All language subtitles for Jimmy.Carrs.Dark.Material.2021.1080p.NF.WEB-DL.DDP5.1.Atmos.x264-TEPES-Indonesian

KOMEDI SPESIAL NETFLIX

Sebelum mulai, peringatan kecil.

Acara malam ini berisi lelucon
tentang hal buruk.

Hal buruk yang mungkin pernah
memengaruhimu dan orang kesayanganmu.

Namun, ini hanya lelucon.

Bukan hal buruk itu.

Ada perbedaan besar tentang
membuat lelucon tentang perkosaan…

dan melakukan perkosaan.

Kuharap begitu.

Atau aku akan dipenjara selamanya.

Ibuku selalu mengatakan,

"Jika tak bicara baik,
diam saja, Keparat."

Aku rindu wanita gemuk itu.

Ada penyakit yang menyebar.
Ada yang terkena COVID-19?

Banyak. Aku menghindarinya seperti wabah.

Kalian merasa reaksi kita berlebihan
atas COVID-19?

Ya.

Banyak penyintas berpendapat begitu.

Ya.

Penyintas menganggap
kita bereaksi berlebihan.

Kurasa jika kita bisa
survei orang yang meninggal,

mereka akan bilang…

"Kita bisa berbuat lebih."

Aku tak kehilangan orang terkasih.

Maksudku, banyak kerabat lansiaku
yang meninggal.

Namun, bukan yang aku sukai.

Mari bahas hal kontroversial. Vaksin.

Siapa tidak mau divaksin
karena merasa itu berbahaya?

Angkat tangan.

Lalu, gunakan tangan itu
untuk menampar wajahmu.

Dengar itu? Itulah suara nurani.

Penyebaran COVID terkait langsung
pada betapa padatnya populasi.

Beberapa populasi memang cukup bebal.

Mungkin kau baca sesuatu.
Ada banyak di luar.

Aku membaca COVID ternyata tidak nyata.

Itu kabar bohong. Itu konspirasi.

Kuberi tahu siapa yang akan merasa bodoh.

Mereka yang meninggal karena COVID.

Kita harus gali mereka dan beri tahu.

"Ayolah, keluar dari sana.

Itu tidak nyata dan menewaskanmu.

Dasar bodoh. Keluarlah."

Kita di tengah krisis obesitas.

Apa itu obesitas? Pada dasarnya,

itu penyakit pembengkakan
yang hanya bisa didapat dari biskuit.

Kekasihku membuat kami jalani diet
dengan satu hari curang,

yang menurutku bagus.

Ternyata hari curang
tidak seperti dugaanku.

Dia pulang dengan girang.

"Aku memakan piza!"

Aku memakan vagina. Aku salah paham. Maaf.

Bagus kita akhirnya melihat model
bertubuh besar di catwalk berguncang.

Aku cemas jika lakukan lelucon gemuk
jangkauanku tidak melebar.

Jika kau gemuk dan tersinggung,
berhati besarlah.

Ada penonton yang vegan?

Ada? Siapa namamu?

Silakan. Ada apa? Kau kehabisan tenaga?

Ya…

Baiklah, tahu tidak ada energinya.

Di mana si vegan? Siapa namamu?

- Ben.
- Melambailah. Hai, Ben.

Orang sering bingung.
Vegan, vegetarian. Apa maksudnya?

Jika kau vegan, Ben,
kau membosankan diajak bicara.

Kaum vegan takkan membunuh apa pun
selain sebuah percakapan.

Mengemudi.
Siapa mengemudi? Semua mengemudi?

Ya!

Aku merasa itu makin membuat frustrasi.

Terutama di London Pusat.
Tahun lalu terjadi insiden.

Bukan pengemudi marah,
tapi hampir mirip itu.

Aku di zona 45 km/jam,
wilayah padat bangunan, tengah hari.

Kecepatanku? Tentu 45 km/jam.

Berkendara. Berpapasan dengan orang
jalan tak sampai 15 km/jam.

Apa tindakanmu?
Kedipkan lampu, bunyikan klakson,

beri tahu, "Minggir
atau tambah kecepatan." Benar?

Dia tidak lakukan keduanya.
Akhirnya, aku si gila.

Lampu kukedipkan seperti orang gila
dan menekan klakson itu.

Itu yang aku hadapi.
Dia punya pelat khusus.

"Ibu tercinta" terbuat dari
karangan bunga.

Bedebah, 'kan? Bedebah.

Apa?

Aku didenda karena parkir
di tempat difabel.

Tidak termasuk
jika hanya disfungsi ereksi.

Aku bilang "hanya".
Sebenarnya seperti mempose agar-agar.

Seperti membobol kunci pakai marshmallow.

Seperti bermain biliar dengan seutas tali.

Aku butuh wanita muda cantik
untuk bagian ini.

Bu, bisa carikan?

Aku jahat. Kau wanita muda cantik.

Aku yakin kau asing dengan pria
yang bercinta tanpa ereksi.

Pikirkan. Tanya ibumu.

Aku tak suka menginap di rumah kawan.

Aku lebih mau menginap di hotel
daripada di rumah teman.

Kalau menginap, paginya,
"Bagaimana tidurmu?" Kau jelaskan,

"Aku merasa sulit
masturbasi di rumah orang lain."

Aku tidak mencari porno lagi,
tidak mencari pornografi internet.

Bukan perihal moral.

Aku hanya memilih tidak begitu
karena baru saja aku tamatkan.

Luangkan waktu. Kau akan bisa.

Masukkan inisialku,
muncul tulisan, "Minumlah".

Aku pernah membuat porno.
Aku tampil di film porno.

Ini bertahun-tahun lalu, saat aku kecil.

Dia menatapku.
"Sudah kuduga aku mengenalmu."

Mansplaining. Itu saat pria

mencoba jelaskan yang kau sudah tahu
dengan cara mendominasi.

Saat seorang pria, itu aku…

mencoba memasukkan pikiran cerdas
ke otak mungilmu.

Kau mengerti?

Kau mengerti.

Tentu saja. Kau gadis pintar.
Kau sangat pintar.

Itu lelucon meta.

Bisa katakan "lelucon meta"?

Tidak percaya kau katakan itu.

Semua mencukur vagina mereka.

Terutama wanita.
Semua mencukur vagina mereka.

Hipster masa kini berjanggut.

Masyarakat memiliki bulu sama banyak,
hanya pada jalang berbeda.

Semua mencukur vagina.

Apa pun pendapatmu atas lelucon itu,
itu pembukaan bagus.

Kita semua lebih suka
permukaan kerja yang bersih.

Ada teori.

Orang bilang pria menikmati
bagian bawah wanita yang dicukur

sebab itu terlihat
mirip vagina gadis muda.

Andai saja demikian.

Saat kekasihku mencukur miliknya,
lebih mirip kaki babi.

Dilema moral bagi kawan vegan-ku di sana.

Dia bingung ingin memakan itu atau tidak.

Aku suka cebol.

Tak boleh bilang "cebol",
harusnya "orang mungil".

Aku tidak suka istilah "orang mungil".

"Mungil" agak mendominasi.
"Orang"? Ayolah, itu memaksakan.

Dwarfisme masalah yang berkembang.

Orang katai menemuiku usai acara.

Tidak persis setara. Mungkin di sini.

Dia tidak marah,
tapi sumbunya agak pendek.

Dia tidak senang.

Bukan bahan olokan. Ada kawanku
yang katai, meninggal tahun lalu.

Dia menghabisi nyawanya. Ya, bunuh diri.

Lompat dari trotoar.

Ada yang membawa anak.
Berapa usiamu, Bung?

Tujuh belas.

- Maaf?
- Tujuh belas.

Tujuh belas.

Tujuh belas, tapi ini di Southend.
Kau bisa saja ayah empat anak.

Kita tidak tahu.

Di sini berbeda, 'kan?

- Itu kekasihmu?
- Ya.

Tujuh belas, kau punya kekasih?

Masih pakai jari atau sudah penis? Apa?

Jangan menghakimi. Aku bertanya.

Aku merusak malammu. Maaf.

- Siapa namamu?
- Charlie.

- Charlie?
- Ya.

Sesuai yang kau jual.

Itu Charlie Charlie.

- Apa pekerjaanmu?
- Pekerja taman hiburan.

- Kau bekerja di taman hiburan.
- Ya.

Saat bercinta, apa kau bilang,
"Ingin cepat, teriak lebih keras"?

Aku pergi bersafari.
Ada yang pernah bersafari?

Sedikit. Jika tidak, akan kuceritakan.

Pada dasarnya,
safari adalah kebun binatang tak nyaman.

- Semua pernah ke kebun binatang, 'kan?
- Ya.

Di kebun binatang, kau lihat hewan,
tapi bukan di lingkungan alami.

Saat safari,
kau berada di lingkungan alami.

Kekurangannya hanya
tak bisa lihat hewannya.

Kau keliling dengan bedebah pakai jip
yang berkata,

"Macan tutul itu nokturnal."

Aku tidak. Bangunkan dia.

Aku akan membahas rasialisme.

Ini pria kulit putih heteroseksual
yang bicara, maka perhatikan.

Black Lives Matter terjadi
dan menimbulkan pertanyaan sangat penting.

"Apakah aku rasialis?"

Jika kau penasaran, lakukan ini.

Tanyakan kawan dekat berkulit hitam.
"Apakah aku rasialis?"

Jika tak punya kawan berkulit hitam…

Ini peraturan bagus, jika kau kulit putih
dan akan membahas ras,

seharusnya tak melibatkan otot leher.

Jika merasakan dorongan sebelum bicara
untuk melihat sekeliling...

tutup mulut saja.

Black Lives Matter, itu hal bagus.

Orang yang tak paham, ikut-ikutan
dan berkata, "Semua Nyawa Berarti."

Yang benar saja.

Seperti, "Selamatkan Paus."

Lalu ada yang bilang,
"Selamatkan Semua Hewan."

Ya, tapi orang menombak merpati
bukanlah masalah besar, dasar dungu.

Ada penonton berambut merah?

Kita taruh mereka di belakang
dalam gelap, 'kan?

Itu kualitas senjata, bukan? Apa…

- Siapa namamu? Baju biru?
- Roger.

Roger.

Hai. Senang berjumpa denganmu.

Rambut merah bertemu disabilitas, 'kan?

Kau bisa parkir di tempat kau suka
dengan warna itu.

Kulitmu seperti terbakar
saat kau memeriksa ponsel.

Harus pakai 50 SPF kalau mau buka kulkas.

Apa pendapatmu
tentang rambut merah, Roger?

Tidak apa-apa.

"Tidak apa-apa." Itu sikap yang benar.

Apa yang akan kau lakukan?

Aku tidak suka istilah "ginger".

Jika kau bilang "pirang" atau "brunette",
itu penciri.

Itu warna rambut. Tanpa sindiran.

"Ginger", meskipun dengan manis,
ada sedikit sindiran.

"Ginger", sedikit sindiran.
"Ginger", hanya sejengkal dari

jalang rambut merah.

Sedikit sindiran.

Maka aku tidak pakai "ginger".

Aku lebih suka bilang, "Stroberi jijik."

Kau bersama siapa?

- Istriku.
- Itu istrimu?

- Siapa namamu, Istri?
- Lauren.

Kau berkegiatan amal lain
atau hanya meniduri pria ini?

Meniduri pria ini?

Itu cukup, 'kan? Cukup?

Wanita yang sangat baik sekali.

Aku pernah mengencani
wanita luar biasa, sangat cantik.

Kami masih bersama
tapi dia jadi tak peduli diri.

Ada wanita jelek di belakang
yang tak suka.

Apa? Maaf.

Kurang ajar.

Kurang ajar?

Saat kubilang wanita jelek di belakang…

"Dia bicara padaku. Ya.

Ya.

Kurang ajar."

Maksudku…

Soal kepercayaan diri, aku tak bisa
apa-apa tentang kepercayaan dirimu.

Makanya disebut kepercayaan diri.
Siapa namamu?

- Kelly.
- Aku akan lunak kepadamu.

Seperti semua pria
yang pernah melihatmu tanpa busana.

Aku hanya bilang. Kaulah alasan
peredup lampu diciptakan.

Maaf.

Pernah penasaran
kenapa ada tombol peredup?

Itu.

Ya.

Kekasihku lebih muda dariku.
Saat dia berusia 45, aku akan…

Dengan orang lain.

Aku sudah berhubungan selama 20 tahun…

Terima kasih.

Pertanyaan yang paling sering adalah,

bagaimana agar tetap segar di kamar tidur?

Tisu basah.

Tisu basah.
Aku bisa cuci penisku di wastafel.

Aku yakin sebutannya bilasan lelaki.

Aku kutip dari Pride and Prejudice.

Ada adegan saat dia berkata
kepada Tn. Darcy,

"Ya, berikan kepadaku, tapi sebelumnya,

itu agak bau,
mungkin lakukan bilasan lelaki."

Beberapa tertawa, dia berpikir,
"Aku akan baca itu."

Aku tak bisa menemukan klitoris kekasihku.

Kurasa karena
aku mencarinya di vagina yang salah.

Kekasihku dan aku punya panggilan manis,

saat hanya berduaan.

Kupanggil dia kucing atau beruang.

Dia memanggilku Jeff atau Martin.

Ada sesuatu, ya?

Pernah salah nama saat bercinta?

Memalukan, ya?
Terutama jika sedang sendirian.

Siapa Dave?

Aku tak kenal orang bernama Dave.

Maaf, Bu. Aku selesai di atasmu.

Kekasihku meneriakkan "ayah".
Menurutku agak kasar. "Ayah"?

Kita bertiga, bukan hanya kau dan ayahmu.

Aku butuh partisipasi para pria.

Mari latih "ya" hitungan ketiga.

- Satu, dua, tiga.
- Ya.

Sparta!

Energi maskulin.

Berteriaklah jika pernah alami ini.

Pernah dihindari wanita?
Kau kirim pesan, tak ada balasan?

Ya!

Sebaliknya, kirimi gadis sebuah pesan,
dibalas 30 pesan.

Terlalu bersemangat.

Ya!

Ada gadis menangis saat bercinta?

- Ya!
- Kau pemerkosa.

Kau memerkosa wanita.

Ingat wanita yang menangis
saat kau tiduri? Yang itu.

Kau memerkosa wanita itu.

Kekasihku tidak bisa bangun pagi,

itu sangat buruk
saat orang dekatnya meninggal.

Saat ibu kekasihku meninggal,
aku harus menyampaikan berita itu.

Itu jelas salah satu SMS tersulit

yang harus kukirimkan.

LOL itu "Banyak cinta", 'kan?

"Ibu meninggal. LOL."

Ibuku alasanku menjadi komedian.

Aku memilki ibu Irlandia
yang sangat hebat.

Wanita yang amat lucu.

Lebih dari itu, tawanya aneh.

Orang menganggap tawaku aneh.

Tawaku memang aneh.
Tawaku ke dalam, bukan keluar.

Bukan "Ha-ha", tapi seperti…

Tawaku mirip
keledai asma meniduri anjing laut.

Ya. Aku tahu.

Seperti angsa cacat terkena panik.

Tawa ibuku lebih aneh.

Dia mengidap narkolepsi, atau katapleksi,

itu kehilangan kendali otot saat tertawa.

Pernah bertemu orang
yang tidak bersuara saat tertawa?

Tidak ada suara. Hanya dengan aneh…

Versi ibuku cukup ekstrem.

Kendali ototnya hilang total saat tertawa.

Dia strok sepenuhnya.

Aku sebaiknya tak bergurau tentang strok.

Jika terkena strok,
aku akan tertawa di sisi wajahku.

Dengan lelucon strok itu,
satu sisiku turun.

Teoriku adalah,

aku tergerak membuat ibuku tertawa
sejak aku kecil.

Sebab jika dia masuk dengan baki teh…

jika bisa katakan
hal yang cukup lucu, dia akan…

Dia akan pingsan. Total.

Lucu luar biasa.

Ada yang bersama ibu mereka?
Kalian pergi bersama ibu, 'kan?

Mengagumkan.

- Usiamu?
- Delapan belas.

Delapan belas?

- Delapan belas, bersama ibu?
- Ya.

Lima menit mendatang
takkan menyenangkan bagimu, ya?

Apa? Aku dahulu sering pergi dengan ibuku.

Dia baik. Dia membesarkan kami sendirian.

Dia mengajak kami pergi. Sangat baik.

Aku ingat, satu-satunya kekacauan,

usiaku 13,
dan ibuku bilang, "Mau ke bioskop?"

Kataku, "Ya."

Aku menonton 9 1/2 Weeks dengan ibuku.

Jika tak tahu film itu,
itu porno soft-core dari 1980-an

dibintangi Mickey Rourke dan Kim Basinger.

Aku tahu itu sebab itu terpatri
di retinaku.

Itu porno soft-core. Ibuku jelas tak tahu.

Kami tiba di bioskop dan film dimulai.

Usiaku 13, baru puber,
menonton soft-core dengan ibuku.

Sangat canggung.

Seperti kataku, ibuku sangat lucu.
Dia menunggu…

Semuanya adalah adegan seks,
tapi ada satu saat mereka melakukannya

seperti pintu lumbung di tengah angin.

Ibuku senggol aku, dan seisi bioskop
bisa dengar, dia bilang,

"Mereka akan tidur nyenyak malam ini."

Bahkan saat usiaku 26,
ibuku masih membantuku mencuci.

Aku duduk di kamar mandi berpikir,
"Aku cukup tua untuk mencuci diriku, Bu."

Ibuku memergoki saat masturbasi.

Aku bilang, "Bu, berhenti masturbasi."

Kau menatapku seperti berkata,
"Ibu tak masturbasi." Mereka melakukannya.

Ibumu.

Akan kubuktikan.

Pernah pulang dan tidak ada baterai
di remote TV?

Misteri terpecahkan.

Ibu sedang bergembira.

Dia kemari hanya untuk melihatku.

Buruk untuk kesehatan dan keselamatan.
Dia bisa terpeleset dari kursi.

Lebih mudah jadi pria
ketimbang jadi wanita. Sepakat?

- Ya.
- Ya.

Itu terjadi sangat dini di hidup kita.
Bahasa kita berkhianat.

Saat kau kecil, ada banyak nama lucu
untuk penismu.

"Kenop", "mungil", "pisang kecil".

"Pisang kecil," itu istilah medis.

Bagi anak perempuan, lebih sulit.

Saat aku kecil, anak perempuan
menyebut wajah Minggu mereka…

Julukannya "keramik mahal",

sebab itu berima dengan "vagina".

Istilah bagus. Tidak apa
sampai ayahku pulang dan bilang,

"Bosku akan datang makan malam,
jaga sikap kalian."

Dia menoleh ke Ibu,
"Keluarkan keramik mahalmu."

Dia sangat ingin promosi itu.

Istilah sangat bagus. "Keramik mahal".

Hanya dikeluarkan di acara istimewa.

"Bagaimana keramik mahalmu?"
"Sedikit retak."

"Ingin krim di keramik mahalmu?

Atau ingin di mug?"

"Maaf, Sayang,
aku memecahkan keramik mahal ibumu."

Hanya para wanita,
sebab pria bisa mengerikan.

Istilah favorit, sekarang atau dulu,
untuk vagina.

Apa panggilan vagina kalian?

"Minky"?

Atau "minke"?

Karena lembut bagai cerpelai?

Bukan paus minke, besar sekali.

Sungguh? Bukan lubang napas, 'kan?

Itu… Baik.

Yang lain?

Bunga!

"Bunga"?

Bunga yang menyembur air?
Itu menyenangkan.

"Bau bunga ini aneh."

Yang lain?

"Noony"? Sebanyak itu yang kudapatkan?
Tidak ada.

Pikirmu aku tak siap, ya?

Ada satu tempo hari. Ada wanita,

kurasa 60-an, di penontonku
dan awalnya aku tidak paham.

Kami membahas ini dan dia berkata,
"Kap VW Kodok".

Aku bilang, "Apa?"

Dia bilang, "Dari sudut pandangku,
saat melihat ke bawah. Kap VW Kodok."

Seperti kap mobil.

Suaminya menimpali
dengan "jurang kehancuran lebar".

Itu sudut pandang si suami.

Ada lagi yang tak lazim?

"Istana putri"?

Sebuah istana?

Terdengar luas.

Ada ruang bolanya?

Kekasihku menyebut miliknya "fufu",
terdengar agak kekanakan.

Itu membuat Pak Dingle Dangle
tidak ingin bercinta.

Mari lakukan "amnesti olokan".

Aku suka saat orang ikut mengolok.
Tahu peraturannya, 'kan?

Kalian bisa ikut,

kontak fisik dilarang,
hanya gunakan mulut,

seperti ibumu saat dia mengamuk.

Ada olokan? Ada yang ingin…

- Rambutmu kau apakan?
- Rambutku?

Aku distribusikan ulang.

Berlebihan di punggung dan kurang di sini.

Pantulan sinar bisa membutakanmu.
Ini demi kalian.

Aku beralih dari rambut LEGO
jadi rambut Playmobil.

Kata orang kotoran tidak bisa dipoles,
tapi bisa diberi kilauan, 'kan?

Jasmu tak pas!

"Jasmu tak pas"?

Siapa yang pas memakainya?

Maaf? Aku beli di toko anak-anak?

Entah bagaimana jelaskan ini padamu.
Aku tidak kecil. Aku hanya jauh.

Kau seperti boneka tanpa tali!

"Seperti boneka tanpa tali"?

Charlie, kau sering menimpali, ya?

Tidur.

Bill Cosby mengajariku itu.

Dia takkan suka yang terjadi setelahnya.

Ilmuwan bilang organ seksual
terbesar di tubuh

sebenarnya adalah pikiran.

Itu hanya karena ilmuwan itu belum melihat

kemaluan ibu Charlie.

Terima kasih ibu Charlie
izinkan kita gunakan dia.

Tempat yang luar biasa. Indah sekali.

Aku sangat akur dengan ibumu.

Takkan kulupakan ucapan ibumu padaku.

"Lepaskan telingaku.
Aku tahu perbuatanku."

Bukan tidak menghormati.
Aku sangat akur dengan ibunya.

Aku puaskan ibunya.

Aku ingat jelas
sebab dia menjatuhkan keripiknya.

Siapa yang berusia di bawah 35?

Berteriaklah.

Jumlah kita banyak.

Apa? Aku menjalani banyak prosedur.

Aku coba seperti Benjamin Button.

Semua berubah, 'kan?

Aplikasi di ponsel kita
mengubah segalanya.

Ini perubahan generasi. Akan kujelaskan.

Uber, Lyft, aplikasi taksi apa pun,
tekan tombol, kendaraan tiba.

Bersih, efisien, tahu tujuanmu.

Dahulu disebut taksi mini.

Ini caranya, ambil buku Yellow Pages,

itu versi cetak Internet kuno.

Berdiri di lorong rumahmu.

Mengapa di lorong?

Di situlah tempat tinggal telepon.

Kau bicara pada wanita
yang berbohong tentang lokasi mobilnya.

Saat muncul, baunya seperti anjing, rokok,
ketakutan, dan pelecehan seksual.

Deliveroo, kalian punya Deliveroo?
Postmates? Just Eat? Ya?

Setiap makanan yang kau ingin
dikirim dalam setengah jam.

Dahulu disebut pesanan bawa pulang.

Ada dua pilihan,

masakan India atau Tionghoa.

Jika alergi kacang, kau akan mati.

Itulah sistem lama.

Orang seusiaku akan berkata,
"Dahulu tak ada yang alergi kacang."

Ada. Mereka hanya sudah mati.

Ingat anak yang satu SD denganmu,
yang pindah?

Ibunya yang bodoh
coba buat pad thai. Mati.

Instagram. Punya Instagram?
Instagram cukup bagus.

Dahulu kita harus ke rumah orang
untuk lihat foto liburan mereka.

Tidak lama
karena itu biasanya hanya 24 foto.

Dua puluh tiga foto liburan,
satu foto anjing.

Jika kau memotret sarapanmu di 1990

dan menunjukkannya ke semua kenalanmu,

mereka akan menganggapmu tidak waras.

Itu belum berubah.

Aku dahulu sering memotret
semua makananku,

tapi kekasih baruku tertutup.

Dahulu ada Tamagotchi. Ingat Tamagotchi?

Ya!

Makhluk digital mungil yang kau pelihara
dengan memberi perhatian?

Masih ada. Kini disebut model Instagram.

Tinder. Punya Tinder? Tinder lumayan.

Kita punya Tinder sejak dulu,
tapi dulu berbeda.

Tinder dulu disebut pergi kencan.

Beginilah Tinder dahulu.
Jika kau suka seorang wanita,

kau akan menari di dekatnya.

Ya, aku masih hebat.

Dia akan geser ke kiri atau kanan
entah dengan menjauh

atau tidak menjauh.

Itu sistem lama.
Ajaib ada yang berhasil bercinta.

Maaf, kau mungkin terlalu muda.
Kau tidak tertinggal.

Itu Deliveroo untuk klamidia.

- Facebook. Punya Facebook?
- Ya!

Facebook lumayan. Facebook ada sejak dulu.

Tugas Facebook dilakukan di masyarakat,

tapi dahulu tidak dilakukan teknologi.

Tugas Facebook dahulu dijalankan ibumu.

Akan kujelaskan.
Ini cara kerja Facebook di 1980-an.

Kau masuk ke rumah, pergi ke dapur.

Kau buat teh. Kau duduk.
Ibumu bergegas masuk dan berkata,

"Ingat wanita yang dulu
tinggal di seberang? Dia baru melahirkan."

Kau akan berpikir, "Aku tak peduli."

Facebook.

Netflix. Punya Netflix?

Ya!

Tentu saja. Netflix dahulu bernama
Blockbuster Video.

Alih-alih duduk di sofa,
meributkan akan menonton apa,

kau harus ke toko khusus
dan bertengkar di depan umum.

Ini bagian yang kurasa
tidak bisa dipahami milenial.

Jika mau menonton film bagus, tidak bisa,
sebab bedebah lain menontonnya.

Kau pulang senang-senang.
"Dapat Terminator baru?"

"Tidak. Bedebah lain menontonnya.
Aku dapat Weekend at Bernie's."

"Itu jelek."
"Ya. Akan kita tonton. Kau mau apa?"

Sistem harganya sangat tidak waras.

Lima paun untuk dua film. Lebih mahal
jika pitanya tak diputar balik.

Dahulu kami harus putar balik pita!

Koper tidak selalu ada rodanya.

Entah kenapa aku sangat marah.

Jika terlambat mengembalikan film…

Astaga. Seolah dapat surat pemerasan.

Biayanya 12 paun untuk pengembalian
Turner & Hooch dengan aman.

Jika terlambat mengembalikan
ke Blockbuster tiga kali,

mereka melarangmu masuk.

Mereka tidak butuh uangmu.

Ternyata mereka butuh.
Mereka bangkrut, 'kan?

Mereka tak beralih ke Netflix
saat Blockbuster tutup.

Tidak. Ada tahapan aneh bertahun-tahun.

Di Inggris ada yang bernama LoveFilm.

Mereka mengirimkan DVD
dan kau tonton DVD itu.

Lalu kau kirim kembali DVD-nya.

Seperti bersahabat pena dengan toko.

LoveFilm, seperti lapisan pada dildo.

"Bilas ini. Ada LoveFilm-nya."

Ada gadis penonton dengan pekerjaan aneh.

Aku bicara dengan penonton,
gadis ini, kutanya, "Apa pekerjaanmu?"

"Aku di pemasaran." Bidangnya?

"Aku kepala pemasaran
perusahaan tungkai prostetik."

Aku tak pernah bertemu makelar lengan.

"Kau jual yang bekas?
Itu bisa jadi toko tangan kedua."

Kita sepakat.
Itu wanita yang merampok hidup, 'kan?

Jika ada produk
yang tidak butuh biaya pemasaran,

pastilah tungkai prostetik.

Apa yang terjadi di ruang pamer?
"Bisa saya bantu?"

"Hanya lihat-lihat. Terima kasih.

Aku sedang lewat dan mau mampir."

"Anda mungkin tertarik,
ada potongan 50 persen untuk kaki kanan."

"Itulah yang terjadi padaku."

"Mungkin saya bisa bantu putuskan."
"Terima kasih. Sudah diamputasi.

Tidak mau sampai kehilangan
lengan dan kaki."

Cara memasarkan tungkai prostetik
adalah memproduksi ranjau.

Hal buruk. Ini komedi soal hal buruk.
Kita sudah bahas ini.

Jika aku membuat bom,
semua kabel kubuat berwarna sama.

Bukan lelucon. Itu ide bagus.

Ada temanku yang mengalami
perubahan suasana hati luar biasa.

Bahagia jadi sedih dalam sekejap.

Tertawa satu saat, lalu menangis,
pada dasarnya bipolar.

Maksudku, aku punya teman seorang wanita.

Sungguh? Buktinya tadi kau tertawa,
tiba-tiba jadi marah.

Kau membuktikan ucapanku.

Itu lelucon meta, 'kan?

Wanita muda yang tinggal di seberangku
baru memulai usaha webcam.

Dia akan girang saat tahu.

Seks hotel lebih baik dari seks rumah.

Buat keributan, buat kekacauan.
Istri tidak di sana. Lebih baik.

Ada cerita.
Aku ke dokter, sekitar dua tahun lalu.

Katanya, "Aku butuh sampel sperma."
"Tidak masalah."

Dia bilang, "Butuh bantuan
dari perawat Rusia menarik?"

Kataku, "Ya."

"Suruh si perawat Rusia masuk."
Dia bisa saja model.

Perawat Rusia masuk.
Namaya Vlad, pria besar.

Aku tertipu. Vlad bilang,
"Ingin masturbasi di cangkir?"

Kubilang, "Aku hebat,
tapi belum siap berlomba."

Vlad mengantarku.
Ada banyak ruangan di tempat dokter,

khusus untuk mengumpulkan sampel sperma.

Entah apa nama ruangan itu.
Bank masturbasi?

Bukan. Sesuatu yang medis, berbau Latin.

Entah. Masturbatorium.

Lumayan, 'kan, masturbatorium?
Seperti dari Harry Potter.

"Itu masturbatorium, Harry,
untuk Expelliarmus."

Maaf, aku mengenaimu lagi.

Mereka punya yang dibutuhkan

untuk urusan tangan, di ruangan itu.

Ada kunci pintu. Penting.

Ada kursi, toilet, wastafel.
Mereka memberimu…

Saat memberi sampel sperma
di tempat dokter, mereka memberimu porno.

Porno hardcore.

Banyak nuansa bokong, bukan seleraku.

Terserah. Akan kugunakan. Aku prajurit.

Aku masuk, melakukan yang dibutuhkan
untuk memberi sampel sperma.

Aku hampir tuntaskan misi.

Aku memasuki yang disebut kocokan cuka…

saat kusadari di sudut mataku,

ada laci lain berisi porno
untuk pria heteroseksual.

Sekarang aku merasa bodoh.

Ada lesbian di sini?

Satu di sana?

Hai. Siapa namamu?

- Aisha.
- Aisha. Hai, Aisha.

Keberatan jika kutanya,
kau lesbian bintang emas?

Kurasa begitu.

- Kau tidak akrab dengan istilah itu?
- Tidak.

- Kau tampak muda. Masih baru?
- Ya.

- Berapa usiamu?
- Sembilan belas.

Astaga. Kau belum lama
menghancurkan tutup puting.

Itu ungkapan.

Aisha… Lesbian bintang emas
adalah wanita yang…

Bagaimana agar ini sopan?
Belum pernah disuntik vitamin P.

Ada gadis lain
yang mencoba-sebelum-biseksual.

Sekarang biseksual, nanti homoseksual.

Mereka coba P, tidak cocok.

"Aku tidak suka.
Itu tajam dan meludahiku."

Aku pernah bercinta dengan lesbian.
Dia lesbian sekarang.

Aku punya kawan lesbian,
lesbian bintang emas.

Kau akan tahu dia lesbian dari 360 meter.

Seluruh lengannya ditato.
Dia berambut pendek.

Dia melinting tampon sendiri.

Kehidupan itu.

Kau tidak boleh bertanya…
Dia seusiaku, akhir 40-an.

"Kau tak pernah pacaran dengan pria.
Bagaimana tahu tak akan suka?"

"Kau tak pernah dimasuki penis,
bagaimana tahu tak akan suka?"

"Aku tidak pernah masukkan penis plastik
ke diriku."

Katanya, "Tidak pernah?"

Kubilang, "Ayo minum. Kita konyol."

Aku menemui perawat… Ada perawat di sini?

Ada satu di sana? Perawat apa?

Perawat dewasa. Kau bekerja di IGD?

Pernah bekerja di IGD?

Pernah? Apa hal teraneh
yang pernah orang masukkan ke…

Orang datang dengan banyak hal.

Aku diberi tahu sebuah cerita…

Maaf, apa?

Lilin Yankee?

Kurasa di sana gelap, ya?

Tidak bisa lihat arah.

Lilin Yankee…

Tidak perlu tanya
bagaimana kalian bertemu.

"Aku suka lilin."
"Aku juga suka lilin. Sangat suka."

Ada perawat beberapa bulan lalu.

Aku berbincang, "Apa hal teraneh?"

Dia bilang, "Seorang pria tiba
dengan bohlam tidak pecah di sana."

Berjalan masuk, tidak pecah.

Membanggakan sebagai orang Inggris.

Bohlam?

Bayangkan rontgennya.

Seolah dubur seseorang memiliki ide.

Ada yang bagus lainnya?

Pena tinta di penisnya.

Pena tinta di penisnya?

Dia coba tanda tangani apa?

Penis cerdik.

Kapan itu, Charlie?

Aku jalani pemeriksaan prostat.
Diacungi jempol.

Kau tidak ingin dengar ini
usai pemeriksaan prostat. "Giliranku."

"Kau bukan dokter sungguhan.

Sudah kuduga harusnya ini bukan di taman.

Tipu aku sekali, malulah.
Ini kedua kali pekan ini.

Apa tadi itu jari?"

Nenekku memiliki hal yang membantunya
sering menemui orang baru.

Alzheimer.

Aku kena masalah
karena lelucon tentang Alzheimer.

Sebulan sebelumnya, aku tampil
di acara amal Alzheimer.

Anggap saja ingatan beberapa orang
sangat pendek.

Aku tak boleh menghina.

Kakek-nenekku kesulitan
menaruh makanan di meja.

Mereka terkena Parkinson.

Sup jelas tidak boleh.

Pernah bercinta
dengan orang sangat religius?

Aku pernah,
tapi pria itu dipindah ke paroki lain.

Saat kecil, selama lima tahun,
aku ikut kor gereja.

Aku tidak pandai bernyanyi.

Tapi aku pandai mengisap.

Lelucon itu membuatku diprotes.

Pria muda mendekatiku di luar teater,

jelas tertekan secara emosi.
Dia bilang, "Aku dilecehken pastor."

Aku bilang, "Tidak.

Tidak benar.

Aku hanya pura-pura jadi pastor."

Reputasi pedofil buruk.

Tapi jika bukan berkat pedofil,

aku tak akan bisa nyalakan api,
pasang tenda, atau jaga rahasia.

Aku tinggalkan pramuka

saat tahu hanya aku yang melakukan
emblem rahasia asin.

Frasa yang luar biasa, 'kan?

Mari guraukan yang lebih baik.
Teman sekolah lamaku…

Dia melakukan tarik wajah dan leher.
Dia gantung diri.

Itu salah?

Daging digantung, manusia digantung.
Aku benar.

Tahun lalu, kawanku mencoba bunuh diri.

Aku temui beberapa hari kemudian.
Istrinya sangat sedih.

Kubilang, "Bagaimana dia? Bertahan?"

"Tidak. Dia tergantung di sana."

Bunuh diri jelas hal terakhir
yang perlu kau lakukan.

- Ayolah.
- Apa?

Tidak bisa diungguli.

Ada yang tidak bisa dikatakan lagi.
Aku buat lelucon tentang skizofrenia.

Penyakit mental sangat serius.

Ini lelucon tentang itu,
bukan hal sesungguhnya.

Wanita ini menemuiku di pintu panggung,
mengamuk.

Katanya, "Bagaimana kalau kau
yang kena skizofrenik?"

Kujawab, "Tapi tidak, 'kan?
Jadi aku tak peduli."

Senang kau suka itu.
Aku terbagi tentang itu.

Kaum progresif melarang pemakaian
makian seksual bergender.

Tapi, itu sangat ekspresif.

Kata-kata itu tidak bisa dihilangkan
dari bahasa kita

hanya karena beberapa bedebah payah
atau cari ribut karena berengsek,

sebab tidak bisa mendengar
kata "penis" tanpa menangis.

Ayo lakukan gurauan penutup karier, ya?

Aku pernah menulis beberapa lelucon
berpotensi akhiri karier.

Ya. Kurasa kita semua sepakat
dengan fakta itu.

Aku akan dikucilkan
beberapa tahun lagi, 'kan?

- Ya.
- Kemungkinan besar.

Ini kabar baik. Aku akan turun berayun.

Aku pernah cemaskan lelucon terlalu kasar
yang menamatkan karier.

Itu hanya aku yang berpikir
seperti orang lemah gender fluid.

Kau bayar cukup mahal
untuk komedian keren, 'kan?

- Ya.
- Sayang jika aku tidak sampaikan itu.

Yang penting bukan menyinggung orang,
tapi buat orang tertawa.

Jika ada yang tersinggung, itu bonus.

Aku meyakini kebebasan bicara.

Aku berusaha tidak menyinggung
minoritas etnis, grup netral gender,

lesbian bodoh gemuk dan difabel.

Dengan begitu, lima menit berikut
akan sampai ke tulang

ketimbang gadis gemuk memakan KFC.

Ya.

KFC, atau seperti sebutanku,
"merpati asin."

Tidak pernah melihat merpati
di luar KFC, 'kan?

Itu seperti Auschwitz mereka.

Benar. Penutup karier.

Saat aku berpendapat atas gender
atau masalah ras,

orang bilang, "Bicara mudah,
kau pria kulit putih heteroseksual."

Saat aku berpendapat
sebagai wanita Tionghoa homoseksual…

mereka tidak suka aksen yang aku buat.

Kita semua masih di dalam. Bagus.

Aku buat sayuranku sendiri.

Aku punya palu.

Aku ingin coba seks anal lagi,
tapi kekasihku agak terluka.

Ada wanita muda?
Wanita usia 20-an? Silakan.

Kalian ingin keluar, mabuk,
dan bergembira, 'kan?

Tapi anggaranmu tidak besar di usia ini.

Kau ingin efektif biaya.
Boleh kusarankan tampon vodka?

Persis seperti dugaanmu.

Ambil tampon, rendam dalam vodka.
Satu tutup botol saja cukup.

Masukkan ke "keramik mahal"-mu.

Sangat mabuk. Sangat cepat.

Jika kau menstruasi, Bloody Mary.

Yang aku suka dari lelucon itu,
akan ada yang coba.

Siapa punya anak? Berteriaklah.

Kebanyakan. Boleh berterima kasih
bagi yang memiliki anak karena hadir?

Terima kasih banyak.

Kita kehilangan kawan akibat anak.

Orang yang sering bersama kita,
memiliki anak, tidak terlihat lagi.

Bukan yang terburuk. Yang terburuk adalah
saat punya anak, mereka tetap keluar,

tapi mereka hanya membahas anak mereka
tanpa henti.

Entah harus bilang apa.

Bilang apa saat mereka tunjukkan foto?

"Ya, dia tampan,
tapi aku tak pernah melihatnya.

Aku tak bisa bantu cari. Aku sangat sibuk.

Jika kau cemas,
harusnya kau terus awasi, 'kan?

Itu lelucon. Aku tahu dia di mana."

Mereka tidak tahu.

"Dia tak seperti itu lagi.

Tatapannya kini sendu."

Aku tidak suka saat orang bilang
anak mereka diadopsi.

Apa bedanya? Itu anakmu,

biologis atau diselamatkan.

Aku benci saat gantungan mantel kusut
dan tidak bisa dipakai.

"Jadi, bayinya akan dilahirkan!"

Respons disayangkan dari sebagian.

Itu hanya lelucon
untuk persiapan yang ini.

Di Alabama, Amerika, mereka menetapkan
agar mustahil melakukan aborsi

meski orang diperkosa.

Sangat kacau. Pikirkanlah.

Kau dipenjara, bebas,
harus bayar tunjangan anak. Mimpi buruk!

Aku di Amsterdam.

Arah kisah ini persis dugaan kalian.

Aku tur di Amsterdam.
Aku berjalan dari tempat acaraku

ke hotel di seberang kota,
melewati distrik lampu merah.

Aku didekati seorang gadis, muda,
tengah 20-an,

hampir tidak berpakaian,

hanya berdiri di podium.

Saat aku melintas,
dia dengan berani melakukan,

"Kau tertarik?"

"Aku tidak perlu bayar untuk seks.

Aku pemerkosa."

Bisa kutamatkan karierku
dalam delapan kata? Bagaimana?

Ya!

Lebih percaya diri. Tentu aku bisa.

Mari hitung. "Kau tak bisa cegah
perkosaan, katakan ya saja."

Sepertinya kau tidak ingin
tertawakan lelucon perkosaan itu.

Ironisnya, aku memaksamu.

Aku akan beri waktu.
Lelucon ini salah dalam banyak hal.

Aku mau kalian nikmati semua.

Dimulai baik-baik saja,
lalu dengan cepat merosot,

kemudian kembali di saat terakhir.
Perjalanan luar biasa.

Aku tidak suka saat keamanan bandara

memintaku melepas sepatu di bandara.

Serius, Heathrow?
Baru memasang karpet baru, ya?

Aku takkan lepas sepatu
meski mengunjungi masjid.

Ketidakpekaan budaya terhadap Islam
semacam itu

seharusnya menyampaikan
bukan aku yang kalian cari.

Baik. Ini pasti mengakhiri karier.
Bersiaplah. Siap?

Saat orang membahas Holokaus…

Saat membahas Holokaus,
mereka bahas tragedi dan kengerian

enam juta orang Yahudi
tewas di tangan mesin perang Nazi.

Tapi orang tak pernah menyinggung
ribuan Gipsi yang dibunuh Nazi.

Itu tidak dibahas

sebab tak seorang pun ingin membahas
yang positif.

Lelucon sangat bagus untuk tiga alasan.
Pertama, sangat lucu. Bagus sekali.

Kedua, benar-benar keren.

Lelucon tentang hal terburuk
dalam sejarah.

"Jangan pernah lupa."

Begini caraku mengingat. Terus aku ungkit.

Alasan ketiga, ada kualitas pendidikan.

Semua tahu enam juta orang Yahudi

dibunuh Nazi saat Perang Dunia II.

Banyak orang tidak tahu,
sebab tidak diajarkan,

Nazi juga membunuh, ribuan,

kaum Gipsi, homoseksual, difabel,
dan Saksi Yehuwa.

Tidak ada yang tahu
yang menimpa Saksi Yehuwa.

Anggap saja beberapa Saksi Yehuwa

mengetuk gerbang kamp kematian…

dengan satu edisi majalah
berjudul Watchtower…

mencoba mendekati pengawal Nazi.

"Ya, masuklah.
Aku sangat tertarik dengan majalahmu.

Watchtower. Ada menara pengawas di sini.

Itu bisa dibilang 'kebetulan'.

Perjalanan panjang bagi para Saksi?

Masuklah, segarkan diri, mandilah."

Semoga kalian gembira malam ini. Ya?

Ya!

Semoga tidak ada yang butuh.
Kadang kita butuh.

Saat hidup menyebalkan, kita butuh tawa.

Saat semua buruk, kita butuh tawa.

Kita punya selera humor terbaik.

Selera humor sangat kelam
paling baik, 'kan?

Ya!

Setidaknya saat hidup kita payah,
kita bisa tertawakan.

Aku kasihan bagi yang tersinggung,
yang tak bisa tertawakan hal kelam.

Saat hidup mereka sulit,
mereka hanya bertahan.

Kita terkekeh,

itu cara berputar-putar untuk mengatakan
aku pernah tampil di balai perawatan.

Aku akan bahas kematian dan kanker.
Tapi jangan cemas, aku sangat lucu.

Aku tampil di balai perawatan.
Itu Just for Laughs.

Festival komedi di Montreal.
Badan amal Hope & Cope. Mereka hebat.

Acara itu setiap tahun,
selama tujuh, delapan tahun.

Mereka mengadakan konser
di balai perawatan.

Ada 200 orang sekarat di tengah penonton.
Kami menampilkan komedi. Bagus sekali.

Terakhir kali, aku tampil terakhir.
Jadi aku lihat dari belakang.

Para pelawak lain tampil hebat,
disambut tawa meriah.

Tapi tak ada yang bahas kematian, kanker
di ruangan penuh kematian dan kanker.

Aku bicara pada teman,
"Aneh, tak ada yang bahas yang terjadi."

Dia bilang, "Ya. kau saja."

Aku bilang, "Ya, sebaiknya begitu."

Lalu aku merasa akan curang
jika tidak melakukannya.

Aku merasa harus. Jadi, aku naik panggung,

dengan gentar,

di hadapan 200 orang
yang sekarat akibat kanker.

Kataku, "Ayolah, waktu kita
tidak banyak. Waktuku banyak."

Tawanya luar biasa.

Seolah volume dinaikkan
dan tiba-tiba ada udara di ruangan.

Sosok gelap di ruangan
ditundukkan dan ditertawakan.

Aku sangat antusias dan terasa menguatkan.

Aku terlarut dan jadi keterlaluan.

Tadinya baik, tapi kulanjutkan.
"Ada yang dari tahun lalu?"

"Bocoran!"

Aku akhiri dengan
beberapa lelucon kanker kesukaanku.

Jangan menatap seperti, "Dia tidak punya."
Aku punya.

"Ayahku meninggal."

"Sungguh? Karena apa?"

"Yang menakutkan."

"Kanker."

"Bukan. Dia tenggelam."

Hal mengerikan.

Lelucon tentang hal mengerikan.

Kita sudah bahas tadi.

Itulah akhir acaraku
dan kemungkinan besar, akhir karierku.

Kalian hebat. Terima kasih banyak.
Terima kasih telah hadir.

Aku sangat hargai kalian.
Terima kasih banyak.

Sampai jumpa lagi.
Terima kasih. Selamat malam.

Terjemahan subtitle oleh
Herlambang Pandudewanata