All language subtitles for The.Twisted.Tale.of.Amanda.Knox.S01E08.Libertá.1080p.HEVC.x265-MeGusta

SEBELUMNYA

- Semuanya keluar!
- Kaki!

Itu dia, seperti Perugia.

Aku akan beri dia keadilan.

Bersalah!

Tidak, kumohon!

Hei! Di mana jurnalku?

Foxy Knoxy. Gadis Amerika yang kejam.

Kau kenal pria bernama Rudy Guede?

Sidik jari dan DNA-nya ada
di TKP pembunuhan.

Mereka temukan pembunuhnya?

Dia punya riwayat penggunaan narkoba,
agresi terhadap wanita.

Kenapa mereka masih mengejar
putri kami?

Kau tahu apa kata pengacaraku?

Rudy Guede merampok sekolah
lima hari sebelum pembunuhan.

Kenapa dia tak dipenjara?
Jika dia sudah dipenjara…

Meredith Kercher masih hidup.

Mereka salah. Amanda tak ada di sana.

Dia tak terkait dengan pembunuhan itu.

Aku mungkin tak akan pernah bebas.

Ibu harus mulai
menerima hidup tanpaku.

- Putriku hilang. Semangatnya padam.
- Dia tak apa-apa.

Jika aku tetap akan kehilangan dia,
lalu apa gunanya?

Aku takut untuk berharap.

Ini menyiksaku.

Dia tak bersalah.

Tugasku adalah melihat kegelapan

dan membawanya ke terang.

Saat kita keluar dari sini,
kita pergi ke Gubbio.

Aku mau makan siang, makan malam.

Amanda, bagaimana rasanya pulang?

Aku terus berpikir
bahwa aku bisa melanjutkan hidupku,

lalu ada saat-saat tertentu
aku merasa tak sanggup.

Semua membenciku,
bahkan yang yakin aku tak bersalah.

Penjaraku selamanya adalah
cerita palsu tentang aku, si monster.

Hanya ada satu hal
yang terpikirkan untuk kulakukan.

Aku harus temui penulisnya.

20 April 2019, Pukul 18.22

Dr. Giuliano Mignini

Apa ini? Ini sangat tak pantas.

Dia menghubungimu.

Menghubungi? Apa tujuannya?

Ini… Tidak. Tak bisa begini.

Tolong singkirkan surat itu.

Ini bukan Anthrax, kujamin.

Kau mulai menyayanginya.
Aku bisa lihat itu.

Aku juga lihat itu membuatmu buta
terhadap apa yang bisa dia lakukan.

Aku tak akan terperangkap.

Tapi apa yang dia inginkan dariku?

Apa isi suratnya?

Jika kau buka, kau akan tahu.

Tuan Mignini, sudah lama
aku ingin menghubungimu.

Aku selalu berharap dapat kesempatan
untuk menghubungimu

di luar ruang interogasi
dan ruang sidang

tempat kita dipaksa

memainkan peran yang berseberangan
oleh sistem peradilan.

Jaksa dan terdakwa.

Aku selalu curiga hal itu membuat kita

mustahil untuk bertemu
dan saling memahami.

Saat usiaku 20 tahun,
ketika aku dipenjara dan disidang,

kau seperti pria kuat dan menakutkan,
yang berniat menghancurkan hidupku.

Namun, saat melihat wawancaramu,
aku sadar citramu itu salah.

Citramu datar dan dua dimensi,
seperti citra media tentang aku.

Aku melihatmu sebagai seorang pria,
bukan hanya sebagai jaksaku.

Seorang ayah bagi para putrinya,
dengan niat yang tulus.

Aku melihat seorang pria
yang tidak jahat.

Aku juga bukan monster.

Itu sulit. Dalam keseharianku,
aku sering merasa

apa yang kualami di Italia
sudah menjadi masa lalu.

Namun, terkadang, aku tiba-tiba merasa
kembali mengalaminya lagi…

PERANG AHLI ENSIKLOPEDIA

…seakan aku masih di penjara
dan disidang.

Bahkan di saat aku paling bahagia,

saat aku dipenuhi kasih sayang,

dikelilingi oleh cinta dan keluarga,

aku dihantui oleh kenangan
akan ketidakberdayaan,

kesepian, kesedihan, dan perasaan
bahwa aku sedang diburu.

Bahkan pada masa yang penuh harapan,
aku tersiksa oleh pertanyaan, "Kenapa?

Kenapa ini terjadi kepadaku?"

Kuharap dengan bicara denganmu,
aku akan temukan jawabannya.

Astaga, Chris. Dia membalas.

Apa katanya?

Amanda.

Setelah surat ketiga yang kau kirim,
aku tak bisa menjawabmu.

Tak ada seorang pun dalam karierku
yang memanggilku "Jaksaku".

Tak ada mantan terdakwa
yang menerimaku sepertimu.

Bicara soal persidangan,
kita tak bisa kembali ke masa lalu.

Namun, aku belum berhenti merenung
sejak saat itu.

Walau kuhargai keterbukaanmu,

aku tak akan pernah membiarkan
perilaku profesionalku terdistorsi,

walau sebagian,
demi alasan "memahami".

Salam, Dr. Giuliano Mignini.

- Astaga, Chris.
- Apa?

Dia tak mau bahas kasus itu denganku,
lalu menyuruhku menonton ini.

Maigret menderita karena memenjarakan
orang tak bersalah.

Kau harus mendengarkan ini.

Mignini menyuruhku menonton ini.

"Ketika kau mencari-cari
sebuah jawaban

dan tak bisa mendapatkannya,

kau tergoda untuk menciptakan,
untuk membentuk pihak yang bersalah.

Namun, saat kau membuka kembali
matamu terhadap fakta-fakta,

semua menjadi keliru."

Astaga!

Pembunuh teman sekamar Amanda Knox
dibebaskan dari penjara hari ini.

Terdakwa mereka dihukum dan dipenjara.

Berita dan kontroversi nasional…

Guede beri tahu pengacaranya, dia…

Dihukum 30 tahun atas pembunuhan…

…dikurangi masa tahanan 45 hari.

…mengaku tak bersalah,
mengatakan Amanda…

Amanda Knox.

- Amanda Knox.
- Amanda Knox.

Ada pengumuman?

24 November 2021, Pukul 17.02

Kau mengundang Ayah dan Ibu?
Kau punya kabar.

- Kau hamil lagi.
- Apa? Sungguh?

- Tidak.
- Sayang.

Aku tidak hamil.

Aku berpikir untuk kembali ke Italia.

- Apa?
- Kenapa?

Apa maksudmu?

Aku sudah berkirim surat
dengan Giuliano.

- Giuliano.
- Mignini.

- Sejak kapan?
- Cukup lama.

- Amanda, apa-apaan?
- Kenapa…

- Ayolah, Chris.
- Serius?

Kenapa?

Membencinya selamanya
tak membantuku memahami apa pun.

- Apa yang harus dipahami?
- Dia.

Kenapa dia mengejarku.
Kenapa dia membenciku.

Kenapa dia abaikan bukti.

Karena dia jahat. Dia ogre.

- Dia berengsek.
- Yang ini betul.

Apa yang dia katakan kepadamu?

Kami bicara banyak hal.
Bicara soal keluarga.

Kau membicarakan kami dengannya?

Dia setuju untuk menemuiku.

- Apa?
- Bertemu denganmu? Di mana?

Perugia? Kau tak bisa ke sana.

- Betul.
- Orang di sana

- masih ingin membalas dendam.
- Aku tahu. Aku akan bersembunyi.

Tapi kau muncul di hadapannya.

Pria yang memenjarakanmu tanpa bukti.

Sudah satu dekade sejak kau bebas.

Kenapa kau tak melanjutkan hidup saja?

Mudah bagimu mengatakannya, Chris.

Kau tak punya
tanda "pembunuh" di wajahmu.

Kau dibebaskan dari tuduhan, Sayang.
Semua sudah berakhir.

Tapi itu belum berakhir.

Kalian tahu Rudy Guede dibebaskan
lebih cepat hari ini?

Apa? Kenapa kau tak bilang apa-apa?

Tahu apa tajuk utama pertama
yang kami baca?

"Pembunuh teman sekamar Amanda Knox
dibebaskan."

Bukan "pembunuh Meredith Kercher"
atau "Rudy Guede" saja.

Pembunuhan Meredith Kercher
selalu dikaitkan dengan Amanda.

Orang-orang terpaku kepadanya,

dan mereka benar-benar
melupakan orang lain.

Dia juga mengunggah banyak hal
yang membuat orang marah.

- Dia terbukti tak bersalah.
- Orang masih mengira dia terlibat.

Percayalah, aku sudah berjam-jam
berdebat dengan mereka daring.

Kau menghabiskan berjam-jam
berdebat daring?

Siapa peduli pendapat
orang bodoh di internet?

Kau tak peduli jika jutaan orang
berpikir kau adalah pembunuh?

Kau akan lakukan apa pun
untuk ubah itu.

- Sejak kapan kau jadi ahli?
- Chris.

- Benar. Kau tak ada di sana dulu.
- Ya. Aku ada di sini sekarang.

- Dia butuh ini.
- Baik.

Dengan segala hormat,
kenapa dia butuh ini?

Pria ini berbahaya, dan dia pendendam.

- Ibu mohon.
- Amanda, kau baik-baik saja.

- Hidupmu sudah lengkap.
- Kau seorang ibu.

Kau punya bayi perempuan cantik.
Kenapa kau tak bisa…

Fokus saja pada anakmu.

Itulah yang kulakukan.

Ibu tahu ucapan pertamaku
kepada Eureka saat dia lahir?

Kataku, "Maaf. Maaf aku jadi ibumu."

Sayang.

Bayangan ini menyelimutiku
sejak usiaku 20 tahun.

Apa aku harus menerima putri kami
juga harus hidup di bawahnya?

Aku tak perlu menunggu
sampai dia bisa membacanya sendiri.

Banyak tulisan jahat tentang aku
di internet.

Itu akan terjadi di taman bermain.

Begitu ada orang tua penggosip
beri tahu anaknya siapa aku,

dia akan punya banyak pertanyaan
yang tak bisa kujawab.

Pertemuan dengan Mignini mungkin
memberiku satu jawaban. Mengerti?

Jika ada kemungkinan
dia akhirnya melihatku

dan membersihkan namaku,
itu sangat sepadan.

Bisa kita bicara?

Apa kau bercanda?

Aku tak berharap kau akan mengerti.

Teganya kau melakukan ini kepada kami?

Setelah semua yang kami lalui.
Kepada Ibu?

Kau tahu betapa beratnya itu?

Berjuang memulangkanmu
hampir membunuhnya.

Aku tak tahu apa kau menyadarinya,

tapi Ibu dan Chris tak tidur seranjang
selama setahun

- setelah kau kembali.
- Aku tak tahu.

Kau pikir apa sebabnya?

Penat terbang selama 15 bulan
membuatnya tidur di sofa?

Chris jadi bujangan di Italia.
Untuk apa?

Tiga tahun,
agar bisa ada di sana, menjengukmu.

Mereka tak tahu cara hidup bersama.

Itu bukan salahku, Deanna.

Tidak ada yang salahmu.
Tidak di dalam dunia Amanda.

Itu tidak adil.

Yang tidak adil adalah
aku harus berhenti sekolah,

Ashley berkelahi
dengan teman-teman sekelasnya,

Delaney mengalami serangan panik.

Dampak dari kepergianmu ke Italia
sangat besar.

Sekali lagi, aku minta maaf
atas semua yang kau alami.

Sungguh. Tapi aku yang masuk penjara,
dan aku masih di penjara.

Sudahlah.

Kau akan melakukan
apa pun yang kau mau, bukan?

Tidak. Polisi tak bisa menyarankan.

Sebentar.

Dia menangis?

Kumohon. Bisa aku menjelaskan diriku?

Bisa kau melihatku sebentar?

- Hei, Ayah masih di sini.
- Ya.

- Ayah membantu ibumu bersih-bersih.
- Sungguh?

Ya, Chris sedang bermain gim video.

Kau butuh waktu?

Tidak, dia sudah tidur.

Apa kau bisa tidur?

Ayah ingat tahun-tahun pertama itu.
Sangat berat.

Kau tak perlu minta maaf.

Ayah sangat sedih mendengar
kau mengatakan itu kepada Eureka.

Kau ibu yang luar biasa.
Dia beruntung memilikimu.

Kau orang terkuat
yang pernah Ayah kenal.

Ayah.

Tuhan tahu kau sudah membuktikan
kau mampu bertahan sendiri.

Tapi karena kau bertekad
untuk kembali ke Italia,

Ayah harus katakan bahwa keputusanmu
menyerahkan diri kepadanya…

Maaf. Ayah tak percaya pada Mignini.

Aku tak minta Ayah percaya padanya,
tapi percaya padaku.

Tapi terakhir kali
Ayah memberimu restu,

hasilnya sangat tidak baik.

Aku tak bisa tidak pergi.

Kalau begitu, Ibu ikut.

Ibu tak akan membiarkanmu kembali
ke negara itu lagi tanpa Ibu.

Amanda, Ibu tak suka ini.

16 Juni 2022, 06.51

- Aku sama sekali tak suka ini.
- Ini rencananya.

- Sumpah, jika kau menyuruhku tenang…
- Aku tak menyuruhmu tenang.

Aku berharap kau tenang,
tapi aku tak menyuruhmu tenang.

Baik, ini dia.

Seperti yang kita bicarakan.
Jangan bergerak. Jangan bersuara.

Jika mereka melihatmu,
mereka akan menelepon,

dan akan memburumu dalam 10 menit.

Dia sudah memburunya.
Dia tak pernah berhenti.

Tak akan pernah. Kita malah kemari,
masuk ke mulut serigala.

- Bu, tolonglah…
- Ini jebakan.

Ini bukan jebakan.

Jebakan yang dipasang monster itu
untukmu, dan kau memasukinya.

- Sebaiknya kita kembali, Amanda.
- Kita tak mungkin kembali.

- Ada apa?
- Kuh-nox!

- Apa yang terjadi? Tidak!
- Ada apa ini?

- Tidak! Chris!
- Jangan…

- Tolong hentikan!
- Tidak!

- Amanda!
- Ibu!

Lepaskan dia!

Lepaskan dia!

Amanda!

- Hei. Kau baik-baik saja.
- Apa yang terjadi?

- Di mana aku?
- Di rumah aman di Italia.

- Maafkan aku.
- Jangan minta maaf.

Maafkan aku.

Kau siap untuk ini, ya?

Kau akan hebat besok.

Entah apa yang kulakukan di sini.

Apa aku membodohi diriku sendiri?

Apa aku akan lebih kacau
saat pulang nanti?

- Kau tidak kacau.
- Benarkah?

Aku ingin Giuliano Mignini
katakan dia menyesal.

Aku ingin dia mengakui
kalau dia menyakitiku…

Jika kau ke sana
karena butuh sesuatu darinya,

kau akan gagal.

Ya. Aku tak boleh gagal.

Amanda.

Kau di sini!

Lihat dirimu!

Kau dibuntuti?

Kurasa tidak.

Bayimu!

Halo, Ny. Mellas.

Selamat datang.

Amanda, kita harus pergi.
Waktu kita tak banyak.

- Apa dia di sini?
- Belum.

Aku akan menunggu di sini,
di bangku ini.

Aku tak mau melihat
wajah pria itu lagi.

Christopher, kau bisa tunggu di sini.

Aku akan ada di sini.

- Mengerti? Baiklah.
- Baik.

- Aku mencintaimu.
- Aku juga.

Dah, Sayang. Baiklah.

Lewat sini.

Baik.

Aku akan biarkan dia bicara dulu.

Akan kubiarkan dia bicara
apa pun yang dia inginkan,

lalu aku akan bicara.

- Benar.
- Baik.

Astaga. Aku gugup.

Halo, Amanda.

Jaksaku.

Kau datang.

Kau datang.
Dari seberang dunia, untuk menemuiku.

Ada rasa cemas?

Maaf?

Terasa di perutmu.

Ya, kurasa ada.

Kau membawa permata hatimu.

Aku tak suka jauh darinya.

Tentu saja.

Mari kita duduk.

Ayo, Amanda.

Jika kau mau bicara duluan…

Aku di sini
untuk mendengarkan apa pun…

Wanita duluan.

Maafkan aku.

Aku sudah menyiapkan catatan…

Kau membuat kesalahan besar.

Aku dan banyak orang lainnya menderita
akibat kesalahanmu itu.

Kau merampas ketenangan
keluarga Meredith Kercher.

Kau telah memenjarakan
orang-orang tak bersalah.

Kau membuat publik melihatku sebagai
penyimpang seksual dan pembunuh.

Tak apa-apa, Amanda.

Tapi aku belajar sesuatu
dari pengalaman itu.

Aku belajar betapa mudahnya bagi kita
hanya melihat yang ingin kita lihat.

Untuk mengubah orang lain
menjadi karakter fiksi,

menjadi iblis dan orang suci.

Aku juga ikut bersalah.

Saat aku disidang, kau pria menakutkan

yang hanya punya satu tujuan,
yaitu menghancurkan hidupku.

Namun, aku tahu citramu ini salah.

Citramu datar dan dua dimensi
seperti citra Foxy Knoxy.

Kau sudah mengatakan ini.

Apa?

Kau mengatakan ini
dalam surat pertamamu.

Tapi kau perlu katakan lagi.

Aku kemari bukan
untuk membuktikan kau salah.

Aku yakin kau bertindak
dengan niat mulia yang tulus,

meski kau menyebabkan kerusakan besar.

Aku juga yakin kau berusaha memberikan
keadilan bagi keluarga yang berduka.

Aku ingin kau tahu
bahwa aku tak membencimu.

Butuh keberanian untuk datang ke sini.

Kita punya kesamaan ini.

Apa menurutmu bijak
jika aku berinteraksi denganmu?

Mengingat serangan sengit
yang diarahkan kepadaku

oleh mesin Humas Knox?

Selama 41 tahun aku bertugas,

belum pernah aku mengalami
fitnah sekejam itu terhadapku.

Aku tahu kau merasa dikambinghitamkan
oleh pers AS.

Aku penyelidik abad pertengahan
yang korup.

Aku disalahkan atas segalanya.
Aku tak pernah semarah ini.

Orang-orang coba mengambil keuntungan
dari kehancuran namaku.

Aku bisa membayangkan
betapa menyakitkannya itu.

Lalu kau menghubungiku.

Mengatakan "Jaksaku"
dengan penuh kasih sayang.

Kuakui, itu membuatku terharu.

- Itu salah.
- Maaf?

Itu hanya kekeliruan bahasa.

Dalam bahasa Inggris, kami mengatakan
"Jaksaku" tanpa konotasi kasih sayang.

Itu hanya berarti
"jaksa dalam kasusku".

Kau tahu ada hal-hal yang kami katakan
dalam bahasa Inggris

yang tak ada padanan persisnya
dalam bahasa Italia.

Misal, "Sampai jumpa".

Sungguh berani.

Tunggu sebentar.

- Ada apa?
- Entahlah.

Dia menelepon siapa?

Aku tak tahu.

Aku takut.

- Aku baik-baik saja.
- Sungguh?

- Tapi kau bisa pergi kapan saja.
- Baik.

- Tenang, Amanda.
- Aku berusaha tenang.

Aku minta maaf.

Tugasku memberi tahu istriku
saat waktunya minum obat.

Tolong beri tahu aku.
Apakah polisi sedang kemari?

Apa?

Menurutmu ini apa?

Sayang, kau memintaku bertemu.

Kau pikir aku akan memanfaatkan
pertemuan ini untuk menjebakmu?

Tidak. Tapi orang-orangku, keluargaku,

- mereka semua berpikir…
- Kau lihat? Ini yang kumaksud.

Kami tak asal menangkap orang
tanpa alasan di sini.

- Bagaimana jika kita duduk?
- Kasus ini menunjukkan

sisi gelap Amerika kepadaku.

Kebodohan. Merasa berhak.

Kau harus mengerti. Aku menuntutmu
bukan karena alasan pribadi.

Saat kau minta hukuman seumur hidup
untukku, itu terasa cukup pribadi.

Hukuman yang kuminta tak mencerminkan
hati orang yang kusidangkan.

Itu mencerminkan kejahatan terhadap
Meredith Kercher sangat kejam.

- Tapi aku tak membunuhnya.
- Dengar.

Kujalankan tugasku penuh kesadaran,
berdasarkan fakta yang kumiliki.

Aku melihatmu, kau bebas sekarang.
Biarlah itu jadi masa lalu.

Kenapa kau di sini, Dottor Mignini?

- Apa maksudmu?
- Kenapa kau datang ke sini hari ini?

Karena pertemuan ini luar biasa.

- Sesuatu yang jarang terjadi.
- Jadi, aku semacam objek penasaran?

Kau ingin tahu bagaimana keadaanku?

Aku ingin menunjukkan
kepedulianku kepadamu.

Kenapa kau mengirimiku Maigret?

Untuk membantumu
memahamiku dan tugasku.

Bukan untuk mengakui kau salah?

Amanda, pada saat aku menemuimu,

polisi sudah membuat
keputusan investigasi.

Kesalahan penyelidikan.

Mereka tak terbiasa
dengan kasus sebesar ini.

- Perhatian media, tekanannya.
- Aku juga tak terbiasa.

Aku tahu itu berat bagimu.
Aku tahu itu.

Orang-orang menganggapku monster.

- Aku tak sebut kau monster.
- Foxy Knoxy.

Wanita mematikan, pezina, luciferina?

Aku tak menyebutmu luciferina.
Itu Pacelli.

Kau tak perlu menyebutku begitu.
Kau menempatkanku di TKP.

Kau bilang aku menyiksa
dan mengejek Meredith.

Amanda, itu perkiraanku
tentang kejahatan ini.

Seorang penyelidik harus dengan teliti
merekonstruksi kejadian masa lalu

- yang tidak dia saksikan.
- Ya, lewat bukti, kuharap.

Di sinilah kau pikir kau tahu,
tapi kenyataannya tidak. Paham?

Pada awalnya, seorang penyelidik
dipandu oleh logikanya,

tapi juga oleh hipotesis
yang muncul dari TKP.

Dia harus ikuti hipotesisnya
dan siap meninjau ulang

saat dia menyadari bahwa asumsinya
tidak berdasar dan tidak terbukti.

Tapi asumsimu memang tidak berdasar
dan tidak terbukti.

- Aku mengikuti bukti.
- Bukti apa?

Ada banyak bukti, Amanda.

Kait bra, pembobolan yang direkayasa.

- Aku tak merekayasa pembobolan.
- Tolonglah.

- Tenang. Dengar.
- Tidak.

Keterikatanmu pada teori bahwa
pembobolan itu direkayasa

adalah kesalahan yang menjadi
asal semua khayalanmu tentang aku.

Itu cara pandang, prasangka.

- Tolonglah.
- DNA-ku tak ada sama sekali di TKP.

Kau bilang aku menghapus

jejak DNA-ku yang tak terlihat
dan membiarkan jejak DNA Guede.

Itu mustahil. Itu prasangka.

Tidak adanya bukti itu bukanlah bukti
bahwa kau tak ada di sana.

Kau bilang aku menjalin cinta segitiga
dengan Rudy tanpa bukti apa pun.

Aku tak punya nomor teleponnya,
tak tahu namanya.

Dalam wawancaranya, Rudy selalu
mengatakan dia tertarik kepadamu.

Lalu kau bilang aku membunuh Meredith
karena apa?

Cemburu? Kebersihan?

Meredith tidak mengundangmu
untuk merayakan Halloween

bersamanya dan teman-teman Inggrisnya.

Kau pikir aku membunuh temanku

karena dia tak mengajakku
pergi minta permen?

Kuwawancarai para gadis Inggris itu.
Mereka semua membencimu.

Tapi, ya, pengadilan menilai motif itu

bukan bagian terjelas dari kasus kami.

Satu-satunya hal
yang bisa kau buktikan

adalah aku tinggal di rumah
tempat Meredith tewas.

Tapi aku tak ada di sana.

Tak bisa diperdebatkan.
Putusan akhir bilang kau di sana.

Aku bilang kepadamu
aku tak ada di sana.

Tak bisa menentang putusan itu.

Itu sudah final
dan menyatakan kau tak bersalah.

Aku tak peduli putusan itu.
Yang penting kebenaran.

Aku berkata jujur.

Apa yang kau mau dariku?

Batalkan semua ucapan dan perbuatanku?

Aku duduk di sini, aku datang.
Kau mau apa lagi?

Kenapa kau tak melihatku
saat kau melihat putri-putrimu?

Kau sering bilang, saat lihat mereka,
kau melihat Meredith yang malang.

Bahwa dia bisa saja mereka.
Tapi aku juga hanya seorang gadis.

Aku juga hanya seorang gadis muda.

Entahlah…

Aku tak membencimu, Amanda.

Lalu kenapa kau menyerangku?

Karena saat itu aku belum mengenalmu
seperti sekarang.

Jadi, kau takkan menuntutku sekarang?

Jika aku diminta menuntut kasus ini,

aku akan menolak
karena aku mengenalmu.

Jadi, kau tahu aku tak bersalah?

Giuliano…

Kau tahu aku tak bersalah.

Aku menegaskan posisiku sebagai jaksa.

Aku memutuskan berdasarkan hukum.

Dengar, Amanda.

Dalam hidup,
kita bisa membuat kesalahan.

Aku bisa saja salah
tentang beberapa hal.

Memang benar ada kebenaran hukum

dan ada kebenaran sejati.

Kita hanya bisa berusaha

sebaik mungkin untuk memastikan
kedua kebenaran itu selaras.

Dua kebenaran?

Satu kebenaran. Aku tak bersalah.

Hari ini adalah
hari peringatan kematian ayahku.

Dia sangat menyukai opera.

The Girl from the West karya Puccini
adalah favoritnya.

Dipentaskan di Florence.

Dia meminjam mobil temannya
untuk menonton opera itu.

Dipaksa keluar jalan oleh dua pemotor
yang berlomba melawan arus.

Dia meninggal
karena pelanggaran hukum.

Aku tumbuh tanpa ayah.

Itulah luka terbesar dalam hidupku.

Kemudian ada kita.

Terikat oleh kasus ini.

Aku menghukummu, kau menghubungiku,
dan kita bertemu.

Ini sungguh luar biasa.

Sesuatu yang hanya terjadi
dalam buku cerita.

Kurasa bukan kebetulan hari ini,
dari semua hari yang ada…

Gadis Barat-ku sendiri sudah muncul.

Tuhan melihat kita berdua menderita.

Aku melihatmu menderita.

Kau pria yang terbagi dua.

Kebenaran sejati

dan kebenaran hukum?

Jaksa dan pria itu?

Melawan diri sendiri.

Hidup sebagai dua hal
yang tak pernah bertemu…

Itu pasti berat.

Aku tak akan sanggup
hidup seperti itu.

Jiwaku gelisah.

Hei. Aku…

Maaf. Maaf aku harus mengganggu.

Susunya sudah habis.

Baik, aku segera ke sana.

Maafkan aku.

Aku harus menyusuinya.

Tentu saja.

Tak ada tugas yang lebih suci.

Aku juga harus pergi.

Aku punya rencana.

Baiklah.

Eureka cantik.

Anugerah dari surga.

Dia sudah mengubahmu, tahu?

Menjadi ibu akan mengubahmu.

Tidak.

Sebenarnya, itu belum mengubahku.

Yang kau lihat adalah
diriku selama ini.

Mari kuantar keluar.

Syukurlah. Hei, Amanda?
Kau baik-baik saja?

- Dia tak apa?
- Ya, hanya sedang mencerna.

Apa yang dia katakan?

Begitu banyak hal.
Dia menggenggam tanganku, Bu.

- Astaga.
- Aku tahu.

Dia minta maaf?

Tidak, dia tak menyesali perbuatannya.

Jadi, dia jahat.

- Tidak, dia percaya padaku.
- Dia percaya apa?

Dia bilang kau tak bersalah?

- Tidak dengan kata-kata itu.
- Jadi, dia pengecut.

Tidak. Dia percaya padaku
yang sekarang dia kenal.

Dia tahu aku tak mungkin melakukannya.

Jadi, dia akan mengatakan itu
di depan umum?

Dia sedang kacau.
Bu, pria itu berusaha.

- Dia berusaha?
- Dia berusaha. Ya.

Ibu hanya…

Selama ini, setiap langkah,

Ibu ingin bisa memasuki dirimu

agar Ibu bisa merasakan perasaanmu,
agar Ibu bisa bersamamu.

Tapi risiko ini, bagimu, bagi anakmu,

bagi Chris, dan ya, bagi Ibu…

Demi apa?

Sia-sia saja.

Sia-sia.

Ibu.

Ibu menunggu di mobil.

Pukul berapa dia bilang akan tiba?

Dia kirim pesan lima menit lalu.
Dia sedang memarkir.

Kurasa itu dia.

Raffa.

Amanda.

Ya, aku baik-baik saja.

- Edda.
- Hai.

Lihat dirimu. Kau tampan.

Tidak, Edda.
Ini hanya karena pakaian kerjaku.

Apa kabar?

Baik.

Hai.

Astaga. Maaf.

- Aku Chris.
- Ini Chris.

Suamiku.

- Senang akhirnya bertemu denganmu.
- Aku juga senang.

Ini Eureka.

Apa?

Anakku.

- Dia cantik.
- Terima kasih.

Bisa kita jalan-jalan sebentar?

Ya.

- Tentu.
- Ya?

Baiklah.

Ayo.

Kami akan kembali.

Kenapa?

Tak ada apa-apa.

Kau tampan.
Kau seperti pria sejati sekarang.

Kau juga sama persis.

Aku terlihat seperti pria?

Tidak.

Pembohong. Aku terlihat tua.

Aku punya kerutan sekarang.
Kau bisa lihat

- saat aku tersenyum.
- Kaki ayam.

Hampir benar. Kaki gagak.

Itu bagus. Artinya banyak tersenyum
selama bertahun-tahun, 'kan?

Aku tak yakin soal itu.

- Sekarang kau… Kenapa?
- Apa?

Kenapa?

Hanya saja…

Kita berada di Gubbio.

Akhirnya, ya?

Ya.

Gubbio, akhirnya.

Memang seharusnya begini.

Jadi, dapat yang kau inginkan darinya?

Dari Mignini.

Entahlah.

Mungkin. Mungkin aku gila.

Tidak gila.

Satu orang yang tak melihatmu
seperti yang kau harapkan,

satu orang yang enggan
tunjukkan kasih sayang.

Kau mengejar ini
meski ada cinta di depanmu.

Jadi…

Itu biasa.
Orang sering melakukan hal itu.

Ingin berdamai dengan orang
yang paling menyakitimu.

Bagaimana hidupmu, Raffaele?

Ada apa?

- Berkencan itu sulit.
- Ya?

Ya.

Ya. Wanita tahu siapa aku,
mereka tak tertarik.

Atau lebih buruk lagi, mereka tertarik
karena alasan yang salah.

Ya, aku tahu.

Aku membangun karier.

Akhirnya aku bisa meninggalkan Italia,
hidup baru di perusahaan teknologi.

- Ya?
- Antusias. Aku pindah ke Paris.

- Ya? Lalu apa?
- Bosku mencariku di Google.

"Maaf, Nak, kau dipecat.

Pulang ke negaramu."

Tahu apa yang sering kupikirkan?

Apa?

Malam saat kupaksa Meredith ikut

ke konser, yang tak seorang pun
mau ikut denganku.

Konser itu.

Le Grand Tango karya Astor Piazzolla
sedang dimainkan.

Kami penonton termuda,
setidaknya 30 tahun lebih muda.

Aku ingat menggoyangkan kepalaku
seperti di konser rock.

Meredith sangat malu.

Begitu bagian terakhir selesai,
kuperhatikan dia pergi.

Lalu aku menoleh,

dan kulihat
pemuda kutu buku berkacamata

sedang menatapku.

- Seperti itu.
- Kutu buku. Tidak, dia berotot.

Tentu saja. Berotot, tampan, dan…

- Ya.
- Ya.

- Lalu pemuda itu…
- Kutu buku.

Pemuda kutu buku
yang tampan dan berkacamata itu

mendatangi seorang gadis cantik
bermata biru.

Terima kasih.

Pemuda itu bertanya,
"Maaf, boleh aku duduk di sebelahmu?"

Dia tersenyum dan berkata, "Ya."

Bahasa Inggris-nya jelek.

- Bahasa Italia gadis itu juga jelek.
- Ya.

Ya, tapi mereka mengobrol
tentang musik.

Juga Seattle. Mereka sangat cocok.

Kau menyesal bertemu aku?

Kau menyesal mengenalku, Raffa?

Aku ingin jujur kepadamu.

- Baik.
- Baik.

Ada kalanya aku berpikir seperti itu.

Ya.

- Tapi sekarang tidak.
- Tidak?

Tidak.

Karena hatiku bisa merasakannya.

Hatiku sakit, pedih, hancur,
dan membuatku menderita.

Tapi… Aku tak mau kehilangan hatiku

karena itu bagian dari diriku
dan itu bagian terpenting.

Jadi, yang kusesali

adalah kau pulang hari itu
untuk mandi.

Astaga.

Ya, aku juga.

- Andai saja aku tidak…
- Ya, aku tahu.

- "Andai saja."
- "Andai saja."

Kau tahu kenapa aku lakukan itu?

Kenapa aku pulang pagi itu?

Karena aku ingin pakai rok.

Kau merencanakan perjalanan romantis
ke Gubbio untuk kita.

Kau membuatku merasa
seolah dalam film romantis.

Aku ingin berdandan untuk peran itu.

Kau mau mencari truffle?

Mungkin kita di sini saja
sedikit lebih lama.

- Setuju?
- Setuju.

Hai.

Hei.

Dulu, saat Ibu menjengukmu di penjara,

Ibu tinggal lama di Perugia.

Jarak antara kunjungannya begitu lama

karena Ibu hanya bisa menemuimu

- satu jam setiap Selasa.
- Sejam tiap selasa.

Ibu akan menghabiskan waktu
untuk memperjuangkanmu sebisa Ibu.

Tapi ada kalanya…

Ada kalanya seorang teman
mengajak Ibu makan siang

atau berkata,
"Ayo kita bersantai. Kita piknik."

Ibu akan minum anggur yang lezat
dan melihat pemandangan seperti ini.

Seseorang mungkin mengatakan sesuatu
yang lucu dan Ibu akan tertawa…

Ibu merasa sangat bersalah.

- Tak apa-apa.
- Karena…

Karena beraninya seorang ibu tertawa
saat putrinya…

Ibu lebih menderita dariku.
Ya, Ibu memang lebih menderita.

Aku tidak…

Entah bagaimana Ibu sanggup.

Setelah aku punya Eureka,

jika hal seperti itu terjadi padanya,

kurasa aku tak akan sanggup.
Aku tak sanggup.

Jadi, kau senang ke sini?

Selama 15 tahun, aku sudah…

dinilai berdasarkan sesuatu
yang tak kulakukan.

Untuk pertama kalinya
sejak usiaku 20 tahun,

aku merasa benar-benar melakukan
sesuatu untuk merebut kembali hidupku.

Aku ingin dia minta maaf
kepadaku. Sungguh.

Sungguh.

Kupikir…

mungkin aku ingin dia melihatku
agar aku bisa baik-baik saja.

Tapi sebenarnya, aku baik saja.

Aku baik-baik saja.

Aku datang dengan kebaikan.

Sebagai orang yang sangat kubanggakan,
dan hanya itu yang bisa kulakukan.

Aku hanya bisa lakukan itu.

Kurasa aku juga berpikir
Ibu akan bangga padaku.

Hei.

Ibu sangat bangga padamu.

Ibu mohon,
bisa kita pergi dari sini sekarang?

Ya.

Ada satu hal lagi.

Sayang, kau baik-baik saja?

Ya, kau keberatan
jika aku pergi sendiri?

- Tidak.
- Baiklah. Terima kasih.

Sudah takdir bahwa Meredith ada
di rumah malam itu dan aku tidak.

Aku yang beruntung.

Beberapa orang akan selalu kaitkan aku
dengan dia, dan sebaliknya.

Namun, sebenarnya, kami hanyalah
dua gadis di awal hidup kami.

Kami pergi berbelanja barang bekas,
membuat kukis, dan makan piza.

Semua hal biasa.

Aku benci harus menggali
lebih dari satu dekade trauma

hanya untuk meraih
kenanganku akan dia.

Meredith yang cerdas dan cantik.

Meredith yang ceria sekaligus serius.

Meredith yang penyayang dan bijak.

Aku tak pernah sempat
berkabung untuknya.

Namun, kupikir, dengan kembali,
aku akhirnya meratapi kami berdua,

hidup yang bisa kami miliki.

Aku tak mengira hidupku akan menjadi
kisah yang penuh liku ini.

Beberapa orang percaya
aku tak bersalah.

Beberapa mungkin masih menganggap
aku bersalah. Itu tak apa-apa.

Sulit lepas dari penilaian orang.

Sulit mengubah pikiran sendiri,
apalagi pikiran orang lain.

Perubahan tak pasti,
tetapi mungkin terjadi.

Aku tak bisa mengubah diriku.
Aku tetap aku.

Aku tetap berharap.

Diterjemahkan oleh Wienda Sari Wihanda