All language subtitles for Young & Beautiful (Jeune et Jolie) (2013)_id

- Ada apa?
- Felix mencarimu.

- Kau bertemu dengannya?
- Ya, dia datang ke rumah.

- Apa Ibu bertemu dia?
- Ya, tentu saja.

- Ibu mengatakan sesuatu?
- Kata Ibu dia sangat tampan.

- Kau janji takkan memberitahu Ibu?
- Ya.

Kenapa, kau tak ingin katakan sesuatu?
Ibu tak bisa ikut campur. Ini hidupku.

Tentu jika kau berkata begitu,
aku takkan mengatakan apapun.

Aku tak ingin Ibu bertanya padaku :
"Apa yang kaulakukan, bagaimana bisa bertemu?

- Dari mana asalnya?"
- Apa kau sedang jatuh cinta?

Katakan, Isabelle!
Apa kau sedang jatuh cinta?

- Bagaimana menurutmu?
- Entahlah. Aku seorang pria.

MUDA & CANTIK

Ayo, mari kita bereskan mejanya.
Kau bisa membantu kami?

Ayo kita berenang!

Kau harus merapikannya dulu,
kita berenang nanti.

- Bu, kami boleh ke pantai?
- Jangan sekarang. Kau harus mencerna makananmu dulu.

- Kumohon, Bu.
- Perginya jam 4, setelah tidur siang.

Kami tidak tidur siang,
kami bukan anak-anak.

Ayah juga bukan anak-anak,
tapi tetap tidur siang!

Lepaskan aku!

- Teman Jermanmu datang.
- Ya, aku tahu.

- Kelihatannya dia baik. Namanya Felix, kan?
- Ya.

Kau harus mengundangnya makan malam.

Tidak, itu terlalu konyol.

- Kau melihatnya?
- Ya, itu dia.

- Di mana?
- Di sana, dia bermain tenis di pantai.

Di sana, kau melihatnya?

Haruskah kita turun?

- Menurutmu?
- Tentu, ayo.

Dia datang.

- Balik badan atau kau takkan melihat dia!
- Diam!

- Halo, Felix.
- Halo.

- Halo, Isabelle.
- Halo.

- Bolehkah aku memperkenalkan temanku, Milan?
- Halo.

- Kau baik-baik saja?
- Ya, sangat baik, kalau kamu?

Kupikir, sangat baik. Dengan pantai,
matahari, semuanya sempurna!

Malam ini kami pergi disko...
jika kau mau ikut.

- Ya, tentu saja.
- Bagus. Akan kutelepon dan bertemu di sana.

- Tentu saja, jika kau mau.
- Tentu.

- Sampai nanti.
- Bagus, sampai nanti.

Ini dia. Mira.
Selesaikan sendiri!

Tutup itu, aku tak tahu
bagaimana caramu melakukannya.

- Aku menyalakannya.
- Secepat itu?

- Baguskah? Kau menyukainya?
- Kau tampak seperti pelacur.

- Benarkah?
- Jelas sekali. Lihat padaku!

Pelan-pelan!

Ini lebih baik.

Aku pergi. Kau mau ke orang tua kita
sekarang, jadi aku bisa pergi?

- Oke, kau akan ceritakan nanti?
- Aku janji.

- Kau tak ingin tidur?
- Tidak.

- Lalu apa yang akan kaulakukan?
- Tidak ada.

- Bagaimana dengan kakakmu?
- Kurasa dia sudah tidur.

- Bukankah dia pergi untuk menemui pacar Jermannya?
- Tidak, dia tak peduli.

- Apa si Felix bisa berbicara bahasa Prancis?
- Ya.

- Apa itu bagus?
- Berasal dari Jerman, ya.

- Pakai piyamamu dan tidurlah.
- Oke.

Dalam setiap kesempatan, aku selalu ke
pantai sepanjang hari...

... dengan Milan, yang aku perkenalkan padamu...

... dan kami main body-surfing.

- Kau pernah body surfing?
- Ya.
- Ya?

- Kau mau es krim?
- Ya.

- Selamat malam, Pak.
- Selamat malam.

- Ini.
- 6 euro.

- Terima kasih, semoga malamnya menyenangkan.
- Terima kasih.

Ayo, kita ke pantai.

- Kau mau?
- Ya.

- Rasanya enak.
- Enak sekali.

- Pertama kali?
- Ya.

Jangan takut!

Terima kasih untuk malam ini.

- Selamat malam, Isabelle.
- Selamat malam.

- Kau belum tidur?
- Seperti yang kau lihat, belum.

- Dari mana kau berasal? Apakah ibumu tahu?
- Tidak

Dan kau tidak harus memberitahu dia.

Sedang apa kau di sini?

Aku sedang menunggumu.

- Lalu bagaimana?
- Aku melakukannya.

- Kau berhubungan seks dengan dia?
- Ya.

- Bagaimana rasanya?
- Aku tak ingin membicarakannya denganmu, Victor.

Ayolah, kau sudah janji.
Ada sesuatu yang salah?

- Tidak ada sama sekali.
- Tidurlah di kamarmu!

Victor?

- Jangan bilang ibu!
- Oke.

- Selamat pagi.
- Ah, si tampan Felix.

- Bagaimana kabarmu, Bu?
- Kau bisa memanggilku Silvie.

- Patrick, ini Felix.
- Selamat pagi.

- Halo.
- Véronique, Peter.

- Felix.
- Selamat pagi.

- Halo.
- Bagus.

- Bagaimana kabarmu, Felix?
- Halo, Victor.

- Kau baik-baik saja?
- Ya.

- Aku boleh berbaring di sampingmu?
- Tentu saja, kalau kau mau.

- Bagaimana kalau kita pergi berenang?
- Yeah, ide yang bagus.

- Patrick, kau ikut?
- Aku datang.

- Victor, kau ikut?
- Tidak sekarang.

Kau yakin tak ada ubur-ubur saat ini?

Kakakmu sangat spesial.

- Kenapa?
- Aku tak tahu.

- Aku pernah bertemu seorang gadis seperti dia.
- Apa karena kau Jerman dan dia Perancis?

Victor, kau bisa membantuku?

- Kau yakin dia tak mengharapkan sesuatu?
- Tidak, dia tak mau datang.

- 17 beres. Kau sudah dapatkan hadiahnya?
- Ya.

♪ Selamat Ulang Tahun ♪

♪ Selamat Ulang Tahun ♪

♪ Selamat Ulang Tahun, Isabelle... ♪

♪ Selamat Ulang Tahun ♪

Ayo, tiup!
Kau tak perlu menangis.

Itu Felix.

= Musim Gugur =

Masuklah!

Selamat sore, Lea.

Selamat sore.

Aku tahu, aku berbohong soal usiaku.

Semua orang melakukannya, kan?

- Kau keberatan?
- Tidak.

Kau juga tak sama dengan foto-foto di web.

Aku tahu.

- Kau ingin minum?
- Tidak.

Mungkin segelas air saja.

Duduklah!

Kau cantik.
Lebih cantik dari fotonya.

- Mahasiswi?
- Ya.

Benar, itu masa-masa yang genting.

- Berapa umurmu?
- 20 tahun.

Kau memiliki mata yang sangat cantik.
Melankolis.

- Kau tampak sangat muda, kau tahu?
- Ya, aku tahu. Aku sering mendengarnya.

- Kita bisa bertemu lagi?
- Kau punya nomorku.

Kau bisa dipesan malam hari?

Tidak, hanya sampai sore.
Dan aku tak melakukannya di akhir pekan.

Sayang sekali.

- Selamat tinggal.
- Selamat tinggal.

- Apa yang kau tulis di sana?
- Tampan.

- Baiklah, sudah kusiapkan makanan. Ada di lemari es.
Tinggal dipanaskan saja di microwave.
- Oke.

- Sampai jumpa besok.
- Victor, kau harus sering belajar tata bahasa!

- Oke.
- Sampai nanti, Muna.

- Sampai jumpa besok.
- Sampai nanti.

Aku capek.

Kencan & Kamu

- Ketuk pintu dulu sebelum masuk.
- Kau sedang apa?

- Tinggalkan aku sendiri, aku sedang bekerja!
- Kau sedang menonton film porno?

- Pergi!
- Kalau begitu, aku makan dulu.

"Pada usia 17, kau tak bisa jadi formal."

"Suatu malam, kau bosan dengan bir dan limun..."

"Kafe yang berisik dengan puluhan lampu yang menyilaukan..."

"dan kau berada di bawah pohon, untuk berjalan-jalan."

"Begitu semerbaknya wangi kapur hijau pada malam di bulan Juni!"

"Udara kadang-kadang begitu lembut, menutup kelopak mata."

"Semilir angin, kota ini tidak jauh ..."

"membawa aroma anggur dan bir."

"Malam di bulan Juni 17. Kau membiarkan dirimu mabuk."

"Getah adalah sampanye yang masuk ke kepalamu, melantur."

"Kau merasakan ciuman di bibirmu, berdenyut seperti binatang."

"Hati gilamu, Robinsonea melalui novel..."

"ketika lentera redup menjadi terang..."

"melewatkan Nona yang terlihat cantik."

"Baginya, kau tampak sangat naif,
dan berlari dengan sepatu kecilnya..."

"bergantian, peringatan, dan gerakan hidup..."

"pada bibirmu, puisi kemudian mati."

"Kau sedang jatuh cinta, menertawakan ayat-ayatmu."

"Semua teman-teman mereka, kau tak tertahankan."

"Dan satu malam, cintamu berkenan untuk menulis."

"Malam itu, kopi kembali mempesona."

"Kau pesan bir atau limun.
Pada usia 17 kau tak bisa jadi normal..."

"bila ada kapur hijau di jalan."

kau bisa melihat kalau Rimbaud berbicara
soal mabuk alam.

Dan selebihnya mengarah ke percintaan.

Karena masih muda, Cinta berjalan melalui
perbuatan yang tercela, rasa malu...

Pada usia 17, seseorang dapat jatuh cinta
hanya selama liburan...

Cerita hidup, dan kembali ke SMA
banyak yang diceritakan...

Karena kita jatuh cinta
dan musim panas itu menggemaskan.

Jatuh cinta, sebagai seorang pria.
Melewatkan masa remaja menjadi dewasa.

Ini adalah keadaan acuh tak acuh
di musim panas, kebebasan...

kebahagiaan, sukacita.

Pada bait ketiga, "Robinsonea" adalah sebuah kata baru?

Apakah dia merujuk pada Robinson Crusoe?

Kita berpetualang selama 2 bulan
dan akhirnya kita sendirian.

Di awal dan di akhir sama. Hidup ini seperti
sebuah lingkaran, sesuatu yang tak terbatas.

Berulang-ulang, apapun yang terjadi.

Belum pasti puisi tentang pertemuan itu.

Ini lebih seperti diagnosis,
pada mimpi tentang cinta.

Oke, besok jam 05 sore, 300 Euro.
Alamatnya di mana?

- Isabelle, kau mau ikut makan siang?
- Aku ikut.

- Kau meng-sms pacarmu?
- Kok bisa tahu?

Jelas terlihat. Mukamu bercahaya.

- Apa dia bukan anak SMA?
- Tidak, kau gila.

- Berapa umurnya?
- 32 tahun.

Aku mengerti, yang di sini semua brengsek.

- Apa pekerjaannya?
- Dia seorang pengacara.

Kau ingat pria tua yang kita
bicarakan di depan sekolah?

Ya.

Itu terjadi lagi pada seorang teman adikku.
Tapi dia berhasil melaluinya.

- Oh, benarkah?
- Hanya untuk beli tas Prada, bisa kau bayangkan?

Kenapa Isabelle selalu dalam
suasana hati yang buruk?

Sayang sekali kau tak menyimpan
nomor pria tua itu.

- Kau serius?
- Tidak, hanya bercanda.

Lagian aku tak suka tas Prada.

Aku berangkat.

- Jam berapa kau pulang?
- Sampai malam, aku mau bertemu Claire.

Kami mengerjakan presentasi.

- Kau mengambil blus sutra abu-abu punya Ibu?
- Tidak.

- Yakin?
- Tentu saja, jangan ganggu aku. Aku sudah bilang tidak.

Hei, jaga cara bicaramu!

Semoga harimu menyenangkan
dan kau bekerja dengan baik!

Kau dengar cara dia berbicara?

Permisi.

- Selamat siang.
- Selamat siang.

Duduklah!

- Siapa namamu?
- Lea.

Pilihan nama yang sangat bagus.

- Berapa umurmu?
- 20 tahun.

- Dan kau kuliah?
- Humaniora tahun ke-2.

- Di mana?
- Di La Sorbonne.

- Kau merasa nyaman?
- Ya, aku baik saja.

Kau mansturbasi sendiri!

Secara alami.

Jangan melihatku!

Balik badan dan tunjukkan pantatmu!

Sambil berlutut.

Ini.

- Bolehkah aku mandi?
- Tidak.

- Ada apa?
- Uangku.

Sebentar.

Seharusnya 300 Euro.

- Maaf, tidak ada buktinya.
- Kita sudah sepakat 300.

Sudah keluar sana atau akan kulaporkan
pada orang tuamu, kau seorang pelacur.

Oke, sekarang, 500 Euro.

Aku ingin uang di muka.

Oke, tapi untuk 500 kau
mengisapku tanpa kondom.

- Aku tak tahu.
- Jangan khawatir, aku sudah menikah!

- Pekerjaanmu hanya ini?
- Tidak, kadang-kadang mengerjakan yang lain.

- Kau tahu pepatah?
- Tidak.

"Pelacur hari ini, pelacur selamanya."

- Apa kau tahu kalau Isabelle ada di rumah?
- Tidak, aku belum dengar suaranya.

- Dia sekarang sedang mandi.
- Ini urusan wanita.

- Kau sedang bekerja?
- Ya, ada berkas yang harus kuselesaikan.

- Kau boleh bekerja sepanjang hari di hari Minggu.
- Jangan khawatir, aku akan mengerjakannya.

- Jangan lupa ke teater malam ini?
- Kenapa Ibu tidak mengajak Victor?

Karena dia menginap di rumah temannya
Patrick dan kami ingin kau yang ikut kami.

Jadi aku terjebak.

Kau harus tarik napas.

- Ibu, saat seusiamu...
- Aku tahu, pergi ke pesta, bermain...

Cepat! Tak akan lama
sampai kita pergi ke restoran.

- Bagaimana kabarmu?
- Sudah lama kau menunggu?

- Kita harus pergi sekarang, acaranya akan segera dimulai.
- Kami...

- di galeri.
- Kami di sana. Sampai nanti.

- Ketemu lagi saat istirahat.
- Sampai nanti.

Di mana mereka?

Hadirin sekalian, silakan kembali ke tempat duduk kalian!

- Kau melihat ibumu?
- Tidak.

Sekarang mau dimulai.

Permisi.

Sampai ketemu hari Rabu.
Waktu yang sama. Kamar 6095 G.

- Kau suka teater?
- Tidak terlalu.

- Kau datang dengan orang tuamu?
- Ya, dia ayah tiriku.

Ibumu seorang wanita yang cantik.

- Mereka tidak mencurigai sesuatu?
- Tidak.

Lebih baik tidak.

Kau takkan berbohong soal usiamu, kan?

- Kau sudah dewasa, setidaknya?
- Tentu saja, aku 18 tahun musim panas ini.

Terima kasih.

Kau mau kita bertemu lagi?

♪ Sepertimu, Aku punya hati... ♪

♪ Tidak bisa menjanjikan apa-apa... ♪

♪ Takut untuk mencintai... ♪

♪ Tapi mungkin mencintaimu. ♪

♪ Kenapa menyembunyikannya? ♪

♪ Kenapa menghindarinya? ♪

♪ Aku tak punya apa-apa
untuk diberikan padamu... ♪

♪ Apa yang dilihat mataku. ♪

♪ Tak ingin menderita... ♪

♪ Tapi siapa yang tak pernah menderita? ♪

♪ Kenapa menghindarinya? ♪

♪ Kenapa pergi? ♪

♪ Dengan tinggal di menara gadingmu... ♪

♪ melihat segala sesuatu merah
muda atau semuanya hitam. ♪

♪ Sendiri. Sendiri. ♪

♪ tak jadi bahagia... ♪

♪ satu dilupakan bila itu tidak membahagiakan. ♪

♪ Sendiri. Sendiri. ♪

Ada orang di rumah?

- Ibu bilang kau punya pacar.
- Tak ada yang akan diceritakan.

- Kau bisa memberi tahu kakakmu.
- Dan kau, kau menyurati pria Jerman-mu?

- Tidak.
- Kau tak ingin melihatnya lagi?

Untuk apa? Dia tidak tinggal di sini.
Dan Felix bukan siapa-siapa.

- Kau senang sendiri?
- Ya, ini menyenangkan.

Menyenangkan tidak cukup.

Jadi, bagaimana kehidupan cintamu atau kekasihmu?

- Tak ada apa-apa untukmu.
- Aku sepertimu, tidak sedang jatuh cinta.

Kau tahu apa?

- Apa sekarang kau sering masturbasi?
- Hentikan! Dasar cabul.

- Kenapa bicaramu gagap?
- Diam!

- Kau tak melihat hal-hal begituan di internet?
- Aku mau menonton TV.

Tunggu!

Kau tak ingin?

- Kau sudah menikah?
- Ya.

Wanita yang di teater itu isterimu?

Bukan. Dia putriku.

Aku tak pernah jadi seorang ayah
yang baik. Kurang peduli.

Dia marah untuk waktu yang lama,
tapi sekarang, kami sudah akur.

Mendekati satu sama lain. Kami pergi ke
teater atau ke bioskop bersama-sama.

Dan dia juga mirip denganku.

Dan sebagai suami?

Aku sedang mencobanya.

- Kalau kamu?
- Apa?

- Ayahmu?
- Tak ada yang perlu dikatakan. Ini ayahku.

Kau boleh membuka bajumu sekarang.

Georges?

Georges?

Georges?

Georges?

Georges!

Apa-apaan ini?

- Kenapa bisa begini?
- Sudah kubilang, aku terjatuh setelah mandi.

Aku sedang terobsesi mandi sepanjang waktu.

Aku akan memasang perban kecil.

- Apa ini akan lama?
- Butuh waktu untuk penyembuhan.

Sudah selesai. Perban yang lucu.

Ibu ingat masa kecilmu selalu pulang
berdarah sambil marah dari sekolah.

Seperti orang gila.

= Musim Dingin =

- Permisi, selamat pagi.
- Selamat pagi.

- Tolong bisa bicara dengan Ny. Bontal?
- Anda sudah buat janji dulu?

Belum, kami dari kepolisian.

- Putriku, Isabelle?
- Isabelle atau "Lea".

Lea? Itu nama ibu saya.
Saya tak mengerti maksud anda.

Ini putri anda, kan?

- Benarkah?
- Ya, saya rasa.

Georges Ferrière sering ketemuan
dengan putri anda, "Lea".

Putri anda mempunyai kehidupan
ganda, sebagai pelacur.

- Dia masih 17, anda pasti salah.
- Tidak. Ini dia, tak diragukan lagi.

Tentang putri anda, dia hanya sebagai
saksi dan tidak dalam bahaya.

Dan hukum menganggap dia
menjadi korban orang ini.

Namun, ada penyelidikan sedang
berlangsung, apakah pelacuran ini...

...terjadi atas kehendak sendiri
atau dihubungkan oleh germo.

Saat ini dengan bebasnya internet setiap
anak dapat mengakses situs porno.

Kalian tidak tahu, kecuali jika kalian
orang tua melakukan kontrol.

Anda pernah memeriksa SMS
di telepon genggamnya?

Tidak pernah.

Ny. Bontal, anda tahu soal ini?

- Kau tahu?
- Tidak.

- Kau mau pergi ke pesta di Benoit?
- Aku belum tahu.

Orang tuanya pergi selama akhir pekan.

- Entahlah.
- Etienne seharusnya ada di sana.

Kupikir ini kesempatan.
Jarang-jarang terjadi sekali, bukan?

Ya.

- Kau bisa datang dengan pacarmu, jika kau mau.
- Tidak, kami sudah putus.

- Maaf, apa kau sedang sedih?
- Tidak, lebih baik seperti itu. Ada perbedaan usia.

- Kau mau pergi, Muna?
- Ya, ibumu sudah datang.

- Ada apa?
- Ini bukan urusanku.

- Ada apa?
- Entahlah.

Sampai besok.

- Kau sudah pulang lebih cepat?
- Masuk ke kamarmu, Ibu harus bicara dengan kakakmu!

Tolong ke sini!

Ibu sudah tahu semuanya, tentang Lea.

Diam di sini!

Polisi datang.
Kenapa kau tak mengatakannya?

- Katakan apa?
- Katakan apa?

Apa yang kau lakukan?
Seorang pelacur?

Dasar pelacur?
Apa itu lucu bagimu?

Dan kematian pria ini, kau tahu?

Apa kamu tahu?
Kau menjijikkan!

Sadarkah kamu betapa buruknya ini?
Apa kamu mengerti?

Apakah kamu tak berpikir?
Apa yang ada di pikiranmu?

Ada apa denganmu?
Kenapa kau melakukan itu?

Semua itu...

Isabelle, Ibu mohon.

Isabelle, maafkan Ibu.

Maafkan.

Apa yang terjadi?

Kenapa?

- Kau menggunakan kondom, setidaknya?
- Ya.

- Berjanjilah, kau takkan berbuat itu lagi!
- Tentu.

Bisa kau bawakan kentangnya, Victor?

Semuanya ke meja.

- Ayah punya kabar baik.
- Apa?

- Mengenai sewanya.
- Apakah berhasil?

Ya, pondoknya tersedia minggu kedua Februari.

- Kita akan pergi ski?
- Ya, kau bisa meningkatkan kemampuanmu.

- Tentu, aku lebih baik dari Ayah.
- Kita lihat nanti.

Kau mau ikut dengan kami, Isabelle?

Tentu saja. Kenapa Ibu bertanya?

- Apa yang kulakukan salah?
- Berhenti menyalahkan diri sendiri!

- Tapi kenapa?
- Itu takkan membantumu.

Aku tak mengerti kenapa aku tak tahu apa-apa.

Ini karena putrimu sangat cantik.

- Apa maksudmu?
- Ini biasa untuk semacam "permintaan".

- Kau bercanda?
- Apa?

Apa normal jadi pelacur karena seseorang cantik?

- Bukan itu maksudku.
- Jangan konyol!

Apa yang dia katakan?

Tidak ada. Tak menjelaskan apapun.

Menurut Polisi, aku perlu waktu untuk
memahami apa yang telah dilakukannya.

Setidaknya dengan kematian
pria ini, semuanya berakhir.

Bagaimana jika dia tidak mati?

Dia akan terus melacur.
Kau mengerti?

Kupikir dia butuh lebih keleluasaan.
Mungkin kau harus mengirim dia ke ayahnya.

Tidak dengan ayah yang ini.
Kita sudah cukup banyak masalah.

Oke, dengar, besok polisi ingin
mendengar pernyataanmu...

dan kau harus menemui psikolog lalu kau
putuskan apa yang harus dilakukan dengannya.

Jangan mendramatisir.

Kaupikir aku mendramatisir?

- Kau sadar, apa yang telah dia lakukan?
- Ya, tentu saja.

Kita harus tegas, mengawasinya dan menghukumnya.

Tak boleh ada lagi komputer, ponsel,
tak boleh main keluar.

Dan putramu, apa dia mengerti?

Kubayangkan. Dia ada di sana saat polisi
datang dan mendengarku bicara kepada Muna.

Aku akan bicara dengannya besok.

Baguslah.

Menurutmu aku sedang ingin itu sekarang?

Ada apa?
Kupikir kau hanya perlu pelukan.

Maafkan aku.

Seorang pria mengikutiku di depan
sekolah dan menawarkan uang.

- Kau menerimanya?
- Tidak.

Kubilang akan memikirkannya dan dia memberiku
nomornya, siapa tahu aku berubah pikiran.

06 23 21 46 37.

Setelah berapa lama akhirnya kau menelepon?

Seminggu kemudian.

Di mana kalian bertemu?

Di Hotel Intercontinental, dekat The Opera.

Apa kau menyukainya?

Tidak langsung.

Pada awalnya aku merasa jijik, tapi
kemudian aku ingin melakukannya lagi.

Kenapa kau melakukannya lagi?

Aku melihat sebuah film dokumenter di TV
tentang siswa yang membutuhkan uang.

Aku membeli telepon dan
akhirnya semuanya dimulai.

- Kau berniat untuk terjun lagi?
- Entahlah.

- Itu hanya sebuah pengalaman.
- Pengalaman bisa sangat membahayakan.

Kau tak pernah tahu kau dengan siapa.
Tak ada seorangpun menjaga atau membelamu.

Menjadi anak di bawah umur,
Kau adalah mangsa mudah.

Kebanyakan pelacur diserang atau diperkosa,
ditinggal sendirian untuk dibunuh.

Ini uang yang mudah. Segera kau bisa
berada dalam lingkaran setan.

Berbicara tentang G. Ferrière.

Pernahkah kau melihat sesuatu yang aneh,
apa kau tahu dia punya penyakit jantung?

Tidak. Dia meminum obat.

Obat apa?

Aku tak tahu. Viagra.

Apa kau berlatih perminan seks dengan
kekerasan, permainan erotis yang bobrok...

pencekikan, kekerasan...?

Tidak, semuanya cara normal.

- Kenapa lari tanpa memberitahu siapapun?
- Aku lari karena tak tahu harus berbuat apa.

Saat tahu dia mati, berapa lama setelah itu kau pergi?

Aku tak tahu. Aku terkejut.
Dia sudah mati.

- Kau yakin dia sudah mati?
- Ya.

- Kau pernah lihat orang mati sebelumnya?
- Belum, atau ya, kakekku, tapi itu beda.

- Kau mengambil uangnya?
- Ya, yang kami sepakati.

- Apa semua uangnya bisa kumiliki?
- Tidak, semua diserahkan ke ibumu.

- Sudah selesai makan yoghurt-nya?
- Ya.

- Sikat gigi dulu sebelum tidur.
- Oke.

- Aku akan membiarkan kalian berdua.
- Jangan, tolong tetap di sini, ini penting.

Ibu pergi ke rumah sakit dan...

- seseorang memberi Ibu saran yang bagus.
- Aku tidak sakit.

Ibu tidak bilang begitu, tapi menurut Ibu
kau perlu berbicara dengan seseorang.

Aku tak ingin bicara.

Tak ada alternatif, Isabelle. Dengan apa yang
terjadi, kau harus mengikuti pengobatan...

... psikoterapi.

Aku tak mau. Ibu tak bisa memaksaku.

Dengarkan ibu!

Pilih itu atau akan dikirim ke rumah
sakit jiwa. Apa kau lebih suka itu?

Ini untuk kebaikanmu, Isabelle.
Takkan menyakitimu, kenapa tak dicoba?

Bagaimana dengan uangku?

Ibu rasa akan memberikannya untuk amal.

- Semacam pembersihan diri.
- Ya, itu bagus.

Brengsek.

Bagiku, itu kejutan, aku tak mengerti dan...

masih tak mengerti.

Isabelle selalu dapatkan apa yang dia inginkan.

Aku mengurus hidupku dengan baik,
kupenuhi semua kebutuhan anak-anak.

Aku memberikan uang ketika dia membutuhkannya
untuk membeli apa pun yang dia ingin.

- Apa kau memerlukan uang?
- Tidak.

Kenapa menetapkan tarif? Apa kau
ingin tahu berapa harga dirimu?

Tidak, cara itu lebih sederhana, jelas.

- Bagaimana kau bisa mengatakan ini?
- Biarkan aku bicara!

- Apa mereka pria yang lebih tua?
- Benar.

Seumuran ayahmu?

Atau seumuranmu?

- Bisakah kau ceritakan tentang dia?
- Tak ada yang bisa dikatakan.

Apa yang bisa kukatakan, kami
berpisah 7 tahun yang lalu.

Dia bekerja keras dan tinggal di Italia.
Dia menikah lagi 4 tahun lalu...

dan telah punya anak setahun yang lalu.

Isabelle dan adiknya... mereka
bertemu ayahnya selama liburan.

- Apa kau bisa menerima dia?
- Wajar, dia ayahku.

- Apakah kau merindukannya?
- Tidak.

Kau tahu kau punya hak
untuk membenci atau sedih?

- Kau mendapatkan pensiun?
- Ya, semuanya beres di antara kami.

- Dan kamu, Isabelle, apa ayahmu memberimu uang?
- Ya, untuk ulang tahunku dan Natal.

- Cukupkah?
- Ya.

- Berapa banyak?
- 500 Euro untuk Natal dan ulang tahunku.

- Tahun ini, dia lupa.
- Tidak, Ayah mengirimkan cek.

Kau tidak memberitahu Ibu.

Isabelle, bisakah kita sekarang
mengatur kapan kita bertemu lagi?

Kau tak keberatan datang
ke sini seminggu sekali?

- Berapa tarifnya?
- 70 Euro.

- Tak bisa kurang?
- Segitu tarifku.

Aku boleh membayar dengan uang yang kuperoleh.

Kedengarannya itu bukan ide yang bagus.

Yah, aku tidak tahu.
Tidak ada?

Isabelle benar. Itu uangnya.
Dia yang memperolehnya.

- Halo Isabelle.
- Halo Peter.

Hai anak-anak.
Halo Lucie.

Bagaimana?
Semuanya tampak oke, seperti biasa.

Bagaimana, kau menyukainya?

- ... nyamuk, babi...
- Halo, Isabelle.

- Halo Vero, kau baik-baik saja?
- Masih lelah, dia sedang tumbuh gigi, Sophie.

- Aku harus memberinya botol jika dia bangun?
- Ya, aku menyiapkan semua di dapur.

- Dah, Ibu.
- Dah, sayangku.

Jaga tetap hangat...

tapi jangan membangunkannya
sebelum kita pulang.

Kau ingin melihat lukisanku?

Jangan sering merepotkan Isabelle dan
dalam sejam lagi, semuanya harus tidur!

- Jika ingin makan sesuatu, ambil saja di kulkas!
- Oke.

Semoga beruntung. Lagian
kami takkan pulang cepat.

Terima kasih, selamat bersenang-senang.

Selamat malam.

Selamat malam, aku tertidur.

- Semuanya baik saja?
- Ya, baik saja.

- Apa Sophie terbangun?
- Tidak, aku lihat dia tertidur pulas.

Baguslah. Sekarang jam 1 subuh,
dia tiba jam 7 malam, jadi 6 jam.

Peter? Kau punya uang kecil?
Aku hanya punya 50 euro.

- Berapa?
- 10 Euro.

- Ini.
- Terima kasih.

- Mau aku antar pulang, Isabelle?
- Ya.

- Peter, tunggu!
- Apa?

Biar aku saja yang mengantarnya.

- Kau yakin?
- Ya.

- Kenapa kau tak ingin Peter mengantarku?
- Karena dia harus bangun pagi-pagi.

- Kau tak percaya padaku?
- Tentu percaya.

- Jadi kau tak percaya padanya?
- Apa maksudmu, Isabelle?

Aku tahu kalau ibuku menceritakan semuanya.

Dalam hal apapun, aku tidak berbahaya.

Apa maksud ucapanmu?

- Selamat malam.
- Hei, kau baik-baik saja?

- Ya, aku dapat 60 Euro.
- Apa?

Sebagai pengasuh.

Sangat lucu.

- Apa yang kau tonton?
- Tidak ada yang bagus, hanya omong kosong.

- Kau di sini menungguku?
- Tidak.

- Ibu sedang tidur?
- Ya, dia sangat lelah. Semua ini tak mudah baginya.

- Kenapa?
- Jangan berlaga tak bersalah, Isabelle!
Kau tahu sebabnya.

- Ada apa?
- Tidak ada. Kau membuatku tertawa.

Apa yang membuatmu tertawa?

Kau mengingatkanku pada seorang pria
yang tidur denganku. Seorang pelanggan.

- Apa yang sedang kaumainkan, Isabelle?
- Tidak ada.

Kau harus berhati-hati
dengan ibumu. Dia rapuh.

Kau perlu bicara padanya.
Dia perlu memahami.

- Sulit untuk ibumu, kau tahu?
- Aku tak ada apa-apa untuk dikatakan. Ini hidupku.

Dekati dia, bersikap baiklah.
Dia sangat syok.

- Kau juga syok?
- Ya, aku juga.

Tapi aku tak peduli,
aku bukan ayah kandungmu.

Justru itu, bagaimana menurutmu?

Kurasa kau sedang dalam fase remaja,
di mana kau ingin merasakan pengalaman...

mengetahui batasmu, melampaui batas.

- Kau pernah tidur dengan pelacur sebelumnya?
- Kurasa itu bukan urusanmu.

Ayolah katakan padaku. Aku
takkan membocorkan ke Ibu.

Kalian sedang apa?

Tidak ada. Kami sedang mengobrol.

Masuk ke kamarmu sekarang!

- Aku minta maaf, tapi...
- Aku tahu, tak perlu katakan apapun!

Kau bisa mengirimnya ke sekolah asrama, kan?

Entahlah.

- Kau menerima usulannya.
- Kau ini bicara apa?

- Aku tadi melihatmu.
- Kau melebih-lebihkan. Dia hanya ingin memprovokasi.

Dia itu putriku dan itu membuatku jijik.

Kau harus bicara dengan tenang.

Kau mau ke mana?

Ibu mau apa? Ibu tak lihat
jam berapa sekarang?

- Ibu ingin mengusulkan sesuatu.
- Apa?

Bagaimana menurutmu kalau kita berdua
pergi ke London untuk berakhir pekan?

Untuk berbelanja. Orang tua Peter
punya sebuah apartemen di sana.

Kita bisa pergi melihat konser musik.

Aku tak suka konser musik.

Apa yang telah kami perbuat sehingga
membuatmu bertingkah seperti ini?

Ibu tak mengerti, sebelum
kau menceritakan semuanya.

- Apa karena Patrick?
- Tentu saja bukan.

- Apa yang psikolog katakan?
- Hanya omong kosong.

- Apakah buruk?
- Aku tak ingin membicarakannya dengan Ibu.

Tapi Ibu bisa mengerti. Ibu juga pernah
seusiamu dan melakukan hal-hal bodoh.

Ibu juga dulu seorang pelacur?

Aku ibumu, Isabelle. Normal bila khawatir
dan coba memperbaiki semuanya.

Aku tahu yang terjadi antara Ibu dan Peter.

Kau bicara apa?

Ibu berhubungan seks dengannya?

Jika Ibu bilang ya, apa itu bisa merubahnya?

Kalau begitu Ibu percaya padaku.

Kau membuat Ibu takut, Isabelle.

Apa yang kusukai yaitu mengatur janji.

Chating online, berbicara di telepon.

Dengarkan suara-suara, bayangkan hal-hal.

Lalu pergi, mencari hotelnya...

tidak tahu siapa yang akan kau temui.

Rasanya seperti sebuah permainan.

Sebuah permainan yang berbahaya.

Tidak. Atau mungkin sedikit.

Pada saat itu aku hampir tak merasakan apapun.

Tapi kemudian, ketika di rumah teringat...

... atau di sekolah...

... membuatku ingin melakukannya lagi.

Dengan yang lainnya.

Bagaimana dengan kematian pria ini?

Ya.

Georges.

- Kau menemuinya beberapa kali, si Georges?
- Ya.

Kenapa?

Dia sangat ramah.

Dengan dia lebih nyaman.

Tidak meminta banyak, hanya...

... membelai... menatapku.

Kecuali yang terakhir kali.
Dia memintaku untuk berdiri...

... dan meninggal.

Setelah ini, aku tak punya hasrat lagi.

Aku merasa kotor.

Kotor, kenapa?

Karena membunuhnya.

- Ada apa?
- Aku tidur dengan Etienne.

- Itu bagus. Itu kan yang kau inginkan.
- Tidak.

Aku melakukannya dengan sangat buruk.
Sekarang dia mengabaikanku.

Aku melihatnya, berkelakuan
seolah-olah tak ada yang terjadi.

- Apa yang salah?
- Kami hanya bercinta selama 3 menit.

Aku tak merasakan apapun, bahkan
ketika dia mengalami ejakulasi.

Jangan khawatir! Setidaknya, kau
melakukannya. Itu tak masalah.

Jangan menangis.

Itu sering terjadi pada pengalaman pertama.

Apa yang kamu tahu?
Saat itu kamu kan masih perawan!

- Apa kau tidur dengan pengacaramu?
- Tidak.

Aku banyak membaca cerita-cerita
dan selalu cerita seperti itu.

Etienne? Kau mau datang ke pesta
di Benoit pada hari Sabtu?

Jika kau mau datang,
aku akan pergi denganmu.

- Terima kasih.
- Ini akan baik-baik saja.

- Ibu setuju?
- Ya, dia bicara dengan psikologku.

- Siapa saja yang akan datang?
- Murid-murid di kelasku.

Apa aku keliatan jelek?

Tidak, itu cukup bagus.

- Kau tidak dandan?
- Bagaimana menurutmu?

Ya, setidaknya sedikit riasan.

Ada seorang gadis di kelasku.
Kau tahu apa yang dia lakukan?

- Apa?
- Dia mau memberikan ciuman dengan
lidah asal dibayar 5 Euro.

Tidak mahal.

- Kau membayarnya?
- Apa kau gila? Aku tak butuh itu.

Itu bukan hal yang memalukan.
Bagus untuk berlatih.

- Kau suka temanku Marco?
- Ya, kurasa.

- Aku ingin tidur dengan seorang gadis.
- Lupakan saja! Kau tak punya cukup uang.

Bukankah kau sudah berhenti?

Tentu. Aku hanya bercanda.

Ini untukku. Jangan katakan apapun!

- Halo.
- Halo.

Siap?

- Selamat malam, Claire.
- Selamat malam, Bu.

- Semuanya baik-baik saja denganmu?
- Ya, bagaimana dengan anda?

Jangan pulang sampai larut dan
telpon Ibu jika ada masalah!

Ya, pasti.

- Terima kasih, selamat bersenang-senang.
- Selamat malam.

Sampai nanti, para gadis, bersenang-senanglah!

Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik
saja. Kau harus percaya padanya!

Halo.

- Bagaimana kabarmu?
- Baik, kalau kamu?

- Baik juga, kau mau ke mana?
- Jalan-jalan.

- Halo, Isabelle.
- Halo.

- Terlalu gerah juga di dalam?
- Tidak, aku hanya butuh udara segar.

Ya, aku juga. Kurasa
aku terlalu banyak minum.

Aku tak tahu kau akan datang.
Kau biasanya tak pernah ke pesta.

- Claire yang memaksa.
- Baguslah.

- Kau ingin merokok?
- Ya, terima kasih.

Jika aku bilang ingin menciummu...
kau akan mengirimku ke neraka?

Maaf, aku sangat konyol.

Oke, cium aku!

- Kau yakin?
- Ya.

Isabelle, kau sedang apa?

Ayo, ayo!

♪ Aku sendirian di kamarku... ♪

♪ memimpikan dia datang... ♪

♪ untuk membawaku di masa kecilku... ♪

♪ dan siapa yang akan meninggalkanku... ♪

♪ pergi menjauh! ♪

♪ Jika harus kujelaskan... ♪

♪ aku ragu akan salah. ♪

♪ Tapi aku mulai menyukai senyumnya... ♪

♪ setelah mengenal sebelumnya. ♪

Kau ingin pulang?

Bukan malam yang pertama.

♪ Ketika aku melihatnya, dia sedikit seperti... ♪

♪ tak punya siapa pun. ♪

♪ Tapi aku mengenal dia... ♪

♪ dan tak ada yang lain. ♪

= Musim Semi =

Makan siang sudah siap, Victor.

Sial.

- Mereka mau ke sini?
- Ya, kita bisa mulai.

- Kau tahu hari ini hari pertama musim panas?
- Ya, aku tahu.

Maaf, aku tak tahu ada apa denganku.

- Kau sedang apa?
- Sekarang biarkan aku yang menangani ini!

- Selamat pagi.
- Hai Alex, duduk di sini!

- Isabelle mau ke sini?
- Ya, dia sedang mandi.

- Dan kau tidak mandi?
- Belum.

- Apa kau terganggu?
- Tidak, hanya baunya.

- Kau mau minum apa? Coffee?
- Ya, terima kasih.

- Bagaimana konser tadi malam?
- Bagus, aku suka band ini.

Ada pesta setelah itu, tapi kami tidak ikut.

- Kenapa?
- Karena Isabelle ingin buru-buru pulang.

- Bukan salahku.
- Aku tahu.

Dia terlalu serius, hanya memikirkan belajar.

Isabelle, kau sedang apa?
Ayo, ambil sendiri kue coklatnya!

Kita mau pergi ke mana liburan musim panas ini?

Ini cukup sensitif.

- Ke Clos!
- Aku, aku ingin kembali ke Al Clos.

Setidaknya, beberapa minggu.

- Apa yang kau baca?
- Lesmois.

- Ada apa?
- Kau jangan berisik, aku ingin membaca dengan tenang.

- Kau tak ingin berhenti membaca?
- Ya, tapi nanti.

Jadi sekarang kau mengabaikanku?

Ini sudah berakhir, Alex.

- Apa? Apa yang berakhir?
- Hubungan kita.

Kenapa kau bicara begitu?

Karena aku tak jatuh cinta padamu.

Kenapa, dan apa yang telah kulakukan?

Tidak ada. Hanya aku saja.

Kita bersenang-senang saat bersama, kan?

Ya.

Lalu? Beri kita waktu lagi bersama!

- Kau sedang apa?
- Tidak ada.

Mau bermain PlayStation?

Pergilah!

- Di mana Alex?
- Dia pergi.

- Kenapa dia tak berpamitan padaku?
- Entahlah. Dia tampak sedih.

- Apa yang dia katakan?
- Tidak ada. Dia tak ingin bermain.

- Apa kau mengatakan padanya?
- Tidak.

- Mungkin dia hanya menduganya?
- Bukan itu.

- Selamat pagi, Nona.
- Selamat pagi.

- Selamat pagi, Nona. Ingin minum apa?
- Aku sedang menunggu seseorang.

- Selamat pagi.
- Bolehkah aku duduk?

Ya.

- Mau minum apa?
- Sama sepertimu.

- Kau yakin?
- Ya.

Tolong, dua wiski.

Aku menemukan nomormu di salah satu agendanya.

- Lea.
- Itu nama panggilanku.

Aku tahu.

Aku ingin bertemu.

Mempelajari siapa gadis terakhir yang
suamiku temui sebelum dia meninggal.

Maaf.

Kau tak perlu mencela diri sendiri.
Dia sakit.

Mati saat bercinta kematian yang lucu, benar kan?

Kamu masih muda. Dan sangat cantik.

Terima kasih.

Terlalu cantik. Tak pernah membayangkan itu.

- Aku juga tak pernah membayangkan itu.
- Oh, benarkah?

- Apa kalian membicarakan aku?
- Tidak, tak pernah.

- Berapa usiamu sebenarnya?
- 17 tahun.

17. Sungguh usia yang indah.

Aku juga berusia 17 ketika bertemu Georges.

Aku tahu dia melirik wanita lain.

Pada awalnya menyakitkan, tapi...

akhirnya aku merelakan.

Aku selalu melankolis.

Jika aku berani, tidak malu...

Aku berharap membayar pria
untuk bercinta denganku.

Tapi aku tak pernah berani.

Aku memikirkannya beberapa kali.
Sebagai fantasi.

Sekarang, aku juga sudah tua.
Aku harus membayar.

Kau melakukannya di kamar 6095, kan?

Ya.

Kamarnya sudah dipesan.
Dan aku ingin kau menemaniku.

300 Euro. Itu tarifmu?

- Jadi, kejadiannya di sini?
- Ya.

Aku perlu melihat kamar ini.

Kita bersenang-senang sampai akhir.

Selalu dengan kelembutan yang sama.

Kau ingin berbicara atau membuka bajuku?

- Itu tak perlu.
- Maaf.

Ke marilah ke tempat tidur denganku!

Aku juga perlu melihat kamar ini.

Terima kasih.