ayo.
- "Milly Rock." Ding-dong!

- Naiklah.
- Oke, kita bisa.

Baiklah.

- Hei!
- Hei. Apa kabar?

Apa kabar?

Temanku Tim, pacarnya, Carlita.

- Senang jumpa.
- Ya.

- Cantik. Suka rambutmu.
- Terima kasih. Suka gaunmu.

Masuklah. Bar taco lengkap, enchilada.
Kami punya koktail. Anggap rumah sendiri.

Kapan pria beruntung itu datang?

Kurasa sebentar lagi, ya.

- Kau tampak gugup.
- Apa?

Santailah. Tenanglah. Baiklah.

Aku santai. Sangat santai.
Apa tak begitu? Apa aku terlihat tertekan?

Tidak, sungguh.

- Untukku.
- Ya.

Baiklah. Hentikan! Ayolah.

Pria itu tampan.

Jadi, Eric, aku sudah
mendengar banyak tentangmu.

Sungguh?

Soal pekerjaan.
Banyak hal-hal baik tentang pekerjaanmu.

Itu dia.

Baiklah.

Bersikap normal. Ya. Biasa saja.

- Biasa saja.
- Benar.

Namanya Jimmy.

- Ya?
- Baiklah.

- Jimmy.
- Baiklah. Masuklah.

- Hai, Jimmy.
- Hai, Jimmy.

- Kau suka itu?
- Ya.

Bersulang untukku.

Kau membuat minuman lezat.
Aku merasakannya.

Dan aku merasakanmu.

Aku perlu tahu zodiakmu.

Aku Kanser. Bentuk tubuh seperti penari.

Jadi, kami putuskan
menggunakan area basemen

untuk Artfe dari seniman Brooklyn.

Artfe? Apa itu?

Ini persimpangan seni dan kopi.

Dan dengar ini.
Semua lukisannya dengan biji kopi.

- Sumpah! Luar biasa.
- Itu luar biasa.

- Genius. Biji kopi!
- Astaga. Aku suka kopi.

Apa minumanmu?

Moka latte karamel.

- Latte!
- Ya!

Sama, tapi pakai susu gandum,
aku intoleransi laktosa.

Bokongku bisa lakukan beatbox.

- Astaga!
- Rahasiakan.

Ya.

Wah.

Eric! Aku baru tahu
kau dan Jimmy orang Guyana-Amerika.

- Sungguh?
- Ya.

Kau pernah pulang kampung, Nak?

Tidak, keluargaku sudah lama di Brooklyn.

Astaga.

Sayang sekali, Bung,

karena kau tak pernah bisa
benar-benar mengenal dirimu

sampai kau berbaring di kampung halamanmu.

- Lihat.
- Baik.

- Ini.
- Wah.

- Seluruh benua.
- Afrika.

- Bagus. Benar.
- Siapa Kulit Hitam di sini?

- Kau.
- Wakanda.

- Sentuhlah.
- Nyalakan.

- Ini dia.
- Pesta ini akan gila.

Kenapa tidak?

- Kau satu?
- Oke.

- Ayo. Kawan!
- Lihat kau memaksaku apa.

Jenna?

- Satu aman, 'kan?
- Ya.

- Mungkin. Sampai nanti.
- Jenna!

Ini dia.

Seperti The Matrix.

- Pernah lihat The Matrix?
- Tentu.

Pil biru, pil merah, ya? Keanu meminumnya.

Apa-apaan ini?

Wah.

Jadi,

pernah menikah?

Bertunangan? Bercerai?

Belum, kecuali kau
menghitung hubungan sepuluh tahun.

Dan kau?

Tak ada pertunangan, pernikahan,
perceraian, tak ada apa-apa.

Tak ada anak?

Tidak. Setahuku.

Oh.

"Oh" apa?

Kau salah satunya?

Apa?

Aku tahu kau anggap aku,
"Ya, dia 50 tahun, belum menikah."

"Pasti ada yang salah dengannya."

Tidak, aku hanya mengobrol.
Kau mengungkitnya.

Tidak apa-apa.
Maksudku, itu hanya nada bicaramu.

Maksudku, tapi itu sangat klise, jadi...

Apa kau serius?

Ayolah, kau bicara tentang
memulai Artfe, dan dia klise? Ayolah.

Ada masalah, Nak?

Jangan panggil aku "Nak."

Ya.

Hei, Semuanya. Tenanglah.

Ya.

- Pria ini badut.
- Kita urus di luar, Berengsek.

Hei, kawanku.

Kami tak terima dihina pria
yang berpakaian seperti bayi model GAP.

- Ya.
- Paham?

Kau pakai kemeja Hawaii Five-O...

Astaga! Ada apa dengan bibirmu?
Bibirmu bengkak, Kawan.

Kau punya alergi.

Itu tak baik. Apa ada boga bahari?

Astaga. Ada minyak ikan di saus salad.

Tidak. Kau harus berbaring.

Ada EpiPen di tasku untuk Mae Mae.

- Berbaring.
- Panggil Carlita. Dia paham.

Di mana Caroline? Carlita!

- Kau...
- Carlita!

- Astaga.
- Kau tak apa?

Jantungku berdebar.

Bibirmu begitu jika kita berkelahi.

Kau juga mau?

Elodie!

- Bisa kudapat privasi?
- Tidak!

Carlita, pacarmu? Ingat dia?

Dia di sini mengalami
reaksi alergi yang sangat parah.

- Tangani itu.
- Sekarang?

Hari ini!

Hei, Jimmy adalah
tipe pria yang akhirnya kau bunuh

tapi kau bebas karena hakimnya,
"Itu pantas."

- Itu gelap.
- Astaga.

Tapi kau benar. Pria itu norak sekali.

Begitu kudengar dia
punya gigi dan penglihatan, dia pilihan.

Semua bergembira hingga gigimu lepas.

Ya.

Maksudku,

apa yang kau mau?

Dalam hidup?

Kau paham maksudku.

Apa maumu?

Kau tahu film Greta Garbo
saat dia berperan sebagai penggoda?

Flesh and the Devil, 1926.

Tahu adegan di gereja itu, saat komuni?

Tentu.

Dan dia mengambil
cawan yang baru dipakai minum pria itu,

dan dia mengelusnya.

Lalu dia menyeruput dari tempat yang sama.

- Itu tak senonoh!
- Sangat tak senonoh.

Benar.

Tapi itu murni, kau tahu?

Aku sangat ingin mencintai.

Hingga terasa cabul.

Kau tahu?

Aku ingin cinta yang intens

hingga membuat orang
tak nyaman berada di dekat kami.

Itu yang kumau.

Apa?

Apa?

Tak ada.

Aku paham.

Aku paham.

Wah, sudah larut.

Kurasa aku akan pergi.

Baiklah.

- Kurasa tidak.
- Tidak?

Kurasa tidak. Kau mau Parcheesi?

Scrabble?

Kau menyebutnya begitu?

Boleh kupinjam ini?

- Itu yang kau mau?
- Ya.

Ya.

Baik. Kau mau itu?

Itu yang aku mau.

Lihat dirimu.

Sial.

Selamat pagi. Aku ingin bicara tentang...

Eric. Aku akan menyelamatkan Darzine.

Katakan.

Ya, aku menatap poster ini,
memikirkan semalam,

kecintaan kita pada film lawas.

- Itu yang kau pikirkan?
- Ya, Eric. Film.

- Baiklah, Jenna, ada apa?
- Nostalgia. Benar?

Setiap lihat film lawas,

selalu ada pakaian yang,
"Aku rela membunuh demi itu."

Seperti jubah mandi
atau gaun yang dirancang hebat,

sabuk emas atau sarung tangan bulu.
Lalu kau selalu berpikir...

"Kini tak dibuat seperti itu."

Tapi bagaimana jika dibuat?

Akhir pekan lalu, aku jumpa
desainer barang menakjubkan,

dan semua barang antik.

Keahliannya tingkat adibusana.

- Aku suka maksudnya.
- Oke.

Kita butuh sorotan. Apa faktor kerennya,
pemengaruh, gadis muda viral?

- Siapa itu?
- Benar.

Remy!

Wah. Itu Remy Ma.

Mama, terima kasih.

Tentu. Apa pun untukmu. Kau tahu.

- Terima kasih, Becca.
- Tentu.

Aku suka ini. Ini bagus.

- Mari kita wujudkan.
- Siap?

Ayo mulai.

- Ya? Baiklah.
- Ya.

Berhenti.

Angkat saja kakimu.

Ya.

Cukup.

Ini kekasihmu.
Beri kami sedikit seperti itu.

Ini dia.

Mereka belum siap.

Ya.

Dia ahli catur.

Itu dia.

Hei, kau.

Kau masih punya mesin penjawab itu.

Jadi, bisakah kita
tetapkan tanggal kencan kopi itu?

Aku hanya ingin bicara, Jenna.

Hei, Jenna!

Jenna!

Jenna, keluarlah!

Itu dia. Apa kabar? Ayo rayakan!

Sedang apa kau?

Aku punya sampanye. Ayo, keluar.

Ayo rayakan.

Apa yang kau lakukan?

Aku di luar. Aku ingin merayakan. Ayolah.

Ikuti aku. Ayo lakukan.

Baiklah, kau benar. Ini luar biasa.

Benar, 'kan?

Aku dapat sampanye

yang kupinjam sebentar.

Itu sebabnya rasanya enak.

Kita tim yang hebat.

Ya, kurasa cocok.

Menurutku juga.

Hei! Aku sudah cerita tentang Becca?

Dia setuju membuat edisi terbatas
dari semua yang kita rekam.

Terima kasih kembali.

Aku mengumpulkan selusin pemengaruh
untuk unggah dan jadi bagian serial ini.

Kurasa ini akan berhasil.

Maksudku tak hanya pekerjaan.

Ya.

Tentang itu. Tentang malam itu...

- Jangan bilang itu kesalahan.
- Tidak. Bukan.

Kesalahan tak seperti itu.

Baiklah, kau juga bukan pendiam, Pak.

Untuk alasan yang jelas,

kurasa kita harus melupakannya.

Kenapa?

Apa aku harus mengejanya?
Lima huruf. Mulai dengan D.

Ayolah. Ibuku tak mengelola kita.

Kita bisa mulai bisnis sendiri.

Kita bisa ambil alih
bisnis film dan mode ini. Ini ide kita.

Ya, mungkin ini ide kita,

tapi tak berarti tanpa
perusahaan resmi yang mengelolanya.

Dengar, ibumu mungkin narsis,
tapi itu membuatnya unggul.

Wah! Aku tak pernah mengira
akan mendengarmu membelanya.

Tidak, aku tak membelanya.

Tapi masa depanku kini melekat padanya.

Masa depan apa itu?

Masa depan terhormat.

Sukses dalam bidangku.

Dan memiliki lebih dari empat dinding
untuk pulang. Masa depan itu.

Kuhormati kau dan semua dindingmu.

Kenapa kau seperti ini?

Aku hanya bilang.
Aku tahu hal baik saat melihatnya.

Kurasa kau juga.

Aku cenderung mengenali

saat tindakan positif
mengarah ke hasil positif.

Baiklah, aku paham. Lupakan. Itu dia.

- Karena kita profesional.
- Ya.

- Kerjakan tugas.
- Benar.

- Bukan sesama.
- Ya.

Itu dia.

- Tapi, malam ini kuhancurkan kau.
- Sungguh?

Benar-benar hancur.

Kau harus tangkap aku dahulu.

Pertama, orang gaya Brasil.

Itu bagus.

Aku tak tahu
wanita yang lebih tua bergaya begitu.

Kau kira bulu kemaluanku bergaya
tahun 70-an? Kau kira berapa usiaku?

Kukira, setelah beberapa saat,
kau tak urus itu lagi.

Bahwa kau menyerah?

Bukannya menyerah. Tapi tak peduli.

Lahir di tahun '70-an tak sama dengan

merangkul estetikanya.

Aku melihat elang teriak,
atau apa pun itu, di dadamu.

Elang teriak.

Apa itu?

Aku tak tahu jenis burung apa itu.

Sebenarnya, ini merpati.

Jadi, siapa Otis?

Otis adalah...

Dia ayahku.

Ya, faja-ku.

Aku tak pernah dengar kau bahas ayahmu.

Ya, dia meninggal, jadi...

Aku turut berduka.

Ya. Dia dibunuh saat usiaku dua tahun.

Astaga.

Ini semakin buruk. Apa yang terjadi?

Maksudku, tentu saja,
aku tak ingat banyak,

tapi dia terlibat kekacauan.

Dia di jalanan, jadi...

Itu pasti sulit bagimu dan ibumu.

Ya. Maksudku, aku tak tahu.
Dia bukan orang yang terbuka soal itu.

Aku pernah memergokinya menangis,

tapi tak pernah lagi.

Aku tak mau buat dia sedih,

jadi, ini hanya aku mendalami,

mencari tahu sendiri.

Aku menjaga jarak,
terutama jika menyangkut ayahku.

Tapi, ya.

Itu dalam.

Itu dalam. Tapi aku tak tahu.

Mungkin dia hanya melewatkan
masa jadi orang tua yang baik.

Mungkin aku juga.

Tidak.

Sungguh. Filmku adalah anak-anakku.

Ya, aku jelas melihatnya.

Astaga.

Serius, aku berpikir untuk
membuat film tentang ayahku.

Ya?

Tentang hidupnya, bukan kematiannya.

Aku ingin merayakan
siapa dia dan hidupnya. Ya.

Itu luar biasa.

Terima kasih.

Aku menyukaimu.

Kau menyukaiku?

Aku suka bokongmu.

Aku suka bokongmu. Tapi aku menyukaimu.

Astaga.

Tuan Mantan bagaimana?

Kami bertemu di kampus.
Kami berdua sangat berprestasi.

Kami berkencan dan...

Itu sangat bagus dan hebat,

lalu kami menjadi,
seperti, hal ini, kau tahu?

Ya.

Pasangan kuat.

Kami bergerak,
raih kesuksesan, lalu berikutnya,

sepuluh tahun berlalu, dan, "Tunggu."

"Orang bodoh ini mengelabuiku."

Aku hanya ingin lebih.

Apa lagi?

Keluarga.

Paham?

Sesuatu untuk ditunjukkan.

Saat semua dikatakan dan dilakukan,

kau punya keluarga yang luar biasa.

Ya.

Aku sudah menyerah pada mimpiku.

Kau bisa punya mimpi baru.

Itu benar.

Sepuluh tahun membawamu padaku.

Kau manis, kau tahu itu?

- Astaga.
- Apa?

Sepuluh tahun lalu, kau punya rekan lab.

- Astaga.
- Dan loker.

Yang penting sekarang adalah aku pria.

Aku priamu.

Kau priaku? Kau pikir kau priaku?

Tunggu. Bukan?

Mungkin aku sebut ini sesuatu

yang lebih seperti

buah terlarang.

Kau tahu, seperti Kiwi nakal.

Seperti bluberi misterius.

- Buah terlarang. Wah.
- Ya.

Yang terjadi di antara kita
adalah rahasia.

Rahasiamu aman denganku.

Ini membuatku berharap aku kuliah di HBCU.

Kau beri tahu siapa?

Kita bisa hidup melalui mereka.

Maka aku tak akan bertemu Brian...

Kini kita sebut namanya?

- Aku yang sebut.
- Wah!

- Tidak.
- Brian.

- Tidak.
- Brian.

- Diam!
- Brian.

Tidak. Berhenti.

Sial.

Hei!

- Jenna Jones!
- Hei, Nona!

Sudah lama aku mencoba menghubungimu.

Benarkah?

Dan E, dasar berengsek.
Aku juga kirim pesan padamu.

Suki dan aku satu sekolah
sebelum dia menjadi model papan atas.

Kau bercanda.

Kau tak tahu bahwa Jenna yang menemukanku?

Aku tak tahu.

Ya. Di lemari kecantikan
di majalah Darling.

- Benar, 'kan?
- Ya.

Ya.

Wah.

Astaga. Ini sangat menarik.

- Tidak!
- Aku kirim ini.

- Tidak!
- Tidak.

- Tidak.
- Tidak mungkin. Tidak.

Ini riset untuk.

- Riset? Benar.
- Untuk Darzine.

Manis. Riset?

Manis. Baiklah.

Tapi ini manis. Jadikan saja.

Jangan...

Ini tak baik.

Tidak sama sekali.

Dia tahu...

Semua orang.

Jadikan.

Jadi, aku yakin kau sudah melihat ini.

"Sang Raja."

Kami ambil tindakan
untuk membacanya mewakilimu.

Mau tahu sorotannya?

Cepat. Kabar buruk dahulu.

- Tak ada kabar buruk.
- Tak ada kabar buruk.

Semua tergantung cara pandangmu.

"Pencapaianku
yang aku bangga, tempat ini."

"Bukan propertinya,
tapi kehidupan yang kubangun di sini

bersama wanita
yang buat ini menjadi rumah."

Sepertinya ada yang merindukan seseorang.

Aku pergi lebih dari setahun
dan tak mendengar kabar darinya.

- Wah.
- Aku harus pergi.

- Dengan majalah itu, ya?
- Diam.

Ke paragraf terakhir, Nona.

Jenna?

Hei, Darcy, apa kabar?

Tebak apa yang telah kubuat
dengan kecerdasanku.

Ayo.

Entahlah.

Cobalah.

Telepon dari New York Times.

Mereka ingin menampilkanku
sebagai otak dari penerbitan,

konglomerat media.

Darcy, itu besar. Itu luar biasa.

Mereka mau detail soal
Perfect Find. Aku bilang itu idemu.

Aku dan Eric, ya.

Ya, kalian berdua.

Kalian bekerja sama dengan baik.

Terima kasih atas kesempatannya
dan sudah pasangkan aku dengannya.

Terima kasih.

Ya, aku melakukan itu.
Aku menggabungkan kalian berdua.

Benar. Kau punya insting luar biasa.

Benar.

Karena dia sangat berbakat.
Kau harus bangga padanya.

Aku bangga. Dan kau?

- Apa aku apa?
- Kau bangga pada putraku?

Ya. Bangga dengan kerja sama kita.

- Ya.
- Dia tampak semangat.

Itu hanya kegembiraan usai lulus.

Dan menyenangkanmu.

Kau pasti tahu bahwa Eric agak menyukaimu.

Sungguh?

Oke. Aku tak pernah melihatnya
begitu fokus dan berdedikasi.

Berkat kau.

Itu karena pelajaran di rumah
dan pendidikan berkualitas.

Maksudku, ya, jelas.

Bekerja dekat dengan wanita kuat

yang menggemakan ibunya adalah faktor,

tapi jangan basa-basi, Jenna.

Menyelesaikan pekerjaan
dengan baik itu bagus.

Tapi kita tak perlu ini
bergerak lebih jauh menjadi

gangguan.

Darcy, aku janji.

Tak ada gangguan.

Bagus.

The New York Times
besok datang untuk pemotretan.

Tetap pada intinya, yaitu,
di bawah bimbingan langsungku,

Darzine mendominasi
ruang berlangganan mode.

Baiklah.

MEMPERSEMBAHKAN

IMPIAN

KEBERANIAN

TARIAN

PENEMUAN

BERLANGGANAN SEKARANG!

Ya!

Ya!

Ya!

Kerja bagus.

Bagus sekali.

Terima kasih, Bu.
Maksudku, terima kasih, Darcy.

Jangan berpikir
kita bisa berpuas diri, ya?

- Tugas kita masih banyak.
- Tentu.

Usai uji coba gratis,
kita hitung jumlah pelanggannya.

Baik.

Kerja kembali!

DUO DINAMIS DARZINE

Ini bencana.

Kau bercanda? Kita ada di Times.

- Ya.
- Dicetak.

- Ya.
- Kau tak bahagia?

Kita terlihat terlalu bahagia.
Itu masalahnya. Ini ceroboh.

Teman-teman kita, mereka sudah tahu.

Kenapa kita tak jujur saja?

Baiklah, aku siap.

Tidak. Tunggu. Kau bilang kau siap?

Ya, aku siap.

Sebenarnya kau siap untuk apa?

Kenapa kau membuatnya begitu rumit?

Ini memengaruhi karierku.

Kau paham itu?

Caraku membayar tagihan.
Caraku menjelajahi dunia.

Betapa aku dihormati dan dipandang.

- Aku hanya punya reputasi...
- Aku cinta kau.

Astaga. Apa yang kita lakukan?

Aku mencintaimu.

Aku juga mencintaimu.

Lingkaran di sekitar bunga mawar

Saku penuh buket...

SELAMAT ULANG TAHUN

Senang kalian keluar!

Dan, Eric, aku hargai kau bersikap berani.

Kostum ini adalah segalanya.

Selamat ulang tahun, Mae Mae!

Hai, Bibi Jen.

Aku ingin kau bertemu temanku, Eric.

- Hai, Zorro.
- Hei, Angsa Hitam.

Boleh kumainkan kameramu?

Tidak. Itu bukan kamera mainan...

Tidak. Itu tak apa.

Mau buat foto ulang tahun keren?

Mau lakukan itu? Ayo lakukan. Ayo pergi.

- Ayolah.
- Maksudku, apa kau bisa? Aku tak bisa...

Itu guru balet Mae Mae. Madison!

- Hei, apa kabar?
- Apa kabar?

Aku baik.
Tak kukira akan jumpa kau di sini.

- Aku tahu. Kejutan.
- Ini gila.

Aku tahu.

Sempurna.

Sempurna.

Semua berpegangan.

Lima, enam, tujuh, delapan!

Astaga!

Itu sangat mengesankan. Astaga.

Sekali lagi. Lima, enam, tujuh, delapan!

Yang tinggi.

Baik, anak-anak, itu sangat bagus.
Sampai jumpa. Istirahat.

- Dah!
- Dah!

- Mereka manis. Aku tak tahan.
- Mereka luar biasa.

- Mereka hebat.
- Kau juga pandai mengajar.

- Sungguh. Kau ikuti hobimu.
- Terima kasih.

- Kau dapat foto bagus?
- Hai! Kurasa kita belum jumpa.

Aku Madison.

Hai. Jenna.

Yang mana anakmu?

Aku bukan salah satu ibu.
Aku teman Billie.

- Jenna dan aku bekerja sama.
- Ya.

Dunia yang kecil!

Kecil, 'kan?

Aku harus pergi. Aku ada latihan.
Senang bertemu denganmu.

Senang jumpa denganmu.

Baiklah!

Dunia yang kecil!

Tenanglah.

Sudah cukup memotretnya?

Bisa panggil lagi. Ganti pakaian.

Aku tak tahu dia akan datang.

- Jelas.
- Apa maksudmu?

"Jenna dan aku bekerja sama."
Tak ada yang lebih baik?

- Mestinya apa?
- Apa pun. 1,000 hal.

"Oh. Dengar,
kenalkan Jenna, cinta sejatiku."

- Mau aku bagaimana?
- Itu permulaan!

Kita harus hati-hati. Itu katamu.

Jangan gunakan kata-kataku! Jangan begitu.

Maksudku, itu rasa sayangmu sangat terasa.

Itu bukan apa-apa.

Setidaknya tiga pelukan. Dan aku di sana?

Tak bisa dapat keduanya.

Tak bisa.

- Cium aku sekarang. Bagaimana?
- Tidak. Baiklah...

- Cium aku.
- Itu tak adil.

Ini tak adil. Sudah kuduga.

- Tunggu, kau pergi?
- Ya.

Bertengkar di pesta anak-anak?
Itu buruk. Tak terlihat bagus.

Eric!

Eric, jawab teleponnya. Jawablah.

Brian?

Kau mabuk?

Ya.

Jika aku tak mengenalmu, aku akan takut.

Haruskah aku takut?

Ini tentang ibuku, Jenna.

Dia...

Dia meninggal semalam.

Astaga. Hei, aku turut berduka.

Astaga.

Ayo kuantar pulang. Aku yang menyetir.

Baiklah.

Kau tidur sejenak.

Kau bisa naik sendiri.

Kau tahu kau favoritnya, 'kan?

Kuharap begitu.

Seberapa sering kau pacaran sepuluh tahun?

Naiklah.

- Brian, tidak.
- Naiklah. Menonton film denganku.

- Kau tak suka film!
- Aku tak peduli! Aku hanya...

Aku tak mau sendiri malam ini.

Tidak.

Ironis. Aku juga.

Wah.

Ini dia.

Kau tahu aku sudah
berusaha menghubungimu, 'kan?

Ya.

Artikel Forbes yang bagus.

Aku telepon, tinggalkan
pesan suara, ajak minum kopi.

Maksudku, tapi tak ada yang berhasil.

- Kok bisa dapat alamatku?
- Dari burung kecil.

Lima huruf dimulai dengan I?

I-B-L-I-S. Ya.

Katanya dia tak mau
lihat hadiah datang yang bukan untuknya.

Ya, Darcy adalah burung istimewa.

Tapi aku suka pekerjaanku di sana.

Aku melihatmu di New York Times.

Tampaknya beralasan kau suka itu

Itu tandaku untuk pergi.

Kembali ke apartemen jelek di Brooklyn?
Kau benci Brooklyn.

Tidak! Brian, itu kau!

- Kau selalu benci Brooklyn.
- Tidak, kau yang benci, Brian.

Aku suka.

Mungkin buruk bagimu, tapi itu rumah.

Dan ada cinta di sana.

Dengan putra Darcy?

Dengar, kukira krisis
paruh bayaku buruk, tapi itu?

- Jenna...
- Kau marah.

Tidak.

Kau marah,
dan aku tak perlu tinggal untuk itu.

Aku janji tidak. Aku hanya jujur.

Aku mengenalmu lebih dari orang lain.

Tidak, Brian.

Dan sejujurnya, aku...

Kurasa kau tak pernah mengenalku.

Jaga dirimu.

Ini kopi pagimu, kopi hitam.

Terima kasih.
Hei. Kau lihat Eric hari ini?

Dia tak bilang?

Dia kerjakan
suntingan baru di rumah hari ini.

Oh, ya. Benar.
Ya, aku tahu. Kau... Aku lupa.

Terima kasih.

Aku tahu ini gila,
terima kasih sudah menemaniku.

Itulah gunanya teman.

Jadi, bagaimana kita bisa masuk?

Sudah kubilang jangan khawatir.
Aku percaya bala bantuanku.

- Itu dia!
- Apa dia...

Dan dia datang.

Berhasil?

Aku akan bilang kau berutang padaku,
tapi aku percaya pada cinta atau apa pun.

Tekan saja PH untuk griya tawang.

Temui kekasihmu! Temui dia!

- Aku melakukan ini?
- Benar.

- Aku lakukan. Astaga.
- Tarik napas. Ayo. Kau bisa!

Pergilah.

Wah.

Aku orang aneh?

Kau berani.

Mendobrak masuk sarang Darcy. Wah.

Kau mau sembunyi di sini selamanya
dan berhenti bicara padaku?

Kau suka aku sembunyi, 'kan?

Maaf.

Melihatmu bersama Madison, itu...

Membuatku kesal.

Lalu kau, dia, dan anak-anak. Itu...

Aku tak tahan.

Ayolah.

Main dengan anak-anak dan inginkan
mereka itu hal berbeda. Kau tahu.

Ya. Aku paham.

Kau lupa bagian "kembali ke mantanmu."

Kulihat kalian jalan di tengah hujan.

Tadinya aku ingin menemuimu,
tapi bukan itu intinya.

Itu bukan seperti yang kau pikir.

Aku tak mau saingi masa lalumu.

- Terutama...
- Bukan dia.

- Tidak.
- Tidak.

- Oke.
- Bahkan dunia itu.

Lalu dunia apa? Bilang, aku mau tahu.

Yang sekarang.

Aku bersembunyi di balik bayangan? Itu?

Tidak! Dunia ini,

di mana aku melakukan
pekerjaan yang kucintai dengan...

pria yang kucintai.

Dengan pria yang kau cinta.

Ya.

Bibirmu gemetar.

Kenapa selalu harus kau sebutkan?

Biarkan aku sedikit menikmatinya.

Kau mungkin mengenalku sedikit. Sedikit.

- Sedikit?
- Sedikit.

Sudah berapa lama kalian
bercinta di rumahku?

Jadi, sebelum atau sesudah
aku memintamu menjauh dari putraku?

- Kau melakukan apa?
- Ya, Eric.

Wanita dewasa membicarakanmu,

kini wanita dewasa bicara,

jadi kusarankan kau diam
atau pergi ke kamarmu.

Mau tahu dari mana kutahu?

Aku merasakannya.

Dan aku datang kepadamu
dengan rasa hormat,

dan kau berjanji.

Aku berjanji tak akan ada gangguan.

Tunggu. Jadi, itu benar?

Kau tak bilang padaku?

Jangan ikut campur.

Kau serius?

Aku berjanji tak akan ada gangguan
atau masalah, dan tak ada.

Kami kerja sama dengan baik.
Dan angkanya tak bohong!

Kau bohong.

Kau berbohong,
dan kau menyelinap, dan kau curang,

dan kau selalu seperti ini.

Entah kenapa aku terkejut.

Kau sakit.

Ada sesuatu yang salah denganmu
hingga aku kehabisan pacar untuk bercinta,

dan kau mengejar putraku.

- Tidak.
- Tidak?

Kami jatuh cinta.

Baiklah.

Jika tak jelas bagimu
dalam kabut seks ini,

kau dipecat.

Tidak, aku berhenti.

Tidak, kau tak bisa berhenti.

Kau tak boleh menyia-nyiakan
setiap pengorbanan yang kubuat untukmu.

Kau tak berbuat apa-apa!

Jangan meninggikan suaramu padaku.

Jangan kembali ke kantor.

Barang-barangmu akan dikirim kepadamu.

- Darcy.
- Keluar.

Eric?

Keluar dari rumahku!

Jalan dengan malu, Jalang.

Dari semua orang.

Dia tak istimewa.

SELAMAT DATANG DI JALAN 125

Siap?

MENCARI OTIS

Ini sudah bagus?

- Ya.
- Mencari Otis, rekaman satu.

Hei, E. Ini Jenna. Selamat Tahun Baru!

Aku hanya berpikir
jika kau terbuka untuk itu,

kita bisa berhubungan kembali.

Hei, orang asing.

Hei.

Lama tak jumpa.

Ya.

Kau tampak luar biasa.

Aku suka rambutmu.

Terima kasih.

Rambut baru. Kau yang baru. Baiklah.

Kau juga tampak baik

Terima kasih.

- Kudengar kau tinggalkan Darzine.
- Ya, aku keluar.

Kini aku ada tempat di Harlem.

Aku baru tahu aku dapat dana untuk
buat film dokumenter untuk ayahku.

- Astaga, Eric
- Ya.

- Selamat. Itu luar biasa.
- Terima kasih.

Ibumu mungkin tak senang,
tapi aku sangat senang untukmu.

Ya, itu bukan keputusannya.

Kudengar kau mengajar.

Aku mengajar tentang
mode dan film di Columbia.

Kurasa aku menemukan panggilanku.

Wah, penampulan bagus.
Baiklah, Profesor Jenna.

Ya.

Aku mau bicara denganmu.

Bocoran cerita.

Ini kau?

Itu kita. Milik kita.

Tolong katakan sesuatu.

Wah. Baiklah.

Apa ibuku mengirimmu?

Apa? Tidak. Eric, tidak.

Kalian yakin tak ada
"percakapan wanita dewasa"?

Dia tak tahu.

Eric, aku datang untuk memberitahumu.
Aku sama terkejutnya denganmu.

Sungguh?

Apa maksudmu, "Sungguh?"
Kita tak merencanakan ini.

Tidak, ya. Tentu saja tidak.

Dengar, aku tak butuh apa pun darimu.

Aku tahu kau tak mau punya anak,
jadi tak apa-apa.

Jangan katakan apa yang aku tak mau.

Tolong jangan lakukan itu.

Baiklah, katakan sesuatu karena
yang kuingat kau bilang,

'Aku tak berbakat jadi orang tua."

"Filmku adalah anak-anakku."
Kau ingat itu?

Kau pakai penyadap? Kau berlatih
kata demi kata sebelumnya?

Tidak, Eric, tak kulatih.
Aku ingat karena itu penting bagiku.

Kau sangat mengejutkanku saat ini.

Kau lebih pilih aku diam?

Tidak, bukan itu.
Tolong buat asumsi apa-apa.

Reaksimu tidak... Itu tidak menghibur.

Sudah lama kita tak jumpa.

Dan selama kita bersama,
kau ingin menyembunyikan semua.

Kini kau undang aku. Aku tak menduga ini.

Kukira kita akan santai
dan berbincang. Bahas keadaan kita.

Kini kau bilang aku akan jadi ayah?

Dan aku tak punya pilihan. Kau memutuskan.
Kau coba kendalikan tanggapanku.

Aku tak berusaha mengendalikan.

Tidak. Aku tak coba mengendalikanmu.
Aku mencoba mengendalikanku.

Dan, tidak, itu bukan
pilihan yang bisa kau buat.

Aku butuh waktu. Maafkan aku.

Kau sudah ambil waktumu,
kini giliranku, ya?

Aku tak mau memarahi wanita hamil,

jadi aku pergi dahulu, ya?

Sayang, kuberi tahu.

Jangan cemas soal kenaikan berat badan
karena, Sayang, berat Ibu 113 kg,

dan kau hanya empat kilogram.

Ayahmu akan mengajak ke restoran, dan aku
tak hanya makan sekali, tapi enam kali.

Saat tiba waktunya melahirkanmu,

aku harus memakai
sepatu ayahmu karena kakiku bengkak.

Jadi, dengar,
aku bisa datang dan membantumu.

Kau akan butuh bantuan, Sayang.

Aku mau, Ibu. Terima kasih.

Ada kabar dari ayahnya?

Tidak. Tidak sejak kukabari dia.

Aku akan memberinya ruang.
Aku membuat dia terkejut.

Sayang, jangan buat alasan untuk pria itu.

- Ya.
- Butuh dua orang dalam hal ini, 'kan?

- Kau tak lakukan ini sendiri.
- Jangan ke sana.

Kau tak hamil sendiri.

Oh! Itu mungkin bantal yang kukirim.

Baiklah. Tunggu.

Aku butuh bantal tubuh saat mengandungmu.

Hanya itu yang membuatku tidur

karena kau bergoyang
dan berguling di perutku.

Sepanjang malam, itu seperti, "Ya Tuhan!"

Selamat pagi, Sayang.

Maaf aku menemuimu seperti ini,

tapi situasi drastis
membutuhkan tindakan drastis.

Aku duduk di mesin
cuci agar bisa cepat melahirkan.

Ini bukan bantal, Ibu. Kutelepon nanti?

Baik. Aku sayang kau.

Baik, sampai jumpa.

Darcy, apa maumu?

Kau benar-benar hebat, Jenna.
Menjadikanku nenek.

Aku tak memikirkanmu pada saat itu, tapi...

Ada profil...

untuk wanita yang menyabotase diri.

Ya, kurasa ada juga profil
soal narsistik keibuan, tapi

siapa yang menghitung?

Operasi hidung?

Apa kau berencana tinggal di sini?
Membesarkan cucuku di sini?

Bisakah kau berhenti?

- Baik.
- Aku tak main-main lagi.

Baiklah. Film dokumenter
yang dibuat Eric, apa itu kau?

Tidak. Dia ingin lakukan itu sendiri.

- Itu kisahnya. Dia berhak tahu.
- Aku berhak tak beri tahu dia.

Mungkin.

Kini kau jadi ibu, mungkin kau paham.

Mungkin.

Posisiku sangat berbeda

darimu saat aku melahirkan Eric.

Orang tuaku membenci ayahnya.

Semua tentang dia.

Benci teman-temannya. Menganggap aku...

terlalu muda.

Dan itu benar.

Tapi aku cinta pria itu.

Dan aku ingin putra kami.

Dan Eric adalah bayi tertampan.

Saat ayahnya dibunuh...

orang tuaku tak datang ke pemakaman.

Jadi, hanya kami berdua sejak itu.

- Maafkan aku.
- Jangan mengasihaniku.

Aku jadi lebih kuat.

Keberanianku sebagai ibu
berpengaruh secara profesional

karena dia harus kuperjuangkan.

Aku harus rawat putraku.

Putraku.

Aku tak tahu karma siapa ini,

tapi lintasanmu mengesankan.

Aku takkan jadi orang tuaku padamu.

Siklus itu berakhir di sini bersamaku.

Suka atau tidak, kini kita keluarga.

Hei.

Bagaimana?

Aku mengerti keadaannya. Aku paham.

Kau tahu dari mana?

Coba tebak.

Dan itu laki-laki. Bokongmu semakin besar.

Apa-apaan ini?

Kita akan punya bayi.

Kau tahu aku belum siap.

Aku masih muda, tapi ibuku
jauh lebih muda saat aku lahir,

dan kau masih berarti bagiku.

Aku tak mau lewatkan ini.

Jenna Jones.

Sepertinya tak terlewat.

Baiklah.

Tampak baik di sini.

Aku yakin ini menunjukkan

bayi laki-laki yang sehat akan lahir.

- Astaga.
- Hei.

- Kuberi kalian waktu.
- Terima kasih.

Selamat.

Terima kasih.

Hei. Itu gila.

Kau percaya?

Kita melakukan itu.

Tentu saja.

Wah.

Jadi...

apa pendapatmu tentang nama Otis?

Wah.

Aku tak tahu banyak tentang ayahku,
tapi putraku akan tahu semua tentangku.

Pasti.

Tapi Otis akan memakai
nama belakangku juga.

Setuju. Aku suka itu.

- Ya?
- Ya.

Otis Jones Hale. Dua nama belakang.

- Seperti bintang rock.
- Ya. Aku si ayah.

Aku suka itu. Baiklah.

Aku hampir lupa. Hampir saja.

- Apa ini?
- Ini tes paternitas.

Ya. Ini untuk ibuku.

Apa?

Dari Darcy.

Aku hanya bercanda.

Kau hampir mati. Kau hampir saja mati.

Dua tiket ke galanya.

Jadi kencanku?

Tentu.

Akan kurebut perhatian dari ibumu.

GALA PEMBERONTAKAN KERAJAAN DARZINE

Kau tampak bahagia.

Aku tahu.

Astaga.

Selamat datang di Gala Darzine.

Angkat gelas kalian!

Untuk kembali unggul di tahun ini.

Ini Gala Darzine tahunan ke delapan

dan tahun terbaikmu.

Bagaimana rasanya?

Menurutku sang ratu

puas.

Jenna Jones.

Kami melihatmu kembali dengan hebat.

Penuh kegembiraan.

Mau berkomentar?

Kau tahu, aku takkan menyebutnya kembali.

Aku akan menyebutnya temuan sempurna.

TAMAT

DALAM KENANGAN PENUH KASIH MATTHEW

Terjemahan subtitle oleh Putra Archibald